.
.
.
.
."Apa kau mengenalnya?"
"Hn?—Siapa?"
"Pianis bernama Yoongi?"
Dengan dahi berkerut, objek yang barusan ditanya—si pemilik nama Shin Hyuk itu menggeleng. "Entahlah, aku tak yakin", ia nampak kembali berpikir. "Aku seperti pernah melihatnya tapi aku tak tahu kapan dan dimana...", jawabnya.
Jaebum, teman bicara Shin Hyuk berdecak. "Eiy~ Kau ini bagaimana? Kukira kau mengenalnya karena kau memperhatikannya dari awal sampai akhir tanpa mau melepas pandang. Apa kalian pernah bertemu sebelumnya?", tanyanya lagi.
Shin Hyuk menghela nafas, menyandarkan punggungnya di kursi. Mengetukkan ujung pena kepermukaan meja hingga timbul suara berisik. Menatap kosong layar LED dihadapannya.
Mereka sedang berada di studio, setelah tadi mengisi acara piano jalanan yang setiap pekan diadakan. "Aku tidak tahu, Jae", terdengar putus asa.
Selain Shin Hyuk, Im Jaebum adalah adalah satu teman kerja sekaligus teman MC yang membawa acara piano street tadi. Jika salah satu tidak bisa hadir, maka yang lain akan menggantikannya.
Mereka berteman akrab, karena sama-sama produser dalam satu naungan agensi.
"Kuharap, dia datang lagi. Permainannya terlalu bagus untuk seorang amatiran", celetuk Jaebum, ongkang-ongkang kaki dimeja dibelakang Shin Hyuk sambil bermain ponsel. "Dia seperti sudah terlatih"
"—tunggu!"
"Apa?!", Jaebum nyaris terperanjat mendengar teriakan Shin Hyuk. "Apa kau baru teringat ada deadline yang harus kau kerjakan?", tebak Jaebum was-was. Pasalnya selain sedikit teledor, temannya itu terkenal dengan sifat pelupanya.
"Tidak", sanggah Shin Hyuk cepat-cepat. Ia memutar kursinya dan mendapati Jaebum menatapnya penuh penasaran. "Aku baru ingat. Aku pernah bertemu seseorang yang mirip dengan permainan pianonya tadi"
Jaebum diam dalam penantian.
"—Dia bernama Suga. Seseorang yang pernah aku ceritakan padamu tempo dulu"
Mencoba mengingat-ingat, Jaebum membuka mulut dan mengangguk setelah berhasil mendapatkan memorinya. "The last pianist yang kau ceritakan dulu"
"Benar!", menjentikkan jari seolah bangga dengan ingatannya sendiri. "Permainan mereka sama, dulu Suga juga memainkan aransemen yang sama. Tapi bedanya dia sedikit merubah dan menambahkan beberapa tuts dari pertunjukkannya tadi"
"Whoa... Jika benar, Yoongi adalah Suga, maka aku salah satu yang beruntung karena bisa menyaksikan langsung permainannya. Jadi, apa kau mengenalnya?"
Shin Hyuk meringis, lalu menggeleng miris. "Tidak. Kami tidak sempat bertukar nomor"
Bahu Jaebum merosot sambil mendesah. "Percuma"
"Dulu aku sudah memberinya kartu nama, tapi sampai sekarang dia belum menghubungiku"
Jaebum hanya meringis.
Memangnya apa yang diharapkan?
Berdoa saja, mereka masih bertemu dilain waktu meski kecil kemungkinan.
.
.
.
.
.Sebuah mobil SUV hitam terhenti didepan rumah Yoongi. Disambut suasana lengang yang menghantui karena hampir tengah malam saat keduanya memutuskan kembali.
"Aku tidak akan memintamu untuk mampir", ia melirik Jimin yang buru-buru melepas seatbealt hendak keluar dari mobil.
"Aku tahu", sahut Jimin membuka pintu, lalu melangkahkan kaki keluar cepat-cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Such a Mess || Minyoon
Fanfiction(End) Ketika takdir mempermainkan hati mereka. Yoongi selalu menganggap pertemuannya dengan Jimin adalah malapetaka. Sementara itu, Jimin hanya menganggap pertemuan mereka adalah ketidaksengajaan yang bisa dimanfaatkan. Minyoon Jimsu BTS & TXT cast ...