Instagram : unianhar
Matteo ingin mengetuk pintu di depannya namun lebih dulu pintunya terbuka, sang empunya keluar melewati Matteo dengan penampilan yang bersiap untuk keluar. Celana sport pas body hitam, baju kaos putih juga pas body, rambut panjangnya digerai mengenakan topi putih dan tas ransel sudah menempel dipunggungnya.
Matteo menyamakan langkah mereka menuruni tangga, "Lo mau ke mana?"
"Mau ke apartemen papa" sahutnya melewati sofa di mana mamanya duduk bersama neneknya yang menatap kepergiannya.
"Mau gue anter?"
"Nggak usah! Gue bisa sendiri" tukasnya berlalu meninggalkan Matteo yang kini berhenti menghela napas kasar memijit pelipisnya. Tangisan Vella semakin pecah memukul-mukul dadanya di dalam pelukan ibunya.
Vella tidak bermaksud akan menyakiti anak-anaknya. Niatnya untuk berpisah murni demi kebaikan mereka bukan karena dirinya egois mementingkan diri sendiri. Jika saja Vella masih bisa bertahan maka sebisa mungkin ia melakukannya tapi sekarang ia tidak bisa lagi.
****
Kedua kaki Suri yang dibalut dengan sneakers berhenti di depan pagar, menoleh ke belakang menatap rumah berlantai dua di belakangnya dengan tatapan datar, mata bulatnya sedikit sembab mengedarkan pandangannya ke segala arah sebelum kembali menoleh ke depan melanjutkan langkahnya keluar dari pekarangan rumah di mana ia dibesarkan.
Suri berjalan cepat menuju gerbang komplek, menunduk menyembunyikan mata sembabnya agar tidak ada orang yang melihatnya, langkah Suri harus terhenti melihat sebuah motor Vespa berhenti menghalangi jalannya. Suri mengangkat kepalanya melihat siapa yang berani menghalangi jalannya.
Itu motor Arman teman sekelasnya sekaligus sahabat Matteo tetapi yang mengendarainya bukan Arman melainkan Delozi yang melambai padanya seraya tersenyum lebar.
"Naiklah! Gue bakal nganter ke manapun yang lo mau" katanya menepuk jok belakangnya, Suri tidak bergeming ingin melewatinya namun tangannya langsung dicekal, "Gue nawarin sebagai teman sekelas bukan sahabat Matteo" lontarnya mengeratkan tangannya dilengan Suri.
Delozi tau penyebab Suri dingin padanya karena dia bagian dari geng Matteo yang selalu mencari gara-gara pada Suri, meski Delozi tidak melakukan apa-apa tetap saja ia akan kena sebab ia selalu bersama mereka.
Diam hampir setengah menit Suri akhirnya mengangguk pasrah ditarik oleh Delozi ke arah belakang. Delozi mengulurkan helm diraih oleh Suri ogah-ogahan, memakainya tanpa melepas topinya lalu naik ke jok belakang dengan pandangan ke samping. Delozi terkekeh menyalakan mesin motor Vespa Arman membawa Suri pergi dari sana.
"Kita mau ke mana?" Tanya Delozi berhenti di depan lampu merah, cowok berwajah oriental itu mengibaskan tangannya ke depan menghalau polusi masuk keindera penciumannya, matahari cukup terik untuk keluar mengenakan motor, apalagi motor Vespa Arman yang kecepatannya bisa disandingkan dengan keong, bisa bulukan mereka sampai ketujuan.
"Ke mana aja" jawab Suri sekenanya.
Delozi mencuramkan alis menjalankan motornya melihat Suri dari kaca spion. Wajah gadis itu tetap sama, tidak ada ekspresi.
"Lo nggak ada tujuan?" Tanyanya hati-hati takut Suri merasa tersinggung. Suri tidak menjawab, ia hanya menoleh ke samping menutup mulut rapat-rapat. Delozi meneguk salivanya susah seakan di dalam tenggorokannya ada biji kedongdong yang tertahan.
"Kalau ke temp...."
"Ke mana aja. Terserah!" Selanya datar. Delozi mengangguk membawa Suri ke suatu tempat yang mungkin tidak pernah Suri pikirkan sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH KITA (Tamat)
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP) Suri benci Matteo. Matteo benci Suri. Kedua kakak-beradik itu saling membenci. Mereka tidak seperti layaknya kakak-adik pada umumnya, setiap kali mereka bertemu akan ada suara teriakan yang terdengar, baik Suri maupun Matteo sam...