9. Menjauh

642 49 24
                                    

Sudah dua hari semenjak kejadian itu Aksa terus menjauhi Clara dia tidak lagi dekat-dekat ataupun perhatian kepada Clara.

Clara merasa ada yang berubah dari Aksa tapi dia tetap saja tidak peduli sebab ini kan memang permintaan Clara kenapa dia harus seperti menyesal.

Kini Clara masih sama memakai Hoody lalu memakai topinya untuk menutupi kepalanya dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku Hoody nya dan berjalan melewati koridor dengan menunduk.

Dia duduk di bangkunya lalu kembali membaca buku mencoba menyibukkan dirinya, entah kenapa dua hari semenjak Aksa menjauhinya dia terus menerus kepikiran dengan laki-laki itu. Apakah benar jika Aksa marah karena perkataan Clara?

Pak  Suryo si guru Biologi masuk ke dalam kelas XII IPA 4 kelas yang menurut para siswi di SMA itu adalah kelas para cogan.

"Pagi anak-anak." sapa Pak Suryo sembari meletakkan bukunya di atas meja.

"Pagi pak!" Balas semua murid yang ada di dalam kelas itu.

"Yang bapak sebut namanya silahkan keluar." ujar Guru itu.

"Aksara Licio, Nathaniel Gio, Valencia Audrey, Amanda Amira dan Denta michell. Silahkan kalian keluar dan yang bapak tidak sebut namanya tetap berada di dalam kelas untuk melakukan remedial." tegas pak Suryo.

"Pak saya mau protes." ujar seorang siswa tidak terima namanya tidak di sebut.

"Mau protes apa kamu?" Tanya Pak Suryo.

"Kok nama saya nggak ada si pak." protes siswa itu.

"Nama kamu siapa." tanya Pak Suryo kepada siswa itu.

"Astaghfirullah Bapak! Bapak beneran lupa sama Nama saya? Raja Leo Aiden  Pak cowok paling ganteng di sekolah ini." ujar Raja pd, memang dia itu tampan tetapi ketampanannya hilang karena ketololannya.

"Nilai kamu kurang satu." ujar Pak Suryo santai.

"Yaelah Pak kurang satu juga." Raja masih memprotes.

"Maksud saya nilai kamu kurang satu baru dapat Nol!" Tegas pak Guru itu lalu semua murid yang berada di kelas itu menertawakan Raja.

Aksa berjalan keluar kelas dengan gaya Cool sembari mengunyah permen karet lalu memilih duduk di koridor.

"Gue boleh gabung nggak." ujar Gio yang kini duduk di samping Aksa, walaupun satu kelas kedua orang itu tidak akrab pasalnya Aksa sangat sulit untuk di ajak bergaul.

"Hmmm." balas Aksa lalu kembali menatap ke arah lapangan.

"Gue liat belakangan ini lo ngejauh dari Clara." ujar Gio yang menyadari jika Aksa menjauh dari Clara.

"Dia yang minta." balas Aksa yang masih saja memandang lurus ke depan.

"Lo kan tau kalo Clara emang gitu sekarang di itu minta kita semua ngejauhin dia."

"Ini beda Gi!" Ujar Aksa mengingat bagaimana Clara memintanya pergi.

"Maksud lo?" Tanya Gio bingung dengan apa yang di katakan Aksa.

"Lo tau pacarnya Clara?" Tanya Aksa.

"Sebastian thie! Dia akrab di panggil Tian dia berandal dari SMA Jaya Sakti." jawab Gio dia sangat kenal dengan orang itu tetapi dia tidak pernah mencampuri urusan Clara karena dia tau hal itu yang paling tidak di suka oleh Clara.

"Gue sempat gebukin dia karena berani nampar Clara, terus Clara marah sama gue bahkan dia nampar gue karena gebukin pacar dia." jelas Aksa lalu terkekeh mengingat tingkah bodohnya.

"Katanya dia kecewa sama gue tapi gue lebih kecewa sama dia." lanjut Aksa.

"Lo yang sabar, Clara emang gitu orangnya." Gio mencoba memberi pengertian kepada Aksa. Aksa hanya tersenyum mendengar itu.

Bel istirahat sudah berbunyi kini ketiga gadis itu berjalan ke kantin melewati lapangan basket, sebenarnya Clara tidak mau ikut bersama dua orang ini tetapi karena terus di paksa jadi gadis itu memilih ikut saja.

"OMGGGG!" teriak Rachel saat melihat Aksa sedang bermain basket di lapangan bajunya dia biarkan keluar dan kancing atas bajunya dia buka di tambah keringat yang membuat Aksa semakin Cool saja.

"Oppa!" Rachel kembali teriak yang membuat Clara juga ikut melirik laki-laki itu awalnya Clara terpesona tetapi saat melihat sekitar dia malah berfikir jika laki-laki itu tebar pesona agar banyak yang melihatnya.

"Gila ini mah udah kaya nonton konsernya BlackPink! Tuh para cabe kumpul semua." seru Dania yang melihat siswi siswi sedang bersorak kepada Aksa.

Clara hanya acuh lalu pergi dari tempat itu "lah kenapa tuh bocah?" Tanya Dania melihat Clara pergi.

"nggak tau gaje dia." balas Rachel lalu kembali memandangi Aksa.

"Aksa tampan banget sih mana Cool banget lagi." seru Rachel tidak bisa memalingkan matanya dari Aksa.

"OMG gue mau jadi botolnya." Rachel kembali berteriak saat melihat Aksa meminum Air.

"Lebay banget lo!" Ujar Dania menampol Rachel.

"Lo mau ke kantin apa nggak?" Lanjut Dania.

"Lo duluan aja deh, gue kayaknya lagi jatuh cinta sama Aksa." ujar Rachel, memang baru kali ini Rachel terpanah oleh ketampanan Aksa.

"Biar lo salto salto dari atap sekolah Aksa tetap nggak bakalan mau sama lo!" Ledek Dania lalu pergi meninggalkan Rachel.

"Bibir lo lama-lama jadi Twin sama bibirnya Clara! Nusuk banget kalo ngomong." teriak Rachel yang kini mengikuti Dania dari belakang.

Bukannya ke kantin Clara malah memilih ke perpustakaan, dengan mengandalkan tubuhnya yang tidak begitu tinggi Clara mencoba meraih buku yang berada di Rak paling atas. Karena sadar jika dia tidak bisa meraih buku itu Clara kemudian menarik kursi untuk membantunya.

"Mau ambil yang mana?" Tanya seseorang yang kini berdiri di belakang gadis itu yang membuat Clara terdiam di atas kursi.

"Bu-buku yang coklat." jawab gadis itu terbata.

Setelah laki-laki itu mengambil bukunya bukanya pergi dari belakang Clara dia malah terus berdiri di sana yang membuat Clara tidak bisa bergerak. Jika Clara membalikkan tubuhnya sudah pasti wajahnya akan berpapasan dengan laki-laki itu pasalnya kursi yang dia tempati tidak begitu tinggi.

"Ng-ngapain masih di situ." tanya Clara sedikit gugup.

"Balik." suruh Aksa! Yang ada di belakang gadis itu adalah Aksa entahlah mengapa Aksa kini berada di perpus, bukanya tadi dia ada di lapangan basket?

"Nggak." tolak Clara. Yang betul saja Aksa menyuruhnya membalikan badan yang ada nanti malah terjadi sesuatu yang tidak-tidak.

"Kepala batu." ujar Aksa kesal.

"Bodoh." balas gadis itu.

"Balik nggak." Aksa membalik bada gadis itu yang membuat hidung Clara mengikis hidungnya. Clara membulatkan matanya setelah merasakan itu.

Aksa mendekat kepada gadis itu yang membuat Clara refleks memejamkan matanya "jauhin bajingan itu." bisik Aksa. "Buka mata lo, gue masih waras." lanjut Aksa dia paham mengapa Clara memejamkan matanya.

Setelah itu Aksa langsung saja pergi dari perpus sedangkan Clara menarik nafasnya dalam-dalam akibat perbuatan Aksa.

"Andai lo tau Sa, gue juga nggak mau terus-terusan sama dia" batin gadis itu saat mengingat kata-kata Aksa tadi.

Traumatic (SELESAI)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang