3

6.6K 337 0
                                    

Saat Nara melewati tangga dekat kelasnya ia tak sengaja berpapasan dengan Satya. Kakaknya itu terlihat sedang terburu-buru.

"Kak, mau kemana?" Nara merentangkan kedua tangannya untuk menghalangi Satya.

"Mau ambil baju ganti," jawabnya. Ia menurunkan tangan Nara dan meneruskan langkahnya, tetapi tangannya ditahan oleh Nara

Nara meneliti Satya dari atas sampai bawah. Ia tidak melihat sesuatu yang terjadi pada seragam yang dikenakan kakaknya itu

"Buat apa?" Tanya Nara penasaran.

"Buat temen," kata Satya setengah berteriak sambil setengah berlari menuju tempat parkir SMA Vilgold.

Nara mengedikkan bahunya acuh. Ia melihat banyak pasang mata menatap Satya dengan kagum. Dia bingung, sebenarnya apa jabatan kakaknya di sekolah ini hingga mereka semua kagum pada kakaknya.

"Akhirnya lo berhenti juga, Ra," sebuah suara menyadarkan Nara dari lamunannya.

Nara menoleh dan mendapati Mila yang sedang berjongkok dengan nafas yang yang memburu. Ia menatap Mila heran.

"Lo kenapa sih?" Tanya Nara bingung.

"Gue dari tadi ngejar lo!" Jawab Mila ketus. Ia kesal karena lelah mengejar Nara tetapi gadis itu tidak merasa bersalah sama sekali.

"Lo tuh bukannya minta maaf kek, malah kaya merasa nggak bersalah gitu!" Omel Mila yang semakin geram karena Nara hanya diam saja.

"Maaf, gue nggak tau," Nara memamerkan cengiran khasnya.

Mila memutar bola matanya jengah. Sudah biasa dengan sikap Nara yang selalu meninggalkannya saat kesal. Lebih tepatnya lupa kalau ia sedang bersama Mila.

"Ya udah yuk ke kelas, udah mau masuk," lanjut Nara.

Nara menggandeng tangan Mila. Mencoba membujuk Mila agar tidak kesal lagi, dengan begitu lama kelamaan Mila akan lupa dengan kekesalannya.

-----

"Adik lo yang di Jogja jadi balik ke Jakarta?" Tanya Raffa yang duduk di samping Satya.

Mereka sedang berada di ruang OSIS. Hari ini ada rapat dadakan. Tinggal menunggu anggota OSIS yang lain datang dan rapat dimulai.

"Jadi. Malahan dia udah mulai sekolah di sini hari ini," terang Satya.

"Beneran lo, Sat?" Tanya Yoga yang tidak percaya dengan omongan Satya. Ia menegakkan badannya dan menunggu jawaban Satya.

"Bener lah, orang tadi aja dia berangkat bareng gue," ucap Satya.

Sedetik kemudian Satya terlonjak kaget. Ia baru ingat sesuatu. Ia lupa tidak memberi tahu Nara jika ada rapat dadakan. Dengan cepat ia segera membuka ponselnya, dan benar saja banyak pesan masuk dari Nara.

Nara♡

Kak Satya dimana?

Lama bgt sih Kak

Ya ampun Kak ditungguin
dari tadi nggak dateng2

KAK SATYAAAA

NARAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang