18. Tolak Prom Night gabungan!

522 33 4
                                    

Semua murid kelas XII kini berdiri di lapangan basket SMA Raffles mereka sedari pagi terus berteriak di sana menyuruh kepala sekolah membatalkan Prom Night gabungan bersama SMA Jaya Sakti. Meraka kini terus berteriak sembari memegang spanduk yang menolak keras Prom Night itu.

"Lo nggak nyuri Toa masjid kan?" Tanya Gio kepada Raja yang sedari tadi berbicara menggunakan Toa.

"Enak aja lo. Ini tuh tadi di kasi sama anak OSIS." elak Raja lalu kembali berteriak di depan memimpin teman-temannya itu.

"Batalin prom Night gabungan,"

"Kita nggak butuh silahturahmi sama para bajingan itu,"

"Batalin Prom Night,"

"Seharusnya minta persetujuan dulu dari kita,"

"Iya bukan langsung setuju gitu aja, kita juga punya pendapat,"

"Kita semua punya hak untuk batalin Prom Night itu."

Clara berdiri di koridor sembari melihat tingkah teman-temannya itu. Bukanya Clara setuju dengan prom Night ini tetapi dia tidak mau saja ikut bersama teman-temanya itu menurutnya itu buang-buang waktu saja karena dia sudah tau jika kepala sekolah tidak akan membatalkan rencana itu.

"Kenapa nggak ikut?" Tanya Aksa yang kini berdiri di samping gadis itu.

"Nggak penting," jawab Clara tanpa melihat Aksa, dia tetap saja melihat ke arah lapangan.

"Yahiyalah lo bilang nggak penting orang di SMA sana ada pacar lo." ujar Aksa yang membuat Clara kesal dengan perkataanya itu.

"Apasih lo." Clara memilih pergi dari pada nanti dia dan Aksa bertengkar lagi mending dia pergi meninggalkan laki-laki itu.

"Kenapa belum putus?" Clara menghentikan langkahnya saat mendengar pertanyaan laki-laki itu.

"Ini baru sehari Aksa, lo kan kasi gue waktu seminggu." omel gadis itu sembari menatap Aksa sinis.

"Kan bisa di percepat," ujar Aksa ketus.

"Lo ini kaya nggak laku banget si Sa, maksa banget suruh gue putus."

"Seharusnya lo beruntung gue sukanya cuman sama lo!"

"Gue juga nggak minta lo suka sama gue,"

"Gue jauhin baru tau rasa lo."

"Bodoh amat."

"Yakin?" Goda Aksa kepada Clara yang kembali melangkah pergi.

"Yah enggak lah." Jawab Clara. Aksa tertawa melihat tingkah menggemaskan Clara yang kini sudah melangkah jauh meninggalkan nya.

Aksa menatap ke lapangan basket melihat teman-temanya kini sedang berdemo meminta agar rencana prom Night gabungan di batalkan, Aksa juga setuju dengan itu karena mengingat jika SMA itu tempat bajingan yang dia sangat tidak suka bajingan yang selalu mempermainkan hati gadisnya.

"Pak kita minta Prom Night itu di batalin," teriak Raja yang kini memimpin teman-temannya.

"Ingat sekolah kita ini sekolah unggulan seharusnya kita bisa jadi contoh untuk sekolah lain dan kita seharusnya menghargai SMA Jaya Sakti yang ingin memperbaiki hubungannya dengan kalian," tegas kepala sekolah kepada semua murid yang ada di lapangan itu.

"Jangan rusak Nama baik sekolah kita dengan memberontak seperti ini! Kalian benar-benar berbeda dengan senior kalian yang sudah selesai." lanjut Bapak kepala sekolah.

"Tapi kita nggak setuju kalo prom Night nya di adakan sama SMA Jaya Sakti pak!" Tegas Gio yang kini angkat bicara.

"Iya pak kita nggak setuju." semua murid ikut setuju dengan perkataan Gio.

"Seharunya kalian menyambut dengan baik agar Nama baik kalian masih bagus di mata sekolah lain bukan begini caranya," ujar Kepala Sekolah itu mulai emosi dengan tingkah siswa siswinya.

"Tidak ada pembatalan! Kalo kalian masih meminta Prom Night di batalkan, sekalian tidak usah ada Prom Night kalo begitu." ujar kepala sekolah lalu pergi dari lapangan.

Semua murid kini bubar dengan rasa kecewa karena permintaan mereka di tolak keras oleh kepala sekolah.

"Kenapa harus SMA Jaya sakti sih," ujar Dania malas.

"SMA Garuda kek atau SMA Tarunajaya yang nggak ada masalah sama kita," lanjut gadis itu masih tidak terima dengan keputusan kepala sekolah.

"Mana besok bakalan di adain rapat lagi," ujar Rachel malas dengan rapat yang akan di lakukan besok.

"Yah kalian bertiga ikut dong? Kalian kan mantan anggita OSIS." Ucap Dania dia  satu-satunya yang mantan anggota OSIS.

"Lo sih di ajakin masuk OSIS malah nggak mau." balas Raja kepada gadis itu.

Dania sedang berfikir dia ingin sekali memasukkan sarannya di rapat nanti tetapi dia bukan salah satu panitia jadi dia tidak bisa ikut di rapat nanti.

"Siska!" Panggi Dania yang melihat Siska duduk di salah satu meja kantin.

"Gue," tunjuk Siska kepada durinya sendiri yang di angguki oleh Dania.

"Kenapa?" Tanya Siska saat tiba di meja yang di tempati ke empat orang itu.

"Jadiin gue panitia Prom Night dong" pinta Dania dia tau jika pengurus panitia adalah Siska jadi dia bisa meminta gadis itu untuk memasukkannya sebagain panitia.

"Emang lo panitia kok!" ujar Siska.

"Kok bisa gue kan bukan mantan anggota OSIS?" Tanya Dania bingung. Ketiga temanya menatap Dania juga bingung kenapa gadis itu ingin sekali menjadi panitia Prome Night.

"Panitia itu bukan cuman mantan anggota OSIS tapi juga murid-murid yang memang mau berpartisipasi." 

"Ohh kalo gitu Thankyou yah."

Aksa kini diam-diam memperhatikan Clara yang sedari tadi berada di perpus, dia tersenyum melihat gadis itu. Bulan ini gadis itu mulai memperlihatkan dirinya yang dulu dia tidak lagi sering menggunakan Hoody dan dia juga mulai terbuka bahkan cerewetnya kembali tapi itu jika dia hanya bersama Aksa.

"Nggak niat samperin." goda Gio yang kini duduk di samping Aksa.

Aksa sedikit kaget karena Gio yang tiba-tiba datang di sampingnnya tetapi dia kembali menampilkan sikap biasa-biasa saja.

"Dia lagi belajar," ujar Aksa sembari menatap gadis itu.

"Gue pernah suka lo sama Clara." ujar Gio mencoba memanas-manasi manusia gengsian di sampingnya ini.

"Bodoh amat," balas Aksa tak peduli dengan perkataan Gio.

"Kayaknya gue masih suka sama dia." lanjut Gio yang dapat melihat wajah Aksa memerah menahan emosinya.

Plakk!

"Akhh pantes aja lo nggak punya sahabat mainnya kasar sih" omel Gio yang mendapat tamparan dari Aksa. memamg Aksa tidak punya sahabat dia hanya selalu bersama Clara dan kadang kumpul dengan Tim basketnya, bahkan Gio yang sudah hampir tiga tahun bersamanya di kelas tidak begitu akrab dengan Aksa karena Aksa terlalu gengsi untuk bergaul.

"Jaga mulut lo kalo ngomong." ujar Aksa ketus.

Clara mendongak mencoba mencari suara berisik itu karena merasa terusik, untung saja sedang tidak ada pengurus perpus jadi pembuat sumber berisik itu masih selamat.

"Kalian ngapain di sini?" tanya Clara yang kini berdiri di depan dua orang itu.

"Lo ngapain di sini?" Bukanya menjawab Aksa malah kembali bertanya kepada gadis itu.

"Makan buku." ujar Clara ketus.

"Gio juga makan buku, iya kan Gi?" balas Aksa sembari meledek Gio, yang membuat Gio ingin menjitak kepalanya.

"Gaje lo berdua." ujar Clara lalu pergi dari tempat itu.

"Bentar malam jalan yah Beb." teriak Aksa sembari melirik Gio lalu pergi dari tempat itu meninggalkan Gio.

"Idih dia kira gue masih beneran suka sama si Kutub Utara itu." Gumam Gio melihat Aksa yang sudah melangkah jauh.

Traumatic (SELESAI)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang