15

4.9K 251 5
                                    

Nara tersenyum melihat pantulan dirinya di sebuah cermin besar di kamarnya. Ia mengenakan cardigan putih dan kaos berwarna abu-abu yang dimasukkan ke dalam celana jeans-nya. Gadis itu memakai sneaker berwarna putih.

Setelah dirasa puas dengan penampilannya, Nara menyambar tas selempang yang sudah ia siapkan di meja riasnya. Ia melangkahkan kaki keluar kamarnya menuju kamar Satya.

Nara menyerobot masuk kamar Satya tanpa mengetuk pintu. Dilihatnya Satya yang sedang fokus mengetikkan sesuatu di laptopnya. Kemudian ia duduk di pinggir kasur king size milik Satya.

"Kak Satya," lirihnya.

Tidak ada jawaban, Satya masih fokus dengan laptopnya.

"Kak!" Panggilnya lagi. Tetap saja tak ada sahutan dari Satya. Nara menghembuskan nafasnya kasar.

"Bang Sat!" Teriaknya Nara.

"Jangan panggil gue Bang Sat!" Satya dengan cepat menjawabnya.

Nara terkekeh, ia tahu kakaknya itu paling tidak suka jika dipanggil dengan "Bang" dan diikuti namanya. Menurutnya itu sama seperti mengumpatinya.

"Apa?!" Tanya Satya tak santai.

"Kunci mobil gue," Nara menengadahkan tangannya.

"Mau kemana?" Tanya Satya, pandangannya mengarah pada jam dinding di kamarnya yang telah menunjukkan pukul lima sore.

"Ke rumah Mila. Bentaran doang, kok," ucapnya meyakinkan Satya.

"Yakin?" Tanya Satya, ia tak percaya pada adiknya itu karena jika sudah bersama Mila bisa-bisa ia lupa waktu.

"Iya, seratus persen yakin," Nara menunjukkan puppy eyes andalannya untuk meluluhkan Satya.

"Oke. Sebelum jam 9 harus udah di rumah," peringat Satya.

"Iya, bawel! Kuncinya mana?" Tanya Nara.

"Ambil tuh di meja belajar gue," tunjuk Satya pada meja belajarnya.

Dengan gerakan cepat Nara menyambar kunci mobilnya. Ia mendekati Satya dan mengecup pipi Satya cepat.

"Bye Bang Sat!" Ucapnya sambil berlari kencang keluar kamar Satya.

"Awas lo nanti kalau pulang nggak bakal gue kasih ampun!" Teriak Satya dari dalam kamarnya. Nara tertawa mendengar teriakan Satya.

"Heran gue bisa punya adik laknat kaya gitu," gerutu Satya.

-----

Drrttt....drrttt....

Ponsel Nara yang berada di atas dashboard mobilnya bergetar. Dengan sigap tangannya meraih ponselnya. Dilihatnya nama Mila terpampang di layar ponselnya. Ia menekan tombol hijau dan loud speaker.

"Halo,"

"Lo lama banget sih, Ra!" Semprot Mila dari seberang sana.

"Bentar lagi gue sampai," jawab Nara.

"Cepetan, elah! Janjian jam 4, udah jam 5 lo belum dateng juga," omel Mila.

"Iya, Mila cantik. Sabar ya," ucap Nara lalu ia mematikan telfon secara sepihak.

Nara menambah kecepatan laju mobilnya agar cepat sampai di rumah Mila. Nara, Mila, Tasya, dan Fely berjanji akan ke rumah Mila pukul 4 sore, namun Nara mengulur waktu hingga pukul 5 dan membuat ketiga temannya itu menunggu lama.

NARAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang