43. Rain

523 31 0
                                    

Sudah tiga hari ini hujan begitu egois dia sama sekali tidak memberi kesempatan untuk matahari bersinar walau hanya sebentar saja.

Aksa menatap Clara yang sudah tiga hari ini juga masih tertidur pulas di atas brangkar tanpa memikirkan perasaan Aksa yang terus menunggu gadis itu bangun.

Dia terus saja menatap Clara dan sama sekali tidak ada tanda-tanda gadis itu akan bangun, tidak seperti di Film-Film biasanya tangan orang yang sedang koma akan bergerak menandakan dia akan sadar.

"Hay!"

Aksa membulatkan mata nya. dia tidak tau di Film apa, gadis yang baru tersadar dari komanya langsung berkata Hay?

"Cla!" Panggil Aksa memastikan 

"Hmmm." ucap Clara yang hanya berdeham.

"Lo udah sadar?" Tanya Aksa sembari memeluk gadis itu.

"Dari semalam." jawab Clara yang risih di peluk oleh Aksa karena badannya masih sakit semua.

"Kok nggak bilang sih sama gue?"

Clara bisa melihat binar bahagia di mata Aksa mengetahui jika dia sudah sadar dari komanya.

"Lo tidur, nyenyak banget lagi jadi nggak tega buat bangunin." jawab Clara sembari tersenyum.

"Iya Sorry semalam gue ketiduran," ucap Aksa dia baru sadar jika semalam dia ketiduran saat menjaga Clara.

"Nggak apa-apa."

Clara mencoba membangunkan tubuhnya tetapi di hentikan oleh Aksa.

"Nggak usah banyak tingkah, baru juga sadar dari koma." omel Aksa.

"Gue mau jalan-jalan keluar," rengek Clara.

"Di luar hujan." ucap Aksa ketus.

"Emang kenapa sama hujan, lo punya kenangan menyeramkan di waktu hujan?" Tanya Clara penuh selidik.

"Kenangan menyeramkan itu di saat terik mata hari dan lo nggak ada lagi di samping gue waktu itu." balas Aksa yang membuat Clara tersenyum mendengarnya.

"Tapi lo nggak Trauma kan sama terik matahari?"

"Hampir! Tapi gue ingat kalo gue Mataharinya lo jadi batal deh." ucap Aksa pede.

"Idih apasih!" balas Clara.

Aksa kemudian tersenyum melihat gadis itu kembali lagi, gadis mungil cerewet dan gengsian itu dan juga kada manja tiba-tiba.

"Aksa! Nyokap lo mana?" Tanya Clara tidak melihat Friska di dalam ruangan itu.

"Ehh gue lupa kalo Nyokap lo di luar kota." lanjut Clara baru mengingat.

"Siapa bilang Nyokap di luar kota, orang nggak jadi berangkat dengar kabar lo kecelakaan dan Bokap yang udah berangkat duluan juga balik denger kabar lo."

jelas Aksa yang membuat Clara tersenyum dia kini seperti memiliki keluarga karena mengingat sekhawatir itu orang tua Aksa kepadanya.

"Jadi nggak enak!" ucap Clara walaupun dia senang tapi dia juga begitu tidak enak karena hanya demi dia Friska dan Rio harus kembali ke Jakarta.

"Nggak usah nggak enak, mending lo istirahat bentar lagi kita ujian loh."

"Gue pengen keluar," rengek Clara.

"Cla!"

"Iya iya."

Clara langsung membalik badannya kesal karena permintaanya tidak di kabulkan oleh Aksa, padahal di hanya ingin menghirup udara segar di luar.

Traumatic (SELESAI)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang