11.Garis terdepan

642 40 12
                                    

Demi Aksa Minggu ini Clara membatalkan janjinya dengan Tian dan itu artinya dia harus sedia menerima konsekuensinya jika nanti Tian marah.

Clara mengendarai motornya ke tempat Aksa bertanding, dia pergi seorang diri tanpa mengajak sahabat-sahabatnya.

Saat sampai di sana gadis itu di sambut dengan manis oleh Aksa yang membuat para penonton histeris melihatnya. Kini bukan hanya gadis-gadis dari SMA Rafflesh yang histeris tetapi gadis-gadis dari SMA lain juga.

"Buka Hoody nya." suruh Aksa. Yang membuat Clara menatapnya sinis.

"Bisa nggak sih tuh muka santai aja, gue capek liat lo pura-pura dingin kaya gitu." lanjut Aksa dia benar-benar lelah melihat Clara bersifat seperti itu.

"Bodoh." balas gadis itu acuh lalu mendudukkan dirinya di sebuah bangku.

"Lo nanti nontonnya di sana yah." Aksa menunjuk ke arah kursi penonton.

"Di sini aja!" Tegas Clara dia malas harus berada di dekat para cabe itu.

"Lo mau nonton gue atau mau duduk manis bawa pohon?"

"Cerewet amat si lo! Terus lo maunya gue di mana?"

Aksa menunjuk ke arah yang di maksud "disana. Di garis paling depan itu." ujar laki-laki itu menunjuk bangku yang berada di barisan terdepan.

Clara kemudian menatap Aksa sembari bertanya. Apa yang membuat  laki-laki ini bertahan kepadanya sedangkan Clara kan mempunyai kekasih.

"Claaaa!" Teriak beberapa orang yang kini menghampirinya.

"Kok lo nggak bilang sih Cla kalo lo mau ke sini juga?" Tanya Dania kepada gadis itu. Tetapi hanya di acuhkan oleh Clara.

"Udah baikan?" Goda Gio kepada Aksa padahal dia sendiri sedang menahan sesak melihat Clara dan Aksa.

"Gitu deh." jawab Aksa lalu tersenyum.

"Kalian pacaran?" Tanya Raja bingung melihat kedua orang itu.

"Sahabatan!"

"Baru mau!"

Ujar keduanya dengan kalimat yang berbeda jika Clara bilang mereka hanya "sahabatan" berbeda dengan Aksa katanya mereka "Baru mau" baru mau pacaran maksudnya.

"Yang bener mana nih?" Goda Rachel kepada dua orang itu.

"Gue punya pacar!" Tegas Clara yang membuat Aksa malas.

"Orang bentar lagi putus." balas Aksa tanpa melihat Clara.

"Lo kenapa sih suka banget kalo gue putus sama pacar gue?"

"Yah biar gue bisa jadi pacar lo lah"

"Pd banget lo kalo gue mau jadi pacar lo."

"Yakin lo nggak mau."

"Pertengkaran suami istri." ujar Rachel lalu lewat di tengah tengah dua orang itu.

"Tumben ngomongnya panjang × lebar mbak." goda Gio sembari menyenggol nyenggol Clara.

"Cuman sama gue tuh dia bisa ngomong kaya gitu." ujar Aksa pd.

"Tumben juga lo nggak pake Hoody Cla." Raja baru menyadari jika Clara tidak memakai Hoody, ehh bukan cuman Raja tetapi semua sahabat gadis itu.

"Karena gue juga itu." Aksa masih saja pd karena dia bisa merubah gadis itu sedikit demi sedikit.

Clara tidak menggubris semuanya kini dia hanya menatap Aksa dengan sorot mata tajam nya.

"Ayo, bentar lagi gue tanding." ajak Aksa sembari menggenggam tangan Clara pergi, mau tidak mau Clara harus membiarkan Aksa menggenggam tangannya dia tidak mau jika nanti mood Aksa rusak karenanya.

Traumatic (SELESAI)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang