5

6.1K 328 5
                                    

Raffa tiba-tiba menghentikan langkahnya. Membuat Nara yang berjalan dibelakangnya pun menabrak punggung tegapnya.

"Kalau mau berhenti ngomong dulu, dong. Gimana sih!" Ucap Nara kesal.

Raffa hanya menatapnya diam dan tangannya menunjuk ke arah tulisan yang ada di atas pintu. Nara membaca tulisan yang ditunjuk Raffa.

XI MIPA 1

"Lo masuk, ambil kuncinya di laci meja itu," kata Raffa sambil menunjuk meja yang ada di deretan ke dua, baris ke tiga.

"Gue tunggu di sini," lanjut Raffa.

Nara hanya berdehem sebagai jawabannya. Baru selangkah ia masuk ke kelas, semua murid yang ada di dalam kelas XI MIPA 1 memperhatikannya.

Ada yang menatapnya kagum, ada juga yang menatapnya dengan sinis karena ia diantar oleh Raffa, salah satu most wanted Vilgold.

Nara melangkah menuju meja yang ditunjuk Raffa tadi. Ia berjongkok dan tangannya merogoh isi laci. Namun ia tidak menemukan apapun.

"Buruan sini!" Perintahnya pada Raffa.

Raffa yang sedang bersender di pintu dengan tangan disilangkan di depan dada berdecak sebal. Lalu ia berjalan menghampiri Nara dengan gaya cool nya.

"Apa lagi?" Tanyanya kesal.

"Kuncinya nggak ada," kata Nara.

"Kalau nyari tuh yang bener!" ucap Raffa.

"Ya udah lo cari aja di laci kalau ada," tantang Nara yang mulai kesal dengan Raffa yang tidak percaya padanya.

Raffa berjongkok dan merogoh isi laci. Ia tak mendapatkan apapun. Lalu ia merogoh laci meja di sebelahnya, hasilnya pun nihil.

"Ada nggak kuncinya?" Tanya Nara dengan nada meremehkan setelah melihat tangan kosong Raffa.

Raffa pun membuka tasnya. Mengeluarkan semua isi tasnya. Lalu ia baru menemukan kuncinya. Langsung saja kunci itu direbut Nara.

"Nggak makasih!" Kata Nara sambil menginjak kaki Raffa dengan keras dan melenggang pergi.

"Awas aja, lo! Dibantuin malah nginjek kaki gue!" Teriak Raffa sambil mengaduh kesakitan dan melepas sepatunya. Ibu jari kakinya serasa berdenyut.

-----

Nara keluar dari kelas XI MIPA 1 setelah menginjak kaki Raffa. Ia berjalan dengan santai menyusuri lorong kelas sebelas. Banyak senior perempuan yang memandangnya tak suka.

Baru saja ia hendak berbelok menuruni tangga, lengannya dicekal oleh seseorang. Membuatnya refleks berbalik badan. Ia menemukan tiga orang perempuan yang kemarin menganggunya.

"Nggak usah pegang-pegang!" Nara menghempaskan tangan Bela dari tangannya.

"Heh! Lo sebenernya siapa, sih?! Berani-beraninya lo deketin semua most wanted boys Vilgold!" Bentak Bela sambil menunjuk muka Nara.

"Gue manusia lah. Emangnya lo, anak kodok!" Balas Nara kesal

"Eh! Berani-beraninya ya, lo!" Bentak Ifa.

"Lo anak baru ya? Nggak tau kita siapa?" Tanya Vara menunjuk dirinya dan kedua temannya.

"Iya gue anak baru, kenapa?!" Tantang Nara.

Bela menarik lengan baju Nara. Ia melihat bet kelas Nara dan tersenyum remeh.

"Baru kelas sepuluh udah belagu, lo!" Kata Bela sinis.

NARAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang