Nara, Mila, Tasya, dan Fely memutuskan untuk pergi ke mall setelah merasa bosan di rumah Mila. Mereka hanya sekedar berkeliling mall tanpa tujuan.
"Makan yuk, capek gue dari tadi cuma muter-muter nggak jelas," keluh Tasya sambil memegang perutnya.
"Yang ngajakin muter-muter ke mall siapa, dodol?!" Tangan Fely terulur untuk menjitak kepala Tasya.
"Iya, itu kan tadi. Sekarang gue laper nih," ucap Tasya.
"Ya udah kita makan dulu, gue juga laper banget dari tadi," Nara memamerkan cengiran kudanya.
"Yeee sama aja lo ternyata," Mila maju untuk menjitak kepala Nara, namun Nara segera menghindar.
Setelah berkeliling cukup lama, mereka akhirnya menemukan sebuah kedai yang cocok. Nara dengan sigap memanggil pelayan kedai itu.
"Silahkan, mau pesan apa?" Tanya pelayan itu ramah, ia memberikan sebuah buku menu.
"Bentar ya, mbak," ucap Fely sambil tersenyum. Mereka memilih-milih makanan yang ada di buku menu itu.
"Saya spaghetti mushroom-nya satu sama minumnya cappucino," kata Nara pada pelayan itu.
"Saya cup cake red velvet sama strawberry milkshake," ucap Fely.
"Gue sama kaya lo aja, Fel," Mila akhirnya memutuskan untuk memilih menu yang sama dengan Fely.
"Mbaknya mau pesan apa?" Tanya pelayan itu pada Tasya yang sedang sibuk memilih-milih di buku menu.
"Emmm, saya mau nasi goreng ayam satu, salmon scrambled satu, minumnya banana smoothie sama vanilla latte," pesan Tasya dengan mata yang masih fokus pada buku menu.
"Oh iya, tambah onion ring sama sandwich ya mbak," tambahnya lagi. Nara, Mila, dan Fely dibuatnya cengo.
"Baik, mohon ditunggu sebentar. Pesanan akan kami antar secepatnya," pelayan itu tersenyum dan pergi dari meja mereka.
"Buset! Lo yakin bakal habisin itu semua?" Tanya Nara setelah pelayan itu hilang dari hadapan mereka.
"Yakin," Tasya mengangguk mantap.
"Itu perut apa karung, Sya?" Tanya Mila heran.
"Temen lo tuh perut karung," ucap Fely pada Nara.
"Bukan temen gue," kata Nara santai.
"Jahat lo temen sendiri nggak diakuin," Tasya mencebikkan bibirnya kesal.
Tak lama pesanan mereka datang. Mereka memakannya dengan lahap. Tak butuh waktu lama untuk Nara, Mila, dan Fely menghabiskan makanannya. Namun Tasya masih asyik melahap makanannya.
"Lo laper apa doyan, Sya?" Nara menggelengkan kepalanya.
"Dua-duanya," jawabnya dengan mulutnya yang penuh sandwich.
"Rakus bener lo," kata Fely.
Tasya mengibaskan tangannya acuh. Ia memasukkan potongan terakhir sandwich-nya ke dalam mulutnya. Badannya ia senderkan di kursi.
"Kenyang nih anak gue. Sehat-sehat ya nak di dalem sana," ia berbicara pada perutnya sendiri sambil mengelus perutnya.
"Udah nggak waras nih bocah," Mila menyenggol lengan Nara.
"Mungut dimana lo?" Tanya Nara pada Fely.
"Kemaren gue nemu di selokan, gue pungut aja deh. Nggak taunya gila kaya gini," kata Fely.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAFA
Подростковая литература[SEGERA TERBIT] Ini kisah tentang Kanara, gadis berparas cantik dengan tingkah laku ajaibnya yang bisa membuat siapa saja geleng-geleng kepala. Ini juga kisah tentang Raffa, senior tampan dengan sikap dinginnya yang justru mampu membius kaum hawa. ...