06 || Ucapan Belasungkawa

4.5K 524 20
                                    

Instagram : unianhar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Instagram : unianhar

Pagi itu berbeda dari hari sebelumnya. Jika biasanya Suri datang disaat sekolah ramai atau kelas sudah diisi oleh manusia-manusia aneh maka hari ini ia datang disaat sekolah masih sepi, hanya ada pak Anton selaku satpam disana baru membuka pagar.

Suri duduk meletakkan tasnya, mengambil earphone dan menempelkannya dikedua telinganya seraya menjatuhkan kepalanya diatas tasnya. Ia menutup mata membiarkan kantuknya menerjang membuat ia terlelap dalam kelas.

Suri mengeram masih menutup mata merasakan tubuhnya diguncang, ia mengernyit berusaha membuka mata menghalau sinar matahari masuk kedalam jendela kelasnya. Suri berbalik mendapati Anya, teman sebangkunya sekaligus teman akrabnya dikelas.

"Gue bawa sandwich mau nggak?" Anya membuka box berisi sandwich didepannya, "Tadi gue nggak sarapan terus mama bekalin ini, mau nggak lo?" Tanyanya lagi mengigit sandwichnya. Suri merubah posisi duduknya tegap menoleh sekilas pada Anya lalu menatap sandwich yang Anya sedorkan.

"Thanks," Suri turut menikmati sandwichnya, Anya tersenyum sembari mengangguk. Suri dan Anya kenal sejak mereka masuk dikelas satu SMA, saat itu mereka sekelas, dulunya mereka tidak seakrab sekarang karena Anya dan Suri punya kelompok sendiri yang biasa disebut geng kemana-mana selalu bersama.

Setelah naik kelas Suri dan Anya tidak sengaja mengambil kursi yang bersebelahan, karena sudah kenal akhirnya mereka memutuskan untuk duduk bersama hingga keduanya terbilang cukup dekat.

"Suri," Anya memiringkan posisi duduknya kearah Suri, "Latihannya gimana?" Tanyanya penasaran, secara Suri adalah atlet yang dipersiapkan untuk timnas karate masa depan dan tentu saja ada perbedaan latihan sebelum dan setelah masuk pelatnas.

"Latihan kali ini cukup ketat"

"Lebih ketat mana latihannya atau baju si Devi?"

"Di Devi lah" sahut Suri mengundang cekikikan geli Anya.

"Eh, btw lo kenal kak Zigi nggak?"

"Nggak kenal sih cuman tau aja" jawab Suri jujur. Kenal dan tau jelas berbeda. Kalau kenal berarti mereka sama-sama tau, dia tau Suri begitupun Suri tau dia, kalau cuman tau berarti cuman satu orang yang tau kalau dia itu siapa. Seperti Suri saat ini, Suri cuman tau siapa itu Zigi Mahesa, karateka muda yang berhasil mengukir prestasi dikanca dunia.

"Itu maksud gue" Anya menegakkan posisi duduknya bersiap untuk bicara lagi, "Kalian latihan bareng?" Suri mengangguk, tentu saja mereka latihan bersama sebab mereka sama-sama atlet pelatnas, bedanya Zigi senior dan Suri junior.

"Gue ngefan banget sama dia, Suri. Boleh nggak gue nitip sesuatu buat dia?" Pinta Anya memelas berharap Suri mengabulkannya, Suri menatapnya menyelidik

"Lo ngasih gue sandwich karena lo mau minta gue bu...."

"Gue ngasih karena lo teman gue tau!" Sela Anya cepat tidak ingin Suri salah paham. Suri masih menatap Anya ragu sampai gadis manis itu menaikkan kedua tangannya membentuk tanda V bertanda dia serius, "Terus sebagai teman apa salah kalau minta bantuan teman sen..."

RUMAH KITA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang