Part 36. Memberi Penjelasan

3.4K 591 52
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo semuanya, apa kabar?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo semuanya, apa kabar?

Ada yang nungguin updateannya Suri-Matteo?

Sorry ya telat banget updatenya soalnya aku baru selesai ngedit naskah 🤣 Kalau gitu langsung baca aja ya 😘

Happy reading..... jangan lupa vote dan komentarnya 🙈🤗

^


^


^


^

Instagram : unianhar

Dengkuran halus terdengar dari gadis yang terlelap di atas brankar rumah sakit, tangan kirinya dipasangi infus dan sebelahnya lagi diletakkan atas perutnya. Tanda pengenal berwarna pink melingkar dilengan kecilnya. Wajah cantiknya memucat dengan kerutan didahi dan alisnya meringis dalam tidur seakan memikirkan sesuatu di bawah alam sadarnya.

Telapak tangan Vella menyentuh keningnya beberapa detik, menariknya kembali seraya menghela napas lega, demam putrinya sudah menurun. Wajahnya yang cantik tampak lusuh, kedua lingkaran matanya menghitam akibat tidak bisa tidur semalaman karena terjaga. Ia berbalik mendapati ibu dan putranya memasuki ruangan inap itu seraya menatap sang putra khawatir.

"Kamu beneran nggak apapa, Matt?"

Matteo menelisik wajah mama yang sedikit suntuk dengan tatapan sayu. "Matt nggak apapa, ma. Istirahat cukup sama minum obat, Matt bakal sembuh kok" sahutnya memegang tangan mamanya yang menangkup wajahnya khawatir. Sebagai ibu tentunya Vella khawatir dan sebagai anak Matteo tau kalau mamanya sangat khawatir, apalagi ditambah Suri yang harus diopname karena keadaannya lemah sekali. Dokter juga menyarankan Matteo untuk diopname tetapi cowok itu menolak, ia akan baik-baik saja tanpa diopname.

"Kalau gitu kamu pulang aja sama nenek, mama tetap di sini jagain adik kamu," seru Vella meremas tangan putranya. Andai saja mereka tidak demam bersamaan tentunya itu akan meringankan beban pikirannya. Ia khawatir, resah, kalut dan takut terjadi apa-apa dengan kedua anaknya.

RUMAH KITA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang