End
?
.
.
.
.
.Pernikahan...
Well, kata tersebut memang berhasil menghiasi hari-hari seorang Min Yoongi sejak seminggu terakhir.
Seperti siklus hujan yang hanya berputar-putar, ia tak pernah menyangka akan memutuskan hal penting semacam itu secepat ini.
Awalnya ia terlalu takut, menganggap bahwa pernikahan adalah sebuah beban karena memiliki tanggungjawab yang besar.
Tapi ketika ia mengijinkan jemari manisnya dipasangi sebuah cincin dari yang terkasih, itu artinya ia sudah mengiyakan ajakan Jimin untuk melangkah ke jenjang berikutnya.
Ya... Sebuah pernikahan.
Semua sudah beres bahkan sebelum Yoongi sempat memikirkannya. Kenyataannya peran ibu Park yang terlalu antusias, menjadikan pernikahan anaknya maju satu bulan dari tanggal yang dijanjikan.
Dan itu masih 3 Minggu lagi—ralat, tinggal 21 hari dari sekarang.
Entah kenapa semakin dekat waktu, semakin itu pula perasaan tak yakin akan diri sendiri kerap menghinggapi hati Yoongi.
Siapkah dirinya?
Sudah pantaskah dirinya?
Yoongi seringkali dilanda kecemasan tanpa sebab, diwaktu yang acak dan berulang kali dalam sehari.
Kenapa dirinya jadi ragu?
.
.
.Air matanya mengalir jatuh sebelum cepat-cepat Yoongi menghapus jejaknya dengan kasar. Menggenggam erat ponsel yang baru saja ia gunakan untuk bertukar pesan, hingga memperlihatkan buku jemarinya yang mulai memutih.
Ada sebongkah kesal didalam hati yang mencoba menyeruak ingin keluar. Ia mendengus menatapi cincin yang sudah lebih dari seminggu ini ia kenakan.
Yoongi melupakan satu kenyataan, tentang seseorang.
Harusnya ia tahu, meski cinta pertama tak selalu berhasil, tapi eksistensinya, tak serta-merta dilupakan begitu saja kan?
.
.
.
.
."Saya kira, Yoongi kesana bersama Anda, Presdir. Maka dari itu saya langsung mengiyakannya tanpa berpikir panjang", ucap Yeonjun berusaha membela diri.
Seingat Yeonjun, Yoongi sudah memberitahunya akan keinginan pergi ke Daegu karena ini adalah hari peringatan kematian ibu dan kakak atasannya.
Jimin berkacak pinggang setelah membuang pandang. Ia jelas kesal setengah mati tapi perasaan khawatirnya jauh lebih besar.
Yoongi tak menghubunginya sejak tadi siang. Ia pikir, pekerjaan di kantor yang membuat kekasihnya itu lupa untuk memberi kabar. Walau nyatanya memang begitu karena apapun jadwal pekerjaan Yoongi, Jimin tahu.
Namun fakta bahwa ia melupakan hari peringatan ibu dan kakak kekasihnya, membuatnya teramat menyesal.
Namun hal yang bisa membuatnya tak habis pikir adalah, kenapa Yoongi memilih pergi ke Daegu tanpa dirinya dan tanpa memberitahunya?
Apakah sesuatu yang buruk telah terjadi?
Kenapa kekasihnya kesana seorang diri?
Ditambah lagi sekarang sedang ada badai salju merata di Korea.
Beberapa akses jalan terpaksa ditutup, sejumlah warga dihimbau untuk tidak melakukan perjalanan keluar kota.
"Kapan terakhir kali dia mengabarimu?", Namjoon bertanya pada Yeonjun. Ia juga penasaran kenapa Yoongi tiba-tiba bersikap aneh, seakan sengaja menghilang tanpa kabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Such a Mess || Minyoon
Fanfiction(End) Ketika takdir mempermainkan hati mereka. Yoongi selalu menganggap pertemuannya dengan Jimin adalah malapetaka. Sementara itu, Jimin hanya menganggap pertemuan mereka adalah ketidaksengajaan yang bisa dimanfaatkan. Minyoon Jimsu BTS & TXT cast ...