Republish | 17/03/20
Malam, Dears! ^^
Sudah pada bobok belum?
Ada yang nungguin COFFEE BREAK?
Terima kasih untuk 32K lebih viewers dan yang sudah follow Hara. Kalian luar biasa! ❤
Bab ini panjangnya kebangetan karena memang enggak bisa Hara pisah. Mau Hara pisah jadi dua takutnya kalian enggak puas. So, puas-puasin aja bacanya mumpung panjang. Wkwkwkwk
Bab selanjutnya boleh dong ya Hara update saat 34,5K viewers atau 885 followers. ❤
So, here we are ...
Mari bersenang-senang sembari pitar mulmednya.
Happy reading! ^^
=============
Dalam hidup, Kissy selalu berusaha berada di jalur yang benar dan aman. Dia tidak pernah menginginkan sesuatu yang tak pernah mungkin dia capai, apalagi harus sampai merebut milik orang lain. Sampai takdir mempertemukannya dengan Adhiyaksa dan jatuh cinta pada pria itu dengan sangat dalam, bahkan mungkin sampai detik ini, entahlah.
Dia tak memungkiri kalau kehadiran Adhiyaksa beberapa waktu lalu mampu memacu detak jantungnya kembali lebih cepat dari biasanya. Detak yang masih sama saat pertama kali mencecap cinta. Namun, dia juga sadar bahwa Adhiyaksa adalah sesuatu yang jauh dari gapaian tangannya. Sekeras apa pun dia bermimpi dan berusaha, dia tetap tak memiliki kapasitas untuk mengubah ketidakmungkinan menjadi nyata.
Sudah seminggu Kissy mengasingkan diri, menolak setiap tamu yang berniat menemuinya. Tidak peduli itu Niar, Abrisam, atau Adhiyaksa sekali pun. Dia butuh ketenangan. Bukan untuk memikirkan seberapa besar peluang yang dia miliki untuk kembali bersama sang pemilik hati, melainkan untuk memaafkan diri sendiri dan menimbang-nimbang segala kosekuensi atas apa yang akan dia pilih.
Kissy sadar betul bahwa kali ini dia tak akan pernah bisa melarikan diri lagi meskipun jauh di lubuk hatinya mengatakan hal itulah yang terbaik. Akan tetapi, sisi hatinya yang lain mendorongnya agar tak lagi menjadi pengecut. Dia harus bisa menerima kenyataan dan mulai menyelesaikan masalahnya satu per satu. Dia tak akan membiarkan perasaannya mendominasi lebih jauh. Apa yang ada di hatinya, seutuhnya miliknya, tanggung jawabnya. Dia tak butuh orang lain untuk mendiktenya karena dia sudah tahu di koridor mana seharusnya dia berjalan.
Langkah pertama yang dia ambil adalah mengikuti jejak Rama, resign dari Suara Hati FM. Seminggu lebih mangkir dari tugas siaran tanpa ada alasan yang jelas, membuat Kissy meragukan keprofesionalannya sendiri. Karena itu, kemarin dia memberitahu dan meminta pendapat Rama akan keputusannya itu. Beruntung, pria itu tak menanyakan lebih jauh dan hanya memberikan dukungan penuh.
Mantap akan keputusan yang dia buat, Kissy hari ini berniat mengakhiri masa semedi. Dia sudah berdadan secantik biasanya untuk menghampiri kantor Suara Hati FM dan menyerahkan surat pengunduran diri. Tungkainya yang dibalut high heels merah darah setinggi tujuh senti meter semakin menyemarakkan penampilannya yang mengenakan dress floral bercorak bunga sakura dengan panjang di bawah lutut. Rambut sebahunya dia gelung rendah.
"Bi, aku pergi dulu, ya. Mungkin nanti langsung ke butik untuk mengecek keadaan di sana. Aku enggak mau Niar khawatir lebih lama," pamitnya pada Bi Narsih saat beranjak menuruni tangga terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
COFFEE BREAK | ✔ | FIN
General FictionKissy sangat menggilai kopi. Baginya, kopi adalah konsumsi wajib sebelum dia bertarung dengan kata-kata yang akan mengudara menemani pendengar setianya. Lewat kejadian mendongkolkan, Kissy akhirnya mengenal dan dekat dengan pemilik kafe di seberang...