(PART MASIH LENGKAP)
Suri benci Matteo. Matteo benci Suri.
Kedua kakak-beradik itu saling membenci. Mereka tidak seperti layaknya kakak-adik pada umumnya, setiap kali mereka bertemu akan ada suara teriakan yang terdengar, baik Suri maupun Matteo sam...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Salam sayang dari Matt
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Visualnya Suri cantik nggak ? 🥰
Jangan lupa tekan tanda ☆ dipojok kiri bawah, komentar dan terkhusus yang typo tolong dikoreksi oke oke okeyyy 🙈🙊🙉
Instagram : unianhar
Pagi ini sangat berbeda dari pagi-pagi sebelumnya bagi keluarga Wirdiatama, jika biasanya mereka selalu menyempatkan sarapan bersama maka pagi ini tampaknya mereka sangat sibuk. Tidak ada sarapan bersama lagi. Baik Leondaru dan Vella sama-sama berangkat lebih pagi tanpa sepengetahuan anak-anak mereka.
Matteo duduk dikursinya meletakkan kedua tangan diatas meja menatap kursi papa dan mamanya yang kosong, biasanya mereka lebih dulu duduk disana sebelum ia bergabung tapi pagi ini Matteo dikejutkan tanpa kehadiran mereka.
"Ini susunya, den" bi Mayang meletakkan segelas susu putih disamping Matteo sebelum meninggalkan tuan mudanya sendirian di meja makan. Matteo menatap susunya tanpa selera.
Derap langkah tergesa-gesa mendekat diruangan itu, semakin dekat, semakin dekat lagi sampai langkah itu menghilang entah kemana. Tidak ada tanda-tanda pemilik langkah mendekat membuat Matteo berbalik kebelakang mendapati Suri yang berdiri tertegun kearahnya.
Melihat pandangan Suri yang masih tertegun ditempat Matteo menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Katanya mama sama papa ada urusan makanya berangkat lebih cepat" cetus Matteo tidak yakin sebab ia juga tidak tau alasan orang tua mereka berangkat lebih cepat, tak ada pesan apapun yang mereka tinggalkan.
Tidak ingin memikirkan apapun Suri hanya mengangguk berusaha mengerti padahal ia tidak mengerti sama sekali. Ini pertama kalinya bagi Suri mendapati meja makan tidak satupun orang tuanya disana, hanya ada Matteo yang terlihat kebingungan sendiri.
Surinala bergabung di meja makan bersama Matteo, mereka duduk berhadapan, sarapan berdua tanpa ada pembicaraan diantara keduanya. Mereka hanya sarapan dalam diam, raga mereka ada disana namun jiwa mereka berkelana entah kemana. Rasanya tiba-tiba aneh tak ada orang tua mereka disana.
