Republish | 13/03/20
Malam, Dears! ^^
Terima kasih untuk 20K viewers-nya dan yang sudah follow Hara. Kalian luar biasa! ❤
Malam ini kita senang-senang lagi bareng Mbak Kissy. Bagi kalian yang kangen Mas Rama, silakan keprok-keprok di bab ini, ya. Dan bagi kalian pecintanya Mas Abrisam, silakan tereak-tereak di akhir bab ini. ^^
Bab selanjutnya akan Hara update setelah mencapai 21,5K viewers atau 850 followers.
So, here we are ...
Mari bersenang-senang!
Jangan lupa puter mulmednya! ^^
Happy reading! ^^
===============
"Butik Kissy yang enggak dipasangi CCTV, menyulitkan kita buat kasih bukti konkret yang bisa memberatkan kasus ini. Semalaman gue berusaha cari bukti lain dari CCTV setempat, mengingat butik itu tempatnya strategis. Anehnya, semua CCTV yang ada di restoran atau minimarket terdekat sudah ada yang meminta lebih dulu. Pagi ini, saat gue mau melaporkan tentang lenyapnya CCTV tersebut, polisi malah kasih laporan kalau ada seorang pria yang membantu menyerahkan bukti tersebut lengkap dengan CCTV yang ada di mobilnya pada saat kejadian. Polisi enggak bisa kasih tahu identitas pria itu. Semua identitas saksi benar-benar dijaga kerahasiaannya. Polisi cuma bilang kalau pria itu mengendarai Pajero hitam. Apa lo kenal pria ini, Abrisam?"
Abrisam mengulang kembali percakapannya dengan Jatmiko ketika mengantar Kissy ke kantor polisi tadi. Benaknya semrawut memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang berusaha keras dia sangkal. Namun, tidak ada nama lain yang bisa melakukan apa yang Jatmiko laporkan kecuali orang itu. Lalu pertanyaan lain muncul dengan sendirinya. Sejak kapan pria itu menemukan keberadaan Kissy? Sejak kapan pria itu mengawasi Kissy? Apakah dia sudah menemui Kissy?
Berbagai pertanyaan yang tak dia ketahui jawabannya itu seolah-olah menari-nari di depan mata Abrisam, berusaha mengejeknya. Tanpa sadar cengkeraman pada setirnya menguat selaras dengan rahang Abrisam yang mengeras. Giginya bergemeletuk menahan amarah atas kecolongan dirinya beberapa hari ini.
"Hei, apa semuanya baik-baik saja? Polisi bilang sesuatu sama kamu? Kamu kelihatan marah sekarang, Abi. Apa ada yang belum aku ketahui soal perampokan butikku?" Kissy menyentuh lengan Abrisam dengan halus, membuat sang empunya menoleh dan melemaskan rahang.
Abrisam mencoba tersenyum meskipum senyumnya terlihat kaku. Matanya berubah teduh, menyorot Kissy lembut. Untuk beberapa saat, kehadiran Kissy yang sempat dia abaikan mampu menarik akal sehatnya kembali. Abrisam sadar kalau sejak meninggalkan kantor polisi, dia sama sekali tak menaruh perhatian pada wanita yang sedang satu mobil dengannya itu. Dia terlampau kalut dan banyak menerka-nerka sehingga Kissy kini menatapnya penuh kekhawatiran. Sontak Abrisam merasa bersalah.
"Enggak ada apa-apa. Aku cuma marah kalau ingat tentang kamu semalam yang ketakutan. Pengin rasanya aku bunuh mereka, tapi aku bersyukur sekarang semuanya sudah selesai. Jatmiko bisa diandalkan dalam kasus yang menimpa kamu. Dia pengacara paling mahal dalam kelasnya. Kamu enggak usah khawatirin apa pun," bual Abrisam sembari membawa tangan Kissy ke atas pahanya dan menggenggamnya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
COFFEE BREAK | ✔ | FIN
General FictionKissy sangat menggilai kopi. Baginya, kopi adalah konsumsi wajib sebelum dia bertarung dengan kata-kata yang akan mengudara menemani pendengar setianya. Lewat kejadian mendongkolkan, Kissy akhirnya mengenal dan dekat dengan pemilik kafe di seberang...