31. Akankah Taehyung Tahu?

1.8K 244 29
                                    

.
.
.
.
.

Plak!!!

Suara tamparan barusan terdengar lebih cepat sekian detik dari rasa panas yang kemudian menjalar dipipinya. Yoongi membola, ia kaget. Menatap bingung kearah sosok yang nampak berapi-api dihadapannya.

"Apa yang kau lakukan?!", teriak Taehyung murka. Ia mendorong sosok tadi menjauh seraya maju selangkah demi melindungi Yoongi.

"Harusnya aku yang bertanya padanya!", tunjuk Seulgi kesal pada Yoongi tepat diwajah. "Dia merebut Jimin dariku dan sekarang dia sedang jalan dengan pria lain?! Dasar jalang murahan?!"

Tamparan Taehyung benar-benar akan mengenai wajah Seulgi jika Yoongi tidak cepat untuk menahannya.

"Sudah, Tae. Tidak perlu meladeninya. Lebih baik kita pergi sekarang", ajak Yoongi pada Taehyung untuk pergi.

"Memangnya aku sudah selesai berbicara, hah!?", Seulgi menahan Yoongi dengan menarik kasar bahunya. "Kau pikir kau siapa?!"

"Aku tidak memiliki urusan denganmu. Kurasa kita juga tidak saling mengenal"

"Apa kau bilang?! Berani-beraninya kau!!", tangan Seulgi yang hendak melayang berhasil Taehyung hentikan.

"Anda tidak sedang berniat mempermalukannya diri Anda sendiri kan, Nona?", desis Taehyung seraya melepaskan genggamannya. Ia memindai dari atas ke bawah penuh penilaian dan hal itu sukses membuat Seulgi risih. "Tak seharusnya orang yang berpendidikan seperti Anda melakukan hal memalukan layaknya tadi"

"Aku tidak mengenalmu dan kau tidak berhak ikut campur. Urusanku dengan dia, bukan denganmu!", sengitnya tak kalah emosi.

"-Aku tak pernah merasa memiliki urusan denganmu. Lebih baik kau pergi", sahut Yoongi datar. Ia muak, tapi dirinya tahu bagaimana cara menghadapi orang seperti Seulgi. Jika ia ikut tersulut, sudah dipastikan Seulgi akan semakin menjadi. Dan ia tak mau. "Ayo, Taehyung", langsung menggeret lengan Taehyung dan mengajaknya pergi.

"Yak!!", teriak Seulgi tak terima hingga ia mendapat sorotan aneh dari para pejalan kaki yang melewatinya. "Cih!", satu kakinya menghentak kesal ke tanah. "Awas saja kau! Tunggu sampai Jimin tahu kelakuanmu"

.
.
.
.
.

"Kau baik-baik saja?", tahan Taehyung menggenggam lengan Yoongi agar berhenti. Ia sedikit menunduk, memastikan bagaimana keadaan Yoongi.

"Hanya tamparan, Tae. Ini tidak akan membuatku masuk rumah sakit... Lagipula tidak sesakit kelihatannya", jawabnya setengah bercanda. Ia tak ingin Taehyung cemas.

Tatapan Taehyung berubah mendelik tak suka. Bisa-bisanya Yoongi bercanda disaat seperti ini. "Pipimu merah", setelah berucap, ia sontak mengedar pandang. Seolah tak menghiraukan ucapan Yoongi barusan.

"Serius, Tae. Aku tidak apa-apa. Aku yakin setelah ini, pipiku pasti akan kembali seperti semula"

Taehyung mendengus. "Sebaiknya kau diam", ia menemukan apa yang ia cari. "Ikut aku"

Langkah Taehyung yang lebar membuat Yoongi sedikit kewalahan karena menyeimbangi. Menolak pun tak berguna. Ia hanya pasrah. "Kau tidak perlu sepanik itu...", keluh Yoongi dan Taehyung langsung berhenti.

"Masuk dan tunggu didalam mobil"

Ternyata mereka sudah sampai di parkiran pinggir jalan sewaktu pertama mereka datang tadi.

