Part 34 || Latihan Bersama

4K 656 71
                                    

Harapan buat Suri apa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harapan buat Suri apa?

Pas lebaran kemarin kalian tetap sholat di mesjid atau di rumah? Yang kalian suka dan enggak suka dari dari lebaran tahun ini apa? Kalau author jujur suka karena bisa lebaran dan ngumpul sama keluarga sebab tahun lalu author nggak lebaran sama mereka dan nggak suka itu ya karena pandemi ini, nggak bisa silahturahmi sama keluarga jauh, enggak bisa jalan-jalan ke tempat wisata favorit, huuhhhffttt semoga secepatnya berlalu ya gengs....amin

Happy reading....

^



^



^

Instagram : unianhar

Suara pintu mendecit menerobos indera pendengaran, pintu terbuka lebar membuat kegelapan di dalam sana menyapa keduanya yang berdiri di ambang pintu. Suri mengedarkan pandangannya bingung sekaligus heran kenapa Zigi membawanya ke sana.

Zigi masuk meninggalkan Suri di depan pintu memandang ke dalam di mana pria itu menghilang, tiba-tiba satu persatu lampu menyala menerangi tempat itu membuat Suri terperanjat memegang tali tasnya dikedua sisi.

"Masuklah!"

Teriakan itu menggema dari dalam, sang empunya muncul mengajak Suri masuk lalu menutup pintu paling belakang tempat itu. Suri masih berdiri menatapnya enggan untuk membuka suara, terakhir ia bersuara saat pria itu memaksanya masuk ke dalam mobilnya.

Helaan napas kasar keluar dari bibir seksinya, membuka topinya dan menyisir rambut panjangnya ke belakang menutup mata mengatur perasaannya yang keruh hari ini. Padahal moodnya saat bersama Delozi membaik tapi karena papanya sekarang moodnya kembali jelek. Suri mengedarkan pandangannya mencari sosok itu ke setiap sudut tapi ia tidak terlihat sama sekali.

Hati Suri mencelos mengepalkan kedua tangannya, topinya ia pegang terjatuh ke lantai bersamaan dengan dirinya yang duduk memeluk lututnya dan menunduk di sana.

Derap langkah semakin mendekat, Suri mendongak melihat Zigi mengulurkan tangan ke arahnya, Suri menatap uluran itu lalu kembali mendongak menatapnya bimbang, "Ayo latihan bareng, Surinala" ajaknya pelan sarat akan perintah mutlak.

Meski enggan Suri meraihnya hingga terpekik saat tiba-tiba tubuhnya tertarik ke atas, ia bulum menggunakan tenaganya untuk berdiri tapi pria itu menariknya tanpa memberinya aba-aba membuat Suri syok. Gadis berusia 17 tahun itu semakin syok saat wajah mereka begitu dekat dengan tangan yang digenggam menempel pada dada Zigi memberikan sengatan aneh pada tubuhnya.

Gugup tangannya ia tarik paksa, berbalik menuju ruang ganti dengan jantung berdegub kencang mengalirkan rasa panas disekujur tubuhnya. Suri meneguk salivanya susah seraya memegang tangannya, rasanya genggaman pria itu masih terasa di sana.

RUMAH KITA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang