28. Tawa Clara

543 34 18
                                    

Clara hanya terus terdiam di dalam mobil dia tidak mau bertanya kepada Aksa ke mana mereka akan pergi, karena rasanya percuma sudah sedari tadi Clara bertanya tetapi Aksa selalu menjawab Rahasia.

Perjalanan mereka hanya di isi oleh lantunan musik dan sesekali Clara bernyanyi pada lirik yang dia tau, sedangkan Aksa hanya terus tersenyum melihat gadis itu.

"Disaat kita bersama di waktu kita tertawa menangis merenung oleh cinta," Clara terus bernyanyi kecil sesekali dia menatap Aksa.

Aksa kembali tersenyum melihat Clara yang sedari tadi bersenandung kecil.

"Kucoba hapuskan rasa, rasa dimana kau melayang jauh dari jiwaku  juga mimpiku," Clara sedikit mengencangkan suaranya menandakan jika iya mengajak Aksa untuk bernyanyi.

Aksa hanya tersenyum kecil lalu ikut bernyanyi bersama Clara "biarlah biarlah hariku dan harimu terbelenggu satu oleh ucapan manis mu," saat Aksa ikut bernyanyi bersamanya gadis itu bukan lagi tersenyum tetapi dia tertawa lepas.

"Dan kau telah bisikkan kata cinta kau telah percikkan rasa sayang pastikan kita seirama walau terikat rasa hina," Clara tertawa bebas dia membuka jendela mobil mengeluarkan tangannya dan bernyanyi sembari menikmati angin di sore hari.

"Sekilas kau tampak layu jika kau rindukan gelak tawa yang warnai lembar jalan kita," Keduanya masih saja menikmati lagunya, mereka bernyanyi sembari bertatapan.

Aksa merangkul Clara menggunakan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya masih menyetir "reguk dan reguklah mimpiku dan mimpimu terbelenggu satu oleh ucapan janjimu," Aksa bisa melihat tawa bahagia pada Clara, gadis itu sangat menikmati lagunya.

"Dan kau bisikkan kata cinta kau telah percikkan rasa sayang pastikan kita seirama walau terikat rasa hina,"

Clara melepas rangkulan Aksa lalu menggenggam tangannya dan Clara mengeluarkan kepalanya ke jendelah dan membentangkan tangannya sembari bernyanyi lalu tertawa tanpa paksaan.

"Udah ah," ujar Aksa sembari menarik gadis itu kembali ke rangkulannya.

Clara masih saja tertawa di rangkulan Aksa dia mengingat betapa cemprengnya suaranya saat bernyanyi.

"Udah sampai," Ucap Aksa.

"Puncak? Kita ngapain di sini?" Tanya Clara bingung.

"Kita mau terbang."

"Terbang? Nggak ah gue takut," tolak Clara, mana mungkin dia mau di ajak main paralayang, orang dia paling takut dengan ketinggian.

Aksa tidak memperdulikan Clara yang terlihat takut, dia masih saja menarik gadis itu agar mau bermain paralayang dengannya.

"Aksa lo jangan gila deh,"

Clara memberontak dia ingin melepas genggam Aksa tetapi percuma Aksa menggenggamnya dengan erat.

"Aksa sakit ih," ujar gadis itu kesakitan akibat ulah Aksa.

"Makanya jangan bawel",

"Tapi gue takut."

"Kan ada gue," ucap Aksa tersenyum manis kepada gadis itu.

Clara terpaksa harus mengikuti kemauan Aksa pasalnya sudah setengah jam mereka di tempat itu dan Aksa masih saja membujuknya.

"Are you ready?" Tanya Aksa kepada Clara tetapi gadis itu terus terdiam sembari menutup matanya.

"Cla!"

"Ready," Para layang nya akhirnya terlepas dan membuat Aksa dan Clara terbang ke udara.

"Akhhhh," teriak Clara ketakutan saat dia merasakan kakinya sudah tidak menyentuh tanah.

Traumatic (SELESAI)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang