Instagram : unianhar
Kedua kaki yang dibungkus sepatu hitam putih itu berlari menuju sebuah mobil BMW hitam yang sudah terparkir di depan gerbang sekolah. Tak jarang ia menabrak orang didepannya lalu meminta maaf tanpa berhenti. Larinya semakin kencang setelah ekor matanya menangkap sosok yang berlari tak jauh darinya. Tidak bisa dibiarkan, ia semakin mempercepat larinya untuk sampai disana sebelum benalu dunia itu mendahuluinya.
Sebentar lagi. Ia memberi semangat pada dirinya sendiri saat melihat mobil itu begitu dekat, tinggal beberapa langkah lagi ia berhasil lebih dulu sampai disana. Dan ya, ia berhasil meraih gagang pintu mobil bersamaan dengan dia. Dia yang selalu mengganggu hari-harinya. Ia mendesah kasar mendongak menatap jengkel cowok didepannya.
"Gue duluan." Judesnya tak ingin basa-basi.
"Enak aja! Gue yang duluan." Balasnya ketus mempererat tangannya pada gagang pintu.
Keduanya bersitatap dengan aura permusuhan. Dari kedua mata mereka keluar tegangan listrik yang bersiap menyerang orang didepannya. Mereka tidak boleh kalah, mereka harus menang dengan cara mengintimidasi rival didepannya.
"Minggir!" Sinis cowok bernametag Matteo Princeo Wirdiatama itu.
"Lo yang minggir!" Balas Cewek bernama Surinala Princessia Wirdiatama judes.
"Lo!"
"Lo aja!"
"Gue nggak ada waktu buat ladeni benalu dunia kaya lo," seringai Surinala berusaha melepaskan tangan kokok Matteo dari gagang pintu mobil.
"Dan lo pikir gue juga ada waktu nanggepin ampas dunia kaya lo?" Balas Matteo seakan lupa wajahnya babak belur karena cewek didepannya.
"Lo.."
"Iya gue, kenapa? Huh?" Tantang Matteo tanpa rasa takut. Surinala mendongak mengeratkan tangannya pada gagang mobil, sebelahnya lagi mengepal kuat ingin meninju dagu cowok didepannya.
"Maaf den nona, bukannya saya lancang." Sopir berusia 50 tahunan itu keluar dari mobil melihat ragu kedua anak majikannya, "Akan lebih baik berantemnya di dalam mobil saja, nggak baik berantem diluar diliatin orang." Sarannya menunjuk kebelakang kedua majikannya. Keduanya berbalik melihat banyak siswa dan siswi berdiri menonton mereka seakan bersiap melihat pertunjukan seru. Keduanya menatap kesal kearah mereka.
"Ladies first." Pungkas Surinala menghentakkan tangan Matteo didepannya seraya mendorong Matteo menjauh darinya. Matteo terbelalak ingin menarik Surinala keluar tapi cewek itu sudah duduk manis didalam mobil dengan bukunya. Matteo menghela napas pelan berusaha bersabar. Katanya orang sabar doanya dijabah.
"Kalian nggak berantem lagi?" Matteo menoleh dimana kerumunan siswa-siswi berada. Disana teman-teman seperlucknutannya berdiri menatapnya berbagai ekspresi. Marco menggeleng membuat Matteo sinis, pasti manusia penuh dosa itu berdoa agar Matteo dan Surinala berantem lagi didepannya. Matteo menyeringai menaikkan jari tengahnya kearah Marco sebelum bergegas menyusul Surinala masuk kedalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH KITA (Tamat)
Novela Juvenil(PART MASIH LENGKAP) Suri benci Matteo. Matteo benci Suri. Kedua kakak-beradik itu saling membenci. Mereka tidak seperti layaknya kakak-adik pada umumnya, setiap kali mereka bertemu akan ada suara teriakan yang terdengar, baik Suri maupun Matteo sam...