09 || Arman punya cewek

4K 493 9
                                    

Instagram : unianhar

Suara hantaman terdengar disertai ringisan kecil keluar dari bibir mungil Suri merasakan punggungnya terhempas ke loker karena dorongan pria didepannya. Pria itu meletakkan tangannya disamping mengukung pergerakan Suri yang gemetar karena ketakutan.

"Gue tanya sekali lagi lo ngapain buka loker gue?" Zigi menatap Suri mengintimidasi. Pria berusia 20 tahun mengeratkan rahangnya, tak sengaja menangkap pergerakan tangan Suri ingin membawa tangannya kebelakang, perlahan tangan kanannya turun kebawah merebut amplop yang tengah Suri genggam erat.

Suri tersentak merasakan amplop itu kini berpindah tangan seraya menggeleng ingin merebutnya kembali tapi tatapan mematikan Zigi berhasil mematahkan nyali. Apa didepannya benar-benar Zigi? Kenapa pria itu sangat berbeda diluar dan dalam lapangan.

"Selain ini lo ngambil apa lagi?" Selidiknya memperhatikan Suri dari atas sampai bawah mencari sesuatu yang mencurigakan. Mendengar pertanyaan itu Suri reflek menggeleng.

"Nggak ngambil apapa selain surat itu" Sebelah alis Zigi terangkat tak percaya, "Seriusan kak aku nggak ngambil apapa selian surat ditangan kakak" perjelasnya takut Zigi salah paham dan mencapnya sebagai pencuri. Zigi mengangkat surat itu, memperhatikan amplopnya sembari mengingat siapa yang memberinya.

"Lo, kan?"

"Huh?"

"Lo yang ngasih surat ini, kan?" Suri mengangguk kalut, "Tetap diposisimu jangan gerak!" Titahnya mundur membuka amplop itu, Suri terbelalak ingin merebutnya namun Zigi lebih punya reflek mengangkatnya keatas sampai Suri tidak bisa meraihnya. Suri hanya sebatas bahunya, meski melompat mustahil Suri menggapainya. Kecuali ia menggunakan jurus karatenya. Tidak, Suri masih ingin hidup.

"Kak jangan dibuka! Suratnya salah! Ini buk...."

"Diam! Lo ganggu!" Zigi mendorong kepala Suri menjauh, tanpa melepaskan tangannya dari kepala gadis itu ia membacanya disela-sela pemberontakan Suri ingin dilepaskan, "Bangs*t?" Syok Zigi melebarkan matanya, Suri tersentak melihat tatapan tajam Zigi padanya, ia menggeleng tidak membenarkan, itu bukan punya dia.

"Bu...bukan punya aku kak. It..itu punya teman aku buat ka...."

"Banci? Kurang ajar? Sialan? Apa? Playboy? Mati aja lo?"

"Itu punya teman aku" panik Suri berusaha menjelaskan jika ada kekeliruan. Surat itu bukan miliknya, itu punya temannya yang ia tunjukkan buat orang lain tapi ia salah memasukkan isinya.

"Apa maksudnya ini?" Dengan mengangkat kertas yang kini remuk ditangannya Zigi menatap Suri menuntut penjelasan. Tau apa gadis didepannya tentang dirinya hingga berani mengatainya sekasar itu. Seumur-umur ia baru saja direndahkan oleh gadis yang tidak ia kenal sama sekali.

"Itu bukan surat dari aku" cicit Suri menunduk takut, seluruh tubuhnya meremang mendapati tatapan intimidasi darinya, selain seniornya di pelatnas dia juga karateka unggulan pertama kalau Suri macam-macam Suri bisa habis ditangannya. Dengusan terdengar seolah tidak percaya apa yang dikatakan gadis didepannya, alasan macam apa itu? Jelas-jelas yang memberikan surat itu dia, Zigi masih ingat jelas.

"Suri udah belu...Astaga?!"

Suri yang menempel kaku diloker menoleh pada Talita berdiri menutup mulutnya, matanya terbelalak kaget melihat seniornya itu sudah berdiri tepat dihadapan Suri yang memelas meminta tolong. Padahal Talita sudah berjaga-jaga didepan pintu tapi kenapa dia ada disana?

Sebelum menjalankan rencana keduanya sudah memastikan kalau semua karateka laki-laki ada dilapangan termasuk Zigi tapi kenapa pria itu? Talita mengangguk paham sekarang melihat pintu lain yang berada diujung sebelah kirinya, itu pintu penghubung dengan toilet, sudah dipastikan Zigi muncul dari sana.

RUMAH KITA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang