6.Help

654 67 11
                                    

Clara mengendarai motornya sedikit laju di malam hari untuk mencari makanan tetapi saat sampai di salah satu restoran dia bertemu dengan Tian yang kini sedang Dinner bersama seorang perempuan yang berpenampilan terbuka.

Sesak terasa di dada gadis itu saat melihat kekasihnya makan malam dengan seorang perempuan dan berlaku manis kepada perempuan itu. Clara memang ingin meminta putus dari Tian tapi bukan berarti dia tidak menyayangi laki-laki yang kini sudah hampir setahun menjadi kekasihnya itu, tetapi dia tidak sanggup di perlakukan bukan layaknya seorang pacar oleh Tian.

"Tian!" Panggil Clara kepada Tian, sedangkan yang di panggil kini hanya biasa saja melihat kekasihnya memergokinya jalan dengan perempuan lain.

"Ngapain lo di sini?" Tanya Tian ketus.

"Seharusnya gue yang nanya sama lo, ngapain lo sama perempuan ini di sini?"

"Ikut gue." Tian menarik tangan Clara kasar yang membuat bekas merah di tangan gadis itu. Sedangkan perempuan yang di temani Tian tadi hanya melihat adegan itu dengan tertawa sinis.

"Kita mau ke mana?" Tanya Clara yang kini sudah berada di dalam mobil Tian.

Tian tidak menjawab pertanyaan Clara dia terus melajukan mobilnya ke arah jalan sepi dan Clara tidak mengetahui di mana mereka sekarang.

Setalah berdebat begitu lama di dalam mobil Tian menghentikan mobilnya di jalan sepi itu.

"Lo jangan gila yah Tian." ujar Clara takut melihat sekeliling.

Clara mencoba meraih kera baju Tian saat Tian mencoba mendorongnya keluar mobil yang membuat Clara tidak sengaja mencakar leher Tian.

Plakk!

Karena merasa kesakitan Tian menpar Clara yang membuat kepala gadis itu terbentur di pintu mobil tetapi Tian tidak memperdulikannya sama sekali. Kini Tian benar-benar berlaku seperti Psychopath setelah menghabisi mangsanya dia langsung membuangnya.

Dengan tega Tian meletakkan gadis itu di pinggir jalan kini keadaan Clara dalam keadaan pingsan dan di jalan itu sangat jarang orang melewatinya kecuali yang memang rumahnya melewati jalan itu.

Setelah sekitar setengah jam berada di tempat itu dan tidak sadar juga seorang laki-laki menggunakan mobil sport berwarna putih singgah di jalan itu saat melihat seorang gadis terlentang seperti mayat di sana.

Awalnya laki-laki itu merasa takut dan tidak ingin mendekati gadis itu tetapi rasa kasihan muncul di benaknya dia mencoba mendekati gadis itu. saat laki-laki itu melihat wajah orang yang ada disana dadanya terasa sesak tanpa basa basi dia langsung saja membawa Clara pergi dari tempat itu.

Karena bingung akan membawa Clara kemana jadi dia membawanya saja ke apartemennya pasalnya jika dia membawa Clara ke rumahnya pasti dia akan di interogasi oleh kedua orang tuanya.

"Gadis malang" gumam Aksa! Yah Aksa yang menemukan gadis itu pasalnya jalan sepi itu adalah ke arah rumah Aksa.

Clara membuka matanya sembabnya dengan pelan dia melihat sekeliling dia bingung melihatnya pasalnya tempat ini bukan apartemennya.

Saat melirik ke sebuah sofa di kamar itu dia melihat seorang laki-laki yang sedang terlelap. Clara tersenyum melihatnya, jujur dia terpesona dengan ketampanan laki-laki itu. Baru kali ini gadis itu tersenyum walau tidak ada yang melihatnya.

Clara melangkah ke arah Aksa untuk membangunkannya, sebenarnya dia tidak mau membangunkan laki-laki itu tetapi dia harus meminta penjelasan kenapa dia ada di tempat itu.

Clara terus menerus menepuk pipi Aksa, refleks Aksa menarik tangan Clara dan membuat gadis itu tertarik mendekat dengan Aksa. Clara merasa risi saat Aksa tidak bangun dan malah memeluk tangannya, wajah keduanya semakin dekat saat Aksa kembali menarik tangan gadis itu.

"Nggak ada yang mau nolongin gue apa ini" batin gadis itu, jangan sampai Aksa berbuat yang tidak-tidak kepadanya.

Clara kembali tersenyum saat melihat wajah Aksa dari dekat, wajah yang tertidur lelap mungkin karena lelah.

"Kalo Aksa nggak bangun gue gimana" batin gadis itu kembali bergumam. Sungguh malang nasibnya malam ini.

Ughh!

Clara refleks menahan teriakannya saat Aksa kembali menarik tangannya, kini sebelah tangan Clara menopang tubuhnya di sofa agar wajahnya tidak jatuh tepat di atas wajah Aksa.

"Dasar kebo" gadis itu bergumam dalam hati, andai saja bukan wajah lelah Aksa yang dia lihat sudah di pastikan Aksa sudah mendapat tinjuannya sedari tadi.

Clara juga sudah mulai mengantuk tetapi dia menahan kantuknya karena tidak mungkin dia tertidur di posisi seperti itu, dia duduk di samping Aksa satu tangannya di peluk oleh Aksa satunya lagi menopang tubuhnya agar tidak menjatuhi laki-laki itu.

Sayangnya gadis itu benar-benar tidak bisa menahan kantuknya. andai saja Aksa tidak terusik karena tidur di sofa mungkin gadis itu sudah terjatuh tepat di atas Aksa.

Aksa tersenyum melihatnya, dia tidak tau kenapa gadis itu sekarang ada di hadapannya. Andai saja tidak kasihan melihat gadis itu yang sepertinya juga lelah mungkin Aksa akan membiarkannya berada di posisi seperti itu agar dia bisa memandangi wajah cantik gadis itu.

"Cantik" gumam Aksa pelan.

Aksa mencoba menggendong gadis itu ke kasur dengan pelan agar tidur gadis itu tidak terusik sama sekali.

"Andai aja lo rasain apa yang gue rasain Cla! Mungkin sekarang lo jadi milik gue" batin Aksa sembari menatap gadis itu yang semakin terlelap.

Aksa mengelus puncak kepala Clara punuh sayang "gue nggak tau kenapa lo berubah kaya gini sekarang" ujar Aksa yang masih mengelus puncak kepala gadis itu.

Aksa berjalan keluar pintu kamar itu dia memilih untuk tidur di sofa ruang tamu agar Clara bisa tidur dengan nyenyak.

"Papa"

Aksa terhenti saat mendengar itu lalu menoleh ke arah Clara, terlihat jelas air mata gadis itu mengalir hingga membasahi pipinya.

"Apa dia lagi mimpi buruk? Kenapa dia menangis" batin Aksa bertanya saat melihat air mata gadis itu.

Aksa memutar balik badannya mengarah ke gadis itu, lalu kembali mengelus puncak kepalanya dan..

"Nice dream gadisnya Aksara Licio" ucap laki-laki itu sembari menghapus air mata Clara.

Belum juga menjadi gadis nya tetapi Aksa sudah menganggapnya sebagai gadis nya dia tidak peduli jika ada yang marah karena ini urusan perasaan Aksa jadi tidak ada yang bisa melarang nya.

Tingg!

Aksa melirik ponsel yang sedari tadi berbunyi itu dia penasaran siapa yang mengirimkan pesan gadis itu semalam ini.

Tian
Di mana lo?

Tian
Cewek murahan gak tau di untung.

Tian
Balas bego!

Tian
Pelacur lo, murahan.

Aksa meremas ponsel itu saat membaca pesan dari si brengsek itu, dia tidak paham apa yang membuat Clara bertahan dengan Tian.

Agar gadis itu tidak sakit hati membacanya, Aksa memilih untuk menghapus semua pesan itu. Kali ini Aksa tidak akan lagi membiarkan Tian menyakiti Clara, dia tau jika lukisan jelek yang ada di tubuh Clara adalah ulah bajingan itu.

Traumatic (SELESAI)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang