.
.
.
.
.Yoongi menatap Jimin dengan skeptis dari kejauhan.
"Kenapa?—Ada apa?", Yeonjun yang berdiri disamping Yoongi penasaran ingin tahu. "—Apa yang sedang kau lihat?", benar-benar tak sabar ingin tahu, ia sibuk celingukan dengan apa yang sekiranya membuat Yoongi terlihat begitu terganggu.
Melirik sekilas, Yoongi mendesah pelan. "Bukan apa-apa", ia menarik Yeonjun dan kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar hotel yang telah direservasi dari perusahaan.
Mereka sedang berada di Busan, menangani pembangunan proyek secara langsung.
Yeonjun yang mengekor dibelakang, terlihat masih penasaran. Hanya sebentar, sebelum ia mengalihkan topik. "Direktur Min, tadi aku melihat Presdir Park di lobi depan. Apa kau juga melihatnya?"
"Tidak!", jawab Yoongi lebih cepat dari apa yang ia sadari. Beruntung Yeonjun tidak curiga saat ia melirik Sekretaris jangkung itu dengan kesal.
"—Tidak? Waah sayang sekali~"
'Sayang apanya?!', Yoongi mengernyit tak mengerti.
"Kau tahu, Direktur Min?"
Yoongi acuh tak acuh.
"—Bukankah Presdir Park sangat mengagumkan? Dia bahkan sudah menjabat sebagai Presdir sejak beberapa tahun lalu menggantikan ayahnya"
Mereka berdua masuk kedalam lift yang kosong. Yoongi berusaha untuk tidak menggubris semua ucapan Yeonjun, ia hanya tidak ingin mendengar.
"Aku juga pernah membaca disebuah artikel, bahwa dia adalah CEO sukses termuda yang pernah ada dalam dekade ini. Dia benar-benar luar biasa", ucapnya terkagum-kagum.
Yoongi memejamkan matanya sambil bersedekap. Lama-lama, Yeonjun terdengar menyebalkan.
"Aku bahkan tidak menyangka bisa bertemu dengannya secara langsung. Apalagi terlibat dalam satu proyek. Ini seperti..."
"—Yeojun-ah"
"Ya, Direktur Min?", menoleh cepat.
"Kau tidak sedang berusaha merusak suasana hatiku pagi ini kan?"
Yeonjun mengerjap bingung. "Tidak, Direktur Min", jawabnya kemudian.
"Bagus!"
Yeonjun masih dibuat bingung, memangnya apa yang telah ia lakukan? Tak menyadari apa yang sudah dikatakannya, ia kembali membuka obrolan. Ia hanya tidak mau berada dalam suasana kaku dan canggung bersama bosnya seperti ini. Jadi, "Oh-ya, Direktur Min. Kau pasti sudah tahu, jika Presdir Park juga satu hotel dengan kita"
"—Apa?!", Yoongi melotot kearah Yeonjun dengan raut tak percaya. Bahkan ia tak sadar ia baru saja berteriak karena reflek. Menggeleng pelan, Yoongi menarik nafas pelan begitu melihat ekspresi Yeonjun yang terkejut sebab ulahnya. "Tadi kau bilang apa?", tanyanya lebih tenang. Ia ingin memastikan jika saja ia salah dengar.
"Presdir Park satu hotel dengan kita", ulang Yeonjun sembari tersenyum.
Yoongi terkekeh garing, ternyata pendengarannya masih sehat. "Bisakah kita pindah hotel?", gumamnya pada diri sendiri dan sayangnya didengar oleh Yeonjun.
"Apakah ada yang salah, Direktur Min? Haruskah aku menelpon kantor untuk melakukan reservasi ulang di tempat lain?"
"Hn?—Ah~ tidak, lupakan", Yoongi mendengus pelan. Ia tidak mungkin bisa menghambur-hamburkan uang perusahaan hanya karena masalah pribadinya. Berdoa, semoga saja tidak berada satu lantai dengan Jimin adalah satu-satunya harapan yang bisa ia gantungkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Such a Mess || Minyoon
Fanfiction(End) Ketika takdir mempermainkan hati mereka. Yoongi selalu menganggap pertemuannya dengan Jimin adalah malapetaka. Sementara itu, Jimin hanya menganggap pertemuan mereka adalah ketidaksengajaan yang bisa dimanfaatkan. Minyoon Jimsu BTS & TXT cast ...