Jangan lupa vote dan koment, Ok 😘
^^
^
Happy Reading....
Instagram : unianhar
Memiliki keluarga yang lengkap dan saling menyayangi adalah impian semua anak di dunia. Bahagia bersama tanpa harus ada yang hilang salah satu dari mereka. Ada anak dan orangtua sebagai penyanggah rumah agar tetap berdiri kokoh. Tempat bagi anak untuk kembali berteduh dari dunia luar yang penuh problema. Rumah adalah surga bagi anak untuk kembali. Tapi bagaimana jika surga yang dimaksud harus retak dengan adanya perceraian?
Surga bagi keluarga Wirdiatama akan berakhir setelah penopangnya memilih jalan masing-masing. Bukan dengan maksud menyakiti tetapi mencari kebahagian dengan jalan yang tidak biasa. Mereka ingin anak-anak bahagia tetapi bukan berarti harus mengorbankan kebahagiaan mereka. Mungkin terdengar egois tetapi jauh dari lubuk hati mereka juga ingin bahagia.
Remasan kuat membuat selimut yang menutupi tubuh Suri tertarik ke atas, hatinya bagai dihantam sebongkah batu raksasa mencerna penjelasan kedua orang tuanya. Kepalanya sakit sampai ke dalam hatinya.
"Sebagai orangtua kami bahagia memiliki kalian, tapi sebagai pasangan kami tid...."
"Apa kalian....harus cerai?" Tanyanya pilu, rasanya ada sesuatu di dalam tenggorokannya yang mengganjal, tatapan pedihnya tergambar jelas dalam kedua bola matanya yang memerah, penglihatannya sudah memburam karena air yang tergenang dikelopak matanya bersiap untuk tumpah.
"Maafin kami, nak." sesal Leondaru serak.
Air matanya kini meluruh. Menutup mata sesaat ketika napasnya tercekat. "Tolong jangan lakuin ini!" Pintanya menggeleng penuh harap, bagaimana bisa mereka melakukan ini tanpa berpikir ulang?
"Papa sama mama balikan ya! Jangan pisah! Hiks...." isaknya tidak bisa menahan tangisnya, kedua tangannya meraih kedua tangan orangtuanya untuk ia satukan, "Jangan pisah demi aku, demi Matteo. Aku janji nggak betantem lagi sama Matteo. Aku janji bakal banggain kalian. Tapi aku mohon jangan pisah! Jangan! Hiks....pikirin nasib kami mama, papa!" Racaunya kalap dalam tangisan yang terguguh, sampai sekarang ia masih belum terima keputusan mereka.
Tangannya yang menyatukan tangan kedua orangtuanya terlepas, menangkup didepan dada seraya memohon belas kasih dengan derai air mata yang tak kunjung berhenti, "Sebagai anak kalian aku mohon....jangan pisah! Jangan pernah pisah!" Mohonnya menggeleng takut. Kalau mereka pisah Suri harus bagaimana? Apa yang akan ia lakukan? Suri harus ikut siapa? Apa pada akhirnya ia akan jadi anak terbuang? Lalu bagaimana kalau ia merindukan kedua orang tuanya? Memikirkannya saja membuat Suri meraung larut dalam lukanya yang semakin menganga. Bahkan setelah mendengar penjelasan mereka ia masih tidak terima.
Kedua tangan Suri yang masih tertangkup dilepas oleh Leondaru, memeluk putrinya erat ikut menangis menyesali semuanya. Mungkin ini akan menjadi penyesalan terbesarnya menyakiti putrinya dengan jalan ini tapi ia juga tidak bisa hidup dalam biruk rumah tangga yang terasa hambar baginya. Setiap saat bertengkar dan membuat anak-anaknya hidup seperti di neraka. Keluarga yang tidak harmonis akan mengganggu psikis anak-anak mereka dan mereka tidak ingin itu terjadi pada Suri dan Matteo.
Mempertahankan rumah tangga yang memang sudah retak hanya akan membuat mereka terluka. Mereka sudah terluka menjalani hubungan suami istri yang semu, meminimalisir adanya pertengkaran tetapi ujung-ujungnya meledak. Mereka tidak ingin anak-anaknya hidup dalam keluarga seperti itu maka dari itu Vella maupun Leondaru sepakat untuk berpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH KITA (Tamat)
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP) Suri benci Matteo. Matteo benci Suri. Kedua kakak-beradik itu saling membenci. Mereka tidak seperti layaknya kakak-adik pada umumnya, setiap kali mereka bertemu akan ada suara teriakan yang terdengar, baik Suri maupun Matteo sam...