Part 40 || Malu tapi Dikit

3.5K 602 46
                                    

Instagram : unianhar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Instagram : unianhar

Aroma pewangi menyeruak menusuk indera penciuman di ruangan bernuansa putih itu. Sosok yang terbaring di ranjang membuka mata, sedikit buram lama-lama penglihatannya jelas menatap langit-langit sebelum mengedar kepunjuruh ruangan. Matanya kembali tertutup mengumpulkan kesadarannya yang belum pulih sepenuhnya.

Sekelabat bayangan kejadian kemarin berputar dikepalanya membuat wajahnya memerah padam, ia malu karena melanggar lalu lintas, menjadi pusat perhatian orang-orang di sana bahkan umpatan-umpatan kotor ditujukan padanya membuatnya tidak punya muka. Bayangan saat terserempet mobil memaksanya membuka mata mencerna semuanya. Ia terjatuh, kakinya terkena motor yang ikut jatuh dan sekarang ia berada di rumah sakit.

Kaki?

Matteo mendadak bangun menumpukan kedua tangannya yang terpasang infus di belakang tubuhnya, matanya tertegun menatap kaki kanannya digips, disanggah oleh sebuah bantal putih dibawahnya. Apa kejadian kemarin memang benar adanya? Berarti kakinya benar-benar terluka. Gelengan samar terlihat darinya berusaha menapik pikirannya, tidak mungkin.

"Nak, kamu udah bangun?"

Kesadaran Matteo kembali, mengerjap beberapa kali melihat papanya keluar dari kamar mandi menghampirinya. Seutus senyum tersungging dikedua sudut bibirnya melihat papanya sampai di depannya.

"Ada yang sakit?" Tanya Leondaru memperhatikan wajah Matteo.

"Papa kenapa bisa di sini?"

"Tentu saja jaga anak papa."

"Kok bisa tau kalau Matt di sini?"

"Papa emang di sini jagain Suri saat seseorang nelfon papa ngasih tau kalau kamu kecelakaan." Jawab Leondaru menjawab rasa penasaran Matteo. Semalam yang menelfon Leondaru adalah orang yang berada di tempat kejadian mengenakan ponsel Matteo, dia juga yang membawa Matteo ke rumah sakit yang sama di mana Suri di rawat karena rumah sakit itu cukup dekat dari tempat kejadian.

"Oh. Mama di mana?" Matteo tidak melihat mamanya.

"Semalam mamamu jagain kamu juga tapi sekarang dia sama Suri, mau papa panggilin?"

"Nggak usah!" Sergahnya menggeleng melihat Leondaru mengeluarkan ponselnya, "Biarin mama sama Suri. Kasian, nanti nggak ada yang jagain." Imbuhnya membuat Leondaru kembali menaruh ponselnya dicelananya.

"Kamu perhatian juga sama adikmu."

"Cuman kasian lebih tepatnya." Ralatnya memalingkan wajah ke arah kakinya. Berusaha menggerakkan kakinya namun hanya ringisan yang keluar menahan sakit.

"Jangan digerakin dulu, Matt! Dokter belum ngizini." Beritahu Leondaru mencegah Matteo yang tampak terus menggerakkan kakinya.

"Matt apa kamu lakuin?!" Pekik Vella memasuki ruangan inap Matteo menghampirinya, di belakangnya seorang doktet dan 3 perawat mendekati ranjang.

RUMAH KITA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang