51. Mudah dekat?

451 30 0
                                    

Karena merasa bosan, Dania memilih untuk membantu teman-temannya yang ada di atas panggung karena mereka belum selesai juga mendekor panggungnya.

Dania mudah berbaur dengan murid-murid dari SMA Jaya Sakti kini mereka sedang membicarakan tentang Clara, tentang bagai mana sosok gadis sang pemimpin itu.

"Clara sama Aksa udah lama pacaran?" Tanya salah satu murid sari SMA Jaya Sakti.

"Mereka baru kok, kan dulu Clara dekatnya sama Tian!" Jawab Dania sembari tersenyum kepada gadis itu.

"Bisa gitu yah, baru putus langsung punya pacar lagi! Gimana dekatnya?" Tanya gadis itu kembali.

Dania sedikit tersenyum, dia seperti salah menceritakan tentang Clara kepada gadis itu.

"Sebelum kenal sama Tian, Clara emang udah dekat sama Aksa. Cuman Aksa simpan perasaan dan Clara nggak, pas Clara sama Tian pacaran Clara setia sama Tian tapi Tian nya aja yang perlakukan Clara dengan semena-mena dan saat itu Aksa selalu ada untuk Clara." Jelas Dania dia tidak mau jika Clara di Cap buruk oleh Murid SMA Jaya Sakti.

"Jadi nggak ada salahnya Clara membuka hati untuk Aksa, karena Aksa selalu ada buat Clara." Lanjut Dania.

Riri hanya terdiam mendengar Dania, karena sebenarnya dia juga tau tentang perjalanan Cinta Aksa dan Clara. Karena mereka tidak hanya di kenal di sekolah mereka tapi juga beberapa sekolah lainnya.

"Semuanya akan kalah sama yang selalu ada Ri!" ucap Dania kembali.

"Clara beruntung banget." ucap Riri merasa iri dengan Clara.

Tak lama setelah berbincang, seseorang menghampiri mereka yang membuat Riri memilih pergi. Dia membiarkan Dania dan Orang itu berdua saja.

"Lo mau ngapain?" Tanya Dania setelah orang itu duduk di depannya.

"Gue boleh kenal lo?" Ucap laki-laki itu.

"Tujuannya?"

"Emang kalo kenal harus punya tujuan?"

"Gue Tian!" Lanjut Laki-laki itu, Dia adalah Tian! Masih kenal Tian kan? Dia adalah mantan kekasih Clara.

"Gue kenal lo kok! Lo mantannya Clara." Ucap Dania.

"Dan lo sahabatnya Clara!"

Dania hanya terkekeh canggung, sebenarnya dia tidak begitu nyaman dekat dengan Tian mengingat jika Tian pernah menyakiti sahabatnya. Tapi anehnya dia seperti begitu mudah dekat dengan Tian.

"Gue boleh nanya sama lo?" Ucap Dania sedikit canggung.

"Apa?" Tanya Tian.

Dania memejamkan matanya, dia mencoba meyakinkan dirinya dengan pertanyaan yang akan dia tanyakan itu.

"Lo kenapa sampai tegah nyakitin Clara? Gue tau semuanya tentang bagaimana lo perlakukan dia!" Ucap Dania, jika jawaban dari Clara tidak pernah dia dapatkan maka dia harus mendapatkan semua jawabannya dari Tian.

Tian terdiam, dia seperti begitu menyesal sudah pernah menyakiti Clara. Tapi mau bagaimana lagi kini Nasi sudah menjadi bubur.

"Gue sayang sama dia, gue nggak pernah berniat perlakukan dia seperti itu dia itu wanita yang paling sabar hadapin gue,"

Tian menundukkan kepalanya dia semakin merasa bersalah karena sudah menyakiti Clara.

"Setelah beberapa bulan kita jalanin hubungan kita Bokap gue sakit dia kena struk dan nyokap gue tinggalin kita tanpa alasan. dan di situ gue benci banget yang namanya perempuan dan yang gue tau, gue cuman mau nyakitin hati mereka tapi Clara terus bertahan sama sikap gue dan gue juga nggak tau kenapa gue nggak bisa ninggalin dia." lanjut Tian.

Tian mencoba menceritakan semua masalahnya karena dia fikir untuk kali ini dia tidak akan menyembunyikan semuanya lagi.

"Mungkin karena gue sayang sama dia, tapi karena nyokap gue berulah jadi gue lampiaskan semuanya ke Clara. Sampai ada hari di mana gue udah kelewatan banget dan dia mutusin gue." lanjut nya lagi sembari tersenyum penuh penyesalan jika mengingat semua perlakuannya ke Clara.

Kini Dania tau kenapa Tian seringkali mempermainkan perempuan itu karena ada rasa kecewa mendalam di dalam hatinya jika mengingat Mama nya meninggalkan Papa nya di saat Papa nya sedang sakit para dan sangat membutuhkan perhatian dari Mama nya.

"Gue tau lo itu orang baik!" Ucap Dania lalu tersenyum kepada Tian.

"Gue ini orang jahat, gue nggak tau bagaimana memperlakukan perempuan dengan baik." balas Tian.

Dania bisa melihat dari mata Tian, dari bagaiman Tian menatap nya di sana begitu ada ketulusan dan banyak kebaikan yang terpendam.

"Gue yakin lo bisa berubah menjadi lebih baik." ucap Dania meyakinkan Tian.

"Lo kenapa Welcome sama gue? Di saat semua malah menjauh dari hidup gue?" tanya Tian yang membuat Dania bingung sendiri.

Dania masih saja berfikir kenapa dia bisa menerima dan berbincang dengan Tian seolah-olah mereka sudah kenal lama.

"Yah awalnya gue mau menjauh juga, tapi setelah gue kenal lo gue jadi tau kalo dalam diri lo itu banyak ketulusan dan kebaikan yang terpendam," ucap Dania.

sebenarnya dia juga bingung kenapa dia begitu mudah dekat dengan Tian tapi entah kenapa jawaban itu singgah sendirinya di kepalanya.

"Clara mau maafin gue nggak yah?" Tanya Tian sembari menunduk penuh penyesalan.

"Clara itu orang nya baik kok, gue yakin dia maafin lo!"

"Setelah semua yang gue perbuat, lo yakin kalo Clara masih mau maafin gue?"

"Gue yakin, gue kenal Clara!"

Tian tersenyum entah kenapa di dekat Dania dia begitu nyaman menceritakan masalahnya. Seolah-olah Dania adalah orang yang paling tepat untuk menceritakan semua masalah hidupnya.

"Jadi Bokap lo, kabar nya gimana?" Tanya Dania.

"Sebulan yang lalu bokap meninggal."

Jawaban Tian mampu membuat Dania terdiam, dia merasa bersalah karena sudah menanyakan hal itu kepada Tian.

"So-sorry! Gue nggak ada maksud buat nanya ke lo." Ucap Dania sedikit gugup.

"Nggak apa-apa kok,"

"Jadi nyokap lo gimana?" Tanya Dania kembali.

"Dia punya suami lagi dan waktu itu dia sempat datang buat minta warisan peninggalan Bokap tapi Abang gue nggak kasi dia sepersen pun," jawab Tian.

"Sebelumnya Sorry, tapi kok nyokap lo bisa gitu banget sih?" Tanya Dania tak habis fikir dengan Mamanya Tian.

"Maklum dia masih lumayan mudah," balas Tian mencoba untuk santai.

Keduanya kini Asik bercerita, entah itu tentang kehidupan mereka maupun tentang kehidupan Clara yang sekarang berubah drastis. Sebenarnya kehidupan Tian dan Clara tidak jauh bedah semua masalah muncul dari orang tua mereka tepatnya Nyokap mereka.

Tapi mungkin karena mereka berbeda, Tian laki-laki dan Clara perempuan jadi itu yang membuat Tian berubah menjadi sosok yang begitu keras.

"Lo Prom sama siapa?" Tanya Tian yang membuat Dania tersenyum kecut.

"Belum tau," jawab gadis itu lalu mengerucutkan bibirnya kesal karena kembali mengingat Gio.

"Gue mau ajakin lo tapi pasti lo nggak mau!"

"Apa yang buat lo yakin kalo gue nggak mau?"

"Emang lo mau?"

"Nggak tau sih."

Keduanya tertawa walaupun begitu garing tapi mampu membuat dua orang itu tertawa begitu lepas.

Tanpa sadar sedari tadi ada yang sedang melihat mereka dengan tatapan tidak enak, tapi kedua orang itu sama sekali tidak menyadarinya.

"Makanya kalo suka bilang, kan ribet kalo udah kena tikung!" Ucap Rachel menyindir Gio tapi Gio tetap saja santai.

Traumatic (SELESAI)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang