25 || Sidang Perdana

3.8K 589 60
                                    

Instagram : unianhar

Jangan lupa tinggalin jejak ya gengs ♥️

Matteo celingak-celinguk mengawasi sekelilingnya sebelum meraih sesuatu dari saku celananya, membukanya dan menaburkan kedalam dua gelas berisi minuman coklat dan kopi yang terletak di nampan. Mata hitam pekatnya sesekali melirik gelisah, takut ada yang melihat apa yang ia lakukan.

Buru-buru ia memasukkan kembali bungkusan itu dengan napas memburu, meraih nampan dan berbalik dari dapur. Namun ia dikejutkan dengan kehadiran Suri yang melipat kedua tangan didada menatapnya curiga. Matteo yang terkejut membuat nampan yang ia pegang terguncang hingga minuman yang ada dalam gelas sedikit tumpah, untungnya tidak mengenai tangannya. Matteo mengeram ingin melewatinya namun Suri menghalanginya tanpa melepaskan kecurigaannya.

"Minggir!" Seru Matteo melangkah, Suri kembali menghalangi.

"Suri," desis Matteo dengan gigi terkatup menatap Suri tajam. Suri yang memang tidak pernah takut pada Matteo tidak gentar untuk tetap berdiri didepan saudara kembarnya itu.

"Lo rencanain apa?" Tanya Suri to the point. Melihat gerak-gerik Matteo yang mencurigakan ia menyusulnya ke dapur dan tadi ia tidak sengaja melihat Matteo memasukkan sesuatu didalam sana.

Matteo menghela napas pelan, menatap lurus keatas kepala Suri lalu merunduk membalas tatapan curiga Suri yang menajam. "Ada. Intinya gue lakuin ini agar mama sama papa telat atau tidak jadi dateng ke persidangan mereka." Jawab Matteo jujur. Setidaknya untuk membuka peluang lebih besar Matteo harus menggagalkan persidangan pertama mereka. Matteo sudah bulat melakukannya meski ia tau konsekuensinya yang akan ia terima setelah ini.

Sudah menjawab pertanyaan Suri, Matteo melenggang pergi namun ia kembali berhenti merasakan lengannya ditarik, kesal karena jalannya terus dihadang ia berbalik menggeram memperlihatkan ketidak sukaannya. Suri mencibik seraya mendesis pelan, melangkah kedepan Matteo dan memasukkan sebuah sendok kedalam gelas dan mengaduknya cepat. Matteo membulatkan mulutnya tidak percaya, Suri menyeringai jahat mengeluarkan sendoknya dari sana. Untungnya saat ia mengikuti Matteo ia membawa sendoknya.

"Agar obatnya bekerja cepat" tandas Suri menepuk pelan bahu Matteo yang kini juga mengangguk semangat. Matteo lebih dulu menghilang dari dapur meninggalkan Suri yang berbalik memainkan sendoknya. Semoga rencana kali ini berhasil.

Matteo meletakkan nampan didepan kursinya mengambil perhatian kedua orang tua mereka yang duduk dikursi masing-masing. Malam ini kedua orang tua mereka datang bersamaan, tidak ada alasan untuk tidak ikut makan malam bersama, apalagi Matteo dan Suri membujuk mereka tanpa henti membuat mereka lelah dan mengalah. Setidaknya ini makan malam terakhir sebelum persidangan mereka esok hari dan makan malam terakhir Leondaru di rumah mereka sebelum ia pindah.

"Ini buat mama" Matteo mengulurkan gelas berisi minuman coklat pada Vella, "Buat papa" lalu memberikan kopi pada Leondaru. Mereka meminumnya tanpa menaruh curiga sedikitpun sebab Matteo terbilang sering membuatkan mereka minuman tiap kali pulang bekerja.

Matteo memperhatikan keduanya, menahan diri untuk tidak bersorak meminta mereka menghabiskan minumannya. Matteo tau ini salah, tapi dalam keadaan genting seperti sekarang membuatnya tidak memiliki jalan lain. Suri datang duduk di samping Matteo, menatap kedua orang tuanya yang telah menghabiskan minuman mereka, menunggu obat dalam minuman mereka bekerja Suri sibuk berhitung tak sabar dengan reaksi obatnya.

Suri dan Matteo memperhatikan kedua orang tua mereka tidak sabar, tidak menggubris pertanyaan mereka yang tiba-tiba ingin menutup mata, mereka seolah tuli dan bisu. Leondaru terhuyung kedepan dengan kening terbentur di meja, Vella menguap melipat tangan disana membiarkan kesadarannya menghilang. Suri dan Matteo lama terdiam sebelum terpekik girang mengatakan yes mendengar dengkuran halus papa dan mamanya.

RUMAH KITA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang