Instagram : unianhar
Pagi ini Suri dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang duduk di sofa membaca majalah sesekali memperbaiki posisi kacamatanya yang melorot. Tampaknya ia sangat serius hingga tidak menyadari Suri yang menghampiri dan memeluknya dari belakang.
"Nenek" panggil Suri meletakkan dagunya dibahu wanita rentah itu, meletakkan majalah dipangkuannya lalu mengelus sisi wajah kiri Suri dari samping, "Kapan nenek datang? Kenapa nggak ngasih kabar?" Cerocosnya pelan merasakan elusan lembut tangan keriput itu pada wajahnya. Diana, nenek Suri sekaligus ibu Vella tersenyum mengajak Suri duduk di sampingnya.
"Kalau kasih kabar nggak surprise dong namanya" sahut Diana memeluk Suri yang menenggelamkan kepalanya didada wanita tua itu, "abangmu mana?" Diana mengedarkan pandangannya mencari Matteo berharap cucu lelakinya itu menampakkan batang hidungnya. Rasanya sudah lama mereka tidak saling berkunjung karena kesibukan, Suri menggeleng tidak ingin menjawab, memeluk erat perut neneknya enggan melepaskan.
"Putri Diana!"
Pekikan kaget itu terdengar dari lantai atas, tepatnya ditangga atas Matteo berdiri melihat ke bawah tepat di sofa ada neneknya. Suri mencibik merasakan tubuh neneknya bergerak heboh, Suri yakin sebentar lagi neneknya itu akan melepaskan pelukannya.
Matteo berlari menuruni tangga merentangkan tangan ingin memeluk wanita tua itu, seperti yang Suri bayangkan kini neneknya melepaskan pelukannya menyambut kedatangan Matteo. Diana berdiri menunggu Matteo sampai dihadapannya meraih kedua tangannya melompat-lompat girang saking bahagianya akan pertemuan mereka yang sudah hampir setahun.
"Putri Diana kamu sungguh cantik hari ini" puji Matteo berhenti melompat masih memegang tangan neneknya.
"Terima kasih, Matteo. Nenek senang melihat perubahanmu, dulu kamu hitam dekil seka...."
"Makin tampan tentunya"
Diana menggeleng, "burik" cetusnya, Matteo melepaskan tangan neneknya dengan raut wajah datar. Diana terkekeh kembali duduk di samping Suri dan memeluk cucu kesayangannya itu. Semalam Diana tiba di rumah mereka tepat pukul 01.03, mereka sudah terlelap jadi Diana tidak membangunkannya apalagi Vella bilang kalau keduanya sibuk sekolah dan latihan.
"Hari minggu nggak ada latihan, kan?" Suri dan Matteo menggeleng, Diana tersenyum, wajahnya yang keriput masih terlihat cantik di mata kedua cucunya yang memang mengangumi sosok neneknya yang berwibawa itu, "Kalau gitu gimana kalau kita jalan-jalan hari ini?"
"Ke mana?" Suri mendongak pada Diana.
"Ke mana aja" Diana menyerahkan semuanya pada mereka.
"Gimana kalau ke timezone?" Usul Matteo
"Lo pikir nenek anak kecil main ke sana?!" Judes Suri mendelik, Diana mengelus punggung Suri memejamkan mata sekilas memberi kode untuk diam. Suri mendengus sedangkan Matteo mencibik buang muka.
"Suri, ngomong sama abang jangan pakai intonasi tinggi, nak. Nggak baik." Suri diam menekuk wajahnya menempel pada dada neneknya menyimak, "Matteo kan ngomongnya baik-baik jadi Suri harus ngomong baik-baik juga, jangan balas kaya tadi, Matteo nggak ada niat buat berantem tapi denger suara kamu nggak menutup kemungkinan Matteo akan salah paham kalau kamu yang mulai duluan cari masalah sama dia." Diana tersenyum mengalihkan pandangannya pada Matteo yang duduk diam membalas tatapannya.
"Kamu juga, Matt. Kamu kan abang, nenek harap kamu maklum sama adikmu. Suri orangnya keras, ngomong kasar juga udah jadi pembawaan dia, jangan diambil hati ya?"
"Kalau udah kasar banget mana bisa tahan?" Cicit Matteo memalingkan wajah
"Gue kasar karena lo sendiri!" Ketus Suri melotot pada Matteo
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH KITA (Tamat)
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP) Suri benci Matteo. Matteo benci Suri. Kedua kakak-beradik itu saling membenci. Mereka tidak seperti layaknya kakak-adik pada umumnya, setiap kali mereka bertemu akan ada suara teriakan yang terdengar, baik Suri maupun Matteo sam...