5.Si kutub utara

660 65 16
                                    

Aksa masih saja setia menemani gadis itu di UKS, sudah beberapa menit berlalu Clara belum sadar juga, Aksa sedikit Khawatir kepada gadis itu dia berniat membawa Clara ke Klinik tetapi di cegah oleh pengurus UKS katanya Clara hanya lelah saja dan mungkin juga tidak sarapan.

Mata Aksa membulat saat melihat luka cakaran di lengan dan leher gadis itu bahkan di pipinya juga masih ada luka cakaran yang sudah mulai kering.

Aksa baru sadar mengapa gadis itu terus menerus memakai Hoody ternya untuk menutupi luka yang ada di tubuh nya.

Aksa melirik betis Clara banyak sekali luka lebam di sana, Aksa mengepal tangannya pikirannya kini tertuju kepada si bajingan Tian, siapa lagi jika bukan dia yang menyakiti Clara.

"Lo kenapa?" Tanya Clara bingung melihat wajah Aksa memerah seperti menahan amarah.

"Lo udah sadar Cla?" Tanya Aksa mencoba menenangkan diri.

"Belum, masih pingsan gue." jawab Clara ketus.

"Tumben tuh mulut ngomong panjang." goda Aksa yang mendengar Clara berbicara sepanjang itu.

Clara tidak menggubris Aksa dia kembali acuh kepada laki-laki itu.

"Kok bisa pingsan sih?" Tanya Aksa sedikit ketus.

"Dari semalam nggak makan." jawab gadis itu lalu turun dari brangkar.

"Kalo diet kira-kira kali Cla." omel Aksa dia memang sedikit posesif kepada Clara.

"Siapa juga yang mau diet." ujar Clara lalu pergi meninggal kan Aksa di UKS.

"Terus kenapa nggak makan?" Tanya Aksa sembari mengekori gadis itu.

"Nggak sempat." jawab Clara yang masi terus berjalan.

"Ikut gue" Aksa menarik tangan Clara mau tidak mau Clara harus mengikuti Aksa dia sangat malas berdebat dengan orang itu.

Aksa mendudukkan gadis itu di kantin semua pasang mata melihatnya karena baru kali ini Clara mau makan di kantin di tambah lagi dia di temani oleh Aksa.

Sedangkan yang sedang di lihat merasa risi karena luka yang ada di tangannya, di lupa mengambil Hoody nya yang tertinggal di UKS. Aksa yang mengerti posisi gadis itu langsung mengambil Hoody yang ada di dalam tas nya lalu memberikannya kepada gadis itu.

Semua yang melihatnya salah fokus bahkan ada siswi yang menjatuhkan bakso yang kini sudah berada di dalam mulutnya tetapi terjatuh karena mangap melihat tingkah Aksa yang begitu menggemaskan menurut mereka.

"OMG Aksa cute banget sih."

"YaAllah romantis banget.'

"Mau deh jadi kak Clara."

"Mau jadi Hoody nya, udah di pegang Kak Aksa di pake lagi sama Kak Clara."

"Jadi kangen kak Clara yang dulu."

"Yang satu cantik satunya lagi ganteng. Gue iri sumpah."

"Andai aja Clara nggak dingin pasti mereka cocok banget."

Begitulah seruan para Fans garis keras mereka walaupun sudah banyak yang kecewa kepada Clara karena berubah Menjadi dingin seperti Kutub Utara tetapi mereka masih gemes saja jika melihatnya bersama Aksa.

"Entar gue anterin balik yah." pinta Aksa.

"Gue bawa motor." tolak Clara jangan sampai Aksa mengantarnya lalu dia bertemu dengan Tian, sungguh bukan Aksa yang akan celaka tapi gadis itu yang akan menanggung akibatnya.

"Gue duluan." pamit Clara lalu pergi ke kelas nya, dia masih saja dengan wajah dinginnya tanpa senyum ataupun ekspresi sedikit pun.

Clara berjalan memasuki kelasnya semua yang ada di dalam kelas itu tertuju kepada Hoody yang di pakai gadis itu. Siapa yang tidak kenal dengan Hoody yang di pakainya itu adalah Hoody kesayangan Aksa.

"Hmmm! Kayak kenal tuh Hoody?" Seru Rachel. Tetapi tidak di hiraukan sama sekali oleh Clara.

"Susah yah kalo lagi ngomong sama sih Kutub Utara" lanjut Rachel yang kesal karena terus saja di acuhkan oleh Clara.

Clara masih saja tidak menghiraukan Rachel kini dia memilih fokus kepada buku yang dia baca.

"Lo emang aneh Cla! Suka males malesan tapi kalo urusan belajar nomor satu." Rachel masih saja mengoceh walaupun tidak di hiraukan oleh Clara.

"Malas boleh, bego jangan" ujar gadis itu kembali fokus kepada bukunya.

"Tau ahh, malas bicara sama lu serasa ngomong sama batu" ujar Rachel malas lalu pergi dari bangku Clara.

Tingg!

Clara meraih ponselnya saat mendengar notifikasi masuk di ponselnya.

Tian
Pulang sekolah temuin gue di tempat biasa.

Sebenarnya Clara tidak mau bertemu dengan Tian karena ujung-ujung nya pertemuan mereka akan berakhir dengan kekerasan. Tapi jika Clara tidak menemuinya itu akan lebih bahaya lagi.

Setelah bel pulang berbunyi Clara langsung saja pergi dari sekolah nya itu, seperti biasa gadis itu tidak akan membawa motornya pergi.

Clara duduk di restoran sembari meletakkan bantal sofa di atas pahanya agar pahanya tidak terekspos karena rok nya yang begitu pendek.

"Tumben lo datengnya cepet." ujat Tian yang kini duduk di samping Clara.

"Kenapa ngajak ketemu?" Tanya Clara tanpa basa basi.

"Emang kenapa kalo gue ajak lo ketemu? Lo kan pacar gue"

"An kita itu udah hampir setahun lo pacaran tapi lo perlakuin gue seenak lo, bahkan lo sering selingkuh dan gue maklumin semua itu. Tapi kesabaran gue udah habis jadi gue minta kita akhirin semuanya." jelas Clara memberanikan diri kini dia sudah lelah menjalin hubungan dengan Tian.

"Cihhh, lo sekarang berani banget yah ngelawan gue. Belajar dari mana lo."

"Lo nggak bakalan pernah pergi dari hidup gue." lanjut Tian lalu pergi meninggalkan gadis itu.

Clara hanya bisa meneteskan air matanya dia tidak tau lagi haru bagai mana dia lepas dari laki-laki itu.

Shira membuka kamar Clara mencoba untuk membersihkannya saat melihat kamar itu Shira sempat bingung karena seperti tak berpenghuni. Karena merasa curiga Shira membuka lemari baju Clara dan benar saja pikiran nya bahwa Clara pergi dari rumah itu.

"Anak nggak tau di untung, gede aja baru ngelunjak" gumam Shira emosi saat mengetahui jika anaknya itu tidak ada di rumahnya.

"Awas aja kalo saya nemuin kamu Clara" lanjut Shira tertawa sinis.

Ini yang membuat Clara tidak mampu tinggal bersama Mamanya. Karena bukan hanya ayah tirinya yang menyakitinya tetapi mamanya juga.

Clara berjalan memasuki gerbang sekolah masih dengan Hoody yang di berikan Aksa tadi kini matanya sembab akibat menangis tadi.

"Dari mana?" Tanya Aksa yang sedari tadi duduk di motor gadis itu.

Tetapi Clara masih saja dingin sedingin kutub utara.

"Lo abis nangis lagi?" Tanya Aksa yang kini sudah turun dari motor gadis itu.

Clara memilih mengambil motornya lalu pergi dari tempat itu.

"Tinggalin dia!" Suruh Aksa sedangkan Clara yang mendengar itu menghentikan motornya dia tau apa yang di maksud oleh Aksa.

"Itu bukan urusan lo" balas Clara dengan dingin lalu kembali pergi meninggalkan Aksa yang kini mematung. Dia tidak tau lagi haru bagaimana menghadapi Si Gadis Kutub Utara itu.



Traumatic (SELESAI)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang