19.Pembalut

588 38 14
                                    

Sesuai kata Aksa malam ini dia benar-benar menjemput gadis itu, kini Aksa sudah berada diparkiran apartemen Clara dia langsung saja masuk dan naik ke atas apartemen gadis itu.

Tokk tokkk tokkk

"Assalamualaikum Cla!" Ujar Aksa memberi salam, tetapi tidak ada jawaban dari Clara.

Aksa mendorong pintu itu ternyata tidak di tutup rapat.

"Kebiasaan banget sih pintunya nggak di tutup," ujar Aksa yang langsung saja masuk ke dalam apartemen Clara.

"Cla! Lo dimana?" teriak Aksa kembali sembari menyusuri apartemen itu.

"Aksa itu lo?" Teriak Clara entah darimana yang membuat Aksa pusing mencarinya.

"Iya lo dimana?"

"Gue di kamar mandi, lo mau ngapain ke sini?"

"Kan gue udah bilang tadi, malam ini kita jalan." jelas Aksa yang kini memilih duduk di sofa.

"Gue bisa minta tolong nggak," teriak Clara dari dalam kamar mandi.

"Minta tolong apaan?" Tanya Aksa dengan senang hati.

"Beliin gue Pembalut." tanpa berfikir fikir gadis itu langsung saja berteriak kepada Aksa.

"Hah apaan?" Bingung Aksa dengan apa yang di maksud oleh Clara.

"Pembalut Aksa, gue lagi dapet nih." gadis itu masih saja teriak kepada Aksa.

"I-iya bentar." ujar Aksa yang masih saja bingung dengan apa yang akan dia beli.

"Yang ada sayapnya!" teriak Clara yang masih bisa di dengar oleh Aksa.

"Sayap? Emang tuh pembalut mau terbang pake sayap segala." gumam Aksa yang masih saja bingung.

Aksa berjalan memasuki Minimarket dia menyusuri setiap rak dan mencari apa yang akan dia beli. tetapi sesampainya Aksa di rak tempat barang itu, dia melihat keluar terlihat jelas dari luar orang-orang yang sedang memandanginya, perempuan ataupun laki-laki memandanginya dengan raut wajah yang sama.

Kini Aksa sedikit ragu akan mengambil barang itu karena terus di pandangi oleh orang-orang yang sedang duduk di teras minimarket itu.

"Untung aja yang nyuruh Clara, kalo cewek lain mana mau gue." gumam laki-laki itu lalu mengambil pembalut dengan kasar di rak itu.

"Ehh dia beli pembalut." ujar salah satu gadis yang sedang berada di luar teras minimarket.

"Pacarnya beruntung banget."

"Itu bukannya kak Aksa kapten basket SMA Rafflesh?"

"Sweet banget sih,"

"Andai gue pacarnya dia beruntung banget gue."

Aksa mencoba tidak menghiraukan gadis-gadis yang kini gemas dengan tingkah Aksa yang rela membeli pembalut walau mereka tidak tau itu untuk kekasihnya atau untuk siapa.

"Loh Aksa!" sapa salah seorang murid SMA Rafflesh.

"Apa?" ujar Aksa ketus.

"Buat siapa?" Tanya Siska yang kini sedang menahan tawanya melihat Aksa sedang memegang pembalut.

Aksa menyodorkan pembalut serta selembar uang seratus ribu kepada Siska "bayarin gue, gue tunggu di depan." ujar laki-laki itu. malam ini dia setengah mati menahan mau hanya karena gadis itu.

Setelah menunggu sekitar lima menit akhirnya Siska keluar juga dan membawa barang yang di beli Aksa tadi.

"Sini!"

Traumatic (SELESAI)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang