Instagram : unianhar
Surinala menunduk, menatap ujung kakinya dengan bersandar di pintu kamarnya. Menghela napas dalam sebelum mendongak keatas langit-langit kamar menyamarkan air matanya yang memenuhi pelupuk bawahnya. Rasanya begitu sesak, bukan ini yang Suri harapkan.
"Suri, papa pamit."
Seraya mengigit bibir dalamnya, Suri meremas dadanya yang semakin sesak, meremas ujung baju kaosnya menahan perih didalam sana. Ucapan pamit dari balik pintu bagaikan sambaran petir yang menghancurkan hati Suri yang telah rapuh.
Meluruh kelantai Suri memeluk lututnya erat menenggelamkan wajahnya disana. Papanya benar-benar meninggalkan mereka. Suri kira dengan menolak bertemu papanya akan membatalkan niat bulatnya untuk berpisah rumah dengan mamanya tapi nyatanya papanya tetap pada keputusannya tanpa memikirkan perasaan Suri.
Sudah hampir 20 menit berlalu Suri masih diam dalam posisinya, larut dalam kesunyian tanpa suara papanya yang membujuknya untuk keluar dari kamar. Suri mengangkat wajahnya yang sembab, berdiri membuka pintu dan berlari menuruni tangga dengan kaki telanjang menuju teras rumah dimana mamanya berdiri di kusen pintu, didepannya ada Matteo yang berdiri kaku menatap kearah Leondaru yang memasukkan koper ke dalam mobil pribadinya.
Suri berhenti di pintu menatap kearah papanya yang benar-benar akan pergi meninggalkan mereka. Setetes air matanya terjatuh mumbuktikan betapa hancurnya hati Suri.
Leondaru menutup bagasi, mendekat kearah kemudi, menoleh dan mengangguk pada Matteo yang masih terpaku diposisinya menatapnya syok. Leondaru mengarahkan tatapannya pada sosok Suri yang berdiri tepat disamping Vella yang memalingkan wajah kesamping.
Suri memegang pintu, menggeleng pelan meminta papanya untuk tidak pergi meninggalkan keluarga yang telah bersamanya selama ini. Leondaru tersenyum menggerakkan bibirnya mengucapkan kata 'sampai jumpa' sebelum memasuki mobilnya.
"Papa" panggil Suri beranjak dari pintu. Leondaru berhenti, menoleh kebelakang mendapati Suri berdiri tepat didepan Matteo menatapnya penuh luka, matanya yang memerah membuat Leondaru tak kuasa untuk tidak berbalik memeluk putri kecilnya.
"Papa sayang sama, Suri" racau Leondaru memeluk Suri erat. Suri membalas pelukan papanya lebih erat takut untuk melepaskan. Entah kapan terakhir kali Suri mendengar kata sayang dari papanya, rasanya sudah lama, hari ini ia mendengarnya secara langsung diselingi dengan pelukan hangat yang menggetarkan hati, Suri mengingat ini pelukan pertama dari setahun terakhir papanya untuk dirinya.
"Emang papa harus pergi?" Lirih Suri bergetar.
"Kita bisa ketemu. Kalau kamu kangen datang temui papa di aparteman atau kantor. Papa akan disana" Leondaru mengurai pelukan mereka, tersenyum kecil mengelus kepala Suri lama, "Papa pergi. Jaga mama. Jangan sering beramtem sama abangmu" pesannya berbalik melangkah memasuki mobilnya berdehem sakit. Tanpa berbalik lagi pria itu menyalakan mesin mobil dan menekan pedal gasnya pergi dari sana.
Suri tertegun menatap kepergian mobil papanya, menghela napas pelan setelah mobil itu menghilang dibalik pagar. Suri berbalik melangkah cepat melewati Matteo yang tertunduk, saat mendekati pintu Suri melihat mamanya yang memaksakan diri untuk senyum. Suri memalingkan wajah, melewati tanpa bicara apapun.
****
Matahari cukup terik untuk beraktivitas di luar ruangan, namun itu bukan alasan bagi Matteo untuk tidak mengikuti latihan perdananya ditim persajak junior. Mulai dari kedatangan dan perkenalannya bersama anggota tim berjalan lancar, kecuali saat latihan pertamanya bersama tim membuat Matteo sedikit gugup. Seluruh jiwa dan raga Matteo fokus pada latihannya, tidak membiarkan urusan lain mengganggunya kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH KITA (Tamat)
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP) Suri benci Matteo. Matteo benci Suri. Kedua kakak-beradik itu saling membenci. Mereka tidak seperti layaknya kakak-adik pada umumnya, setiap kali mereka bertemu akan ada suara teriakan yang terdengar, baik Suri maupun Matteo sam...