Yoongi menurut untuk menunggu di mobil. Ditatapnya Taehyung yang setengah berlari menuju mini market terdekat. Ia menghela nafas. Kadang Taehyung lebih menyebalkan dari Yeonjun, pikirnya.

Saat hendak merogoh ponsel disaku mantel, maniknya tak sengaja menangkap sebuah siluet tak asing yang Yoongi tahu. Hanya sekilas, tapi ia bisa mengenali bangunan tiga lantai mirip ruko didepan sana, tempat dimana sosok tadi keluar.

Plang berlampu bertuliskan klinik Dr. Jeon itu menggelitik pikirannya. Ia pernah kesana saat Jimin mengantarnya dulu. Lalu, Jungkook yang Taehyung ceritakan tadi juga tinggal disekitar sini.

Jadi... Apakah Jungkook yang Yoongi tahu adalah Jungkook yang Taehyung maksud?

Yoongi tak sadar jika Taehyung sudah kembali saat sebuah benda dingin menempel dipipinya. Ia tersentak kaget.

"Hanya mengantisipasi agar tidak bengkak", ucap Taehyung saat menyadari Yoongi hendak memprotes. Sebelah tangannya merogoh ke sebuah plastik yang tadi ia bawa. Ia meletakkan sebuah hotpack di telapak tangan Yoongi. Melihat Yoongi yang bergidik kedinginan, membuatnya cepat-cepat menyalakan mobil dan menghidupkan penghangat otomatis.

Yoongi mengambil alih sekaleng cola yang dibungkus sapu tangan oleh Taehyung dipipinya. "Terimakasih", ucapnya tulus. Ia rasa, ia terlalu banyak merepotkan Taehyung.

Tak ada jawaban, Taehyung menatap khawatir pada Yoongi. "Orang tadi siapa?", tanyanya penasaran. "Dan apa hubungannya dengan Jimin?". Sebenarnya, sudah sejak tadi ia menahan diri untuk tidak bertanya. Tapi ia kalah. Ia ingin tahu.

"Kang Seulgi-tunangan... Atau apa, aku juga tidak tahu. Mereka sempat dijodohkan tapi Jimin menolaknya", jelas Yoongi. Tak ada yang perlu disembunyikan. Ia rasa, Taehyung berhak tahu.

"Itu sebabnya, Jimin mendekatimu?", ia abai jika pertanyaannya terdengar menuntut.

Yoongi menengadah, sorotnya tak terbaca. Lama hening, kemudian ia mengangkat kedua bahunya tanda tak tak tahu. Ia juga bingung, apa maksud Jimin mendekatinya akhir-akhir ini. Dulu memang iya, karena ada beberapa kesalahpahaman yang berakhir merugikannya. Tapi yang terakhir kemarin... Ia tak tahu.

Taehyung menghela nafas panjang. Tak ada ucap yang keluar. Ia membenarkan letak kompresan kaleng dingin tadi karena genggaman Yoongi melorot. "Sebaiknya kita, pulang"

Yoongi menoleh cepat. "Tidak jadi pergi?", tanyanya heran.

"Lain kali saja. Kau butuh istirahat", ucap Taehyung berniat melajukan mobil namun urung. Ia baru saja melihat seseorang yang ia kenal masuk kedalam klinik bertuliskan Dr. Jeon. Apakah ia salah lihat? Bukankah Jungkook yang dulu ia kenal sudah lama menetap di Jepang dan tak kembali?

Taehyung menggeleng pelan, segera mengusir pikirannya.

"Kau baik-baik saja, Tae?", tanya Yoongi karena Taehyung enggan memindah persneling.

Taehyung mengangguk. "Aku baik. Kita pulang sekarang". Mungkin ia hanya salah lihat.

Meski sedikit sangsi, Yoongi memilih mengangguk. Ia tak mau ambil pusing.

.
.
.
.
.

Pengen Taegi...

Such a Mess || MinyoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang