7. Tinggal+berangkat bareng

701 63 20
                                    

Clara berjalan keluar kamar dia mencoba mencari pemilik apartemen itu dia melihat sekeliling lalu matanya tertuju pada orang yang sedang tertidur di sofa.

Daripada terjadi kejadian seperti kejadian tadi malam, mending gadis itu membangunkan Aksa dengan cara lain. Kini dia berjalan ke arah meja dia melihat kemoceng di sana.

Clara meraih kemoceng itu saat dia mencoba menyodorkan kepada Aksa tangan Aksa lebih dulu menahannya.

"Mau ngapain?" Tanya Aksa dengan nada serak yang menurut Clara itu suara yang seksi.

"Bersihin debu." ujar Clara lalu pergi dari tempat itu.

"Lo mau kemana?" Tanya Aksa sembari berjalan mengikuti gadis itu.

"Pulang lah." ujar gadis itu ketus.

"Sama gue." Aksa menarik tangan gadis itu dia menggenggamnya keluar dari apartemen.

Clara hanya terdiam saja begini-begini Aksa itu kerasa kepala dan Clara bukan malas tapi memang tidak mau berdebat dengan Aksa itu sama hal nya membuang-buang surah mahal gadis itu.

Aksa melajukan mobilnya pergi dengan gadis yang kini duduk manis di sampingnya kini jam baru menunjukkan pukul 05.30. tetapi dua orang itu sudah pergi saja.

"Lo kenapa ada di jalan itu semalam?" Tanya Aksa to the poin.

"Bukan urusan lo." jawab Clara ketus lalu memilih menoleh ke jendela mobil.

"Gue nggak suka sifat lo yang kaya gini!" Tegas Aksa jujur.

"Bodoh." Andai saja gadis di samping Aksa itu permen sudah di pastikan dari tadi Aksa mengigit nya.

Sebenarnya Clara juga ingin tau kenapa Aksa bisa menemukanya, apa yang membawa Aksa sampai di jalan sepi itu.

"Loh kok kita ke sini sih? Lo mau turunin gue di jalan ini? Dasar psychopath." omel Clara yang melihat sekeliling dia kenal sekali tempat ini, ini jalan semalam tempat Tian maha benar itu menurunkannya dalam ke adaan pingsan.

"Psychopath apaan. Pacar lo Psychopath! Ini jalan ke rumah gue." balas Aksa sedikit ketus, bisa-bisanya Aksa yang lebih ganteng dari  Shawn Mendes di samakan dengan Psychopath.

"Ngapain ke rumah lo?" Tanya Clara.

"Mau ganti baju dulu."

"Kalo orang tua lo nanya gimana? Kalo mereka tanya-tanya gue gimana?" Aksa hanya tersenyum melihat gadis itu kini sisi cerewet itu kembali lagi.

"Mama sama Papa lagi di luar kota." jawab Aksa santai.

Clara memilih menunggu  Aksa di dalam mobil saja dia malu untuk masuk ke dalam rumah Aksa jangan sampai ada orang yang melihatnya dan berfikiran tidak-tidak.

Beberapa menit kemudian Aksa keluar dari rumah itu dengan seragam sekolah yang rapih dan rambut yang tatkala rapih yang membuat Clara sedikit terpesona kepadanya tetapi tetap saja Clara masih dingin seperti biasanya kini dia memilih menatap lurus ke depan.

Setelah dari rumah Clara mereka langsung saja ke sekolah tanpa berlama-lama. Aksa ingin sekali menanyakan tentang kekasih Clara sebab dia tidak pernah ketemu dengan laki-laki itu, tetapi Aksa urungkan niatnya karena dia tidak mau merusak mood Clara di pagi hari.

"Diam di sini." suruh Aksa saat mobil nya berhenti di parkiran sekolah.

Clara hanya terdiam memilih mengikuti kemauan laki-laki itu.

Saat Aksa membuka pintu semua murid melirik ke arahnya, mereka penasaran siapa yang berangkat bersama Aksa. Pasalnya semenjak Clara memiliki kekasih tidak ada lagi yang berangkat dan pulang bersama Aksa.

Traumatic (SELESAI)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang