14

4.6K 253 2
                                    

Raffa melangkahkan kakinya menyusuri koridor kelas sepuluh. Matanya mencari kelas yang bertuliskan "X MIPA 2".

Pria itu menghentikan langkahnya setelah sampai di depan kelas yang ditujunya. Dengan sangat yakin ia mengetuk pintu kelas itu.

Tok....tok....tok....

"Masuk!" Suara Pak Slamet menginterupsi Raffa agar masuk ke dalam kelas X MIPA 2.

Raffa melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas. Ia menjadi pusat perhatian seluruh murid kelas X MIPA 2. Mereka bertanya-tanya apakah gerangan yang membuat salah satu most wanted boys Vilgold masuk ke kelas mereka?

Kelas mendadak menjadi ramai seperti pasar. Mereka semua membicarakan apa penyebab Raffa datang ke kelasnya dan ada juga yang membahas ketampanan Raffa. Terkecuali seorang gadis di sebelah Mila yang lebih memilih membaca buku kimianya daripada membicarakan pria itu.

"Tolong semuanya diam! Kak Raffa akan mengumumkan sesuatu," kata Pak Slamet setelah selesai berbincang-bincang dengan Raffa.

Semua murid kelas X MIPA 2 pun diam karena takut pada Pak Slamet, guru kimia yang terkenal dengan kegarangannya. Setelah semua tenang Raffa mulai berbicara.

"Untuk siswi yang bernama Kanara Zefanya Aditama harap ikut saya sebentar," ucapnya datar.

Gadis yang sedang membaca buku itu mendongak saat merasa namanya disebut. Ia menjadi pusat perhatian seluruh teman sekelasnya. Dengan malas ia beranjak dari duduknya dan menghampiri Raffa.

"Terima kasih, Pak, sudah diizinkan," ucap Raffa pada Pak Slamet.

Pria itu bersalaman dan mencium tangan Pak Slamet sopan, begitu pula dengan Nara. Lalu Raffa melangkah keluar kelas diikuti oleh Nara di belakangnya meninggalkan berbagai macam tatapan dari siswa kelas X MIPA 2.

"Mau kemana, sih?" Tanya Nara pada akhirnya.

Raffa tak berniat untuk menjawab. Ia malah semakin memperlebar langkahnya yang memang sudah lebar. Nara mendengus sebal, ia harus bersusah payah untuk menyeimbangkan langkahnya dengan Raffa.

"Ini mau kemana? Kalau nggak jawab mending gue balik ke kelas," ucapnya kesal.

"Berisik!" Kata Raffa dingin.

"Ya udah gue balik," ucap Nara. Ia berbalik arah, saat hendak melangkah tangannya ditarik oleh Raffa.

Tarikan Raffa terlalu kuat, sehingga membuat tubuh Nara berputar seratus delapan puluh derajat. Nara menubruk dada bidang milik Raffa dan ia hampir terjatuh.

Dengan sigap Raffa menahan tubuh Nara. Tangannya melingkar di pinggang Nara, sedangkan Tangan gadis itu memegang bahu Raffa erat. Nara segera bangkit berdiri saat sadar posisi mereka sekarang.

"Sorry," ucap Raffa.

Nara mengangguk sebagai jawaban. Pria itu kemudian meneruskan langkahnya. Nara pasrah mengikuti laki-laki itu melangkah. Ia masih shock dengan kejadian yang baru saja menimpanya.

-----

"Dari mana aja, lo?" Tanya Zilda tak santai. Zilda adalah salah satu pengurus OSIS pada Nara saat ia tiba di ruang OSIS. Ia terkenal judes dan suka nyinyir pada adik kelasnya.

Entah Raffa pergi kemana setelah sampai di ruang OSIS. Ia bingung kenapa ada banyak murid kelas X di ruang OSIS, termasuk Rasya yang semenjak bel masuk setelah istirahat tadi tidak ada di kelas.

"Heh! Lo denger nggak, sih?!" Bentak Zilda, membuyarkan lamunan Nara.

"Eh! Maaf, Kak," ucap Nara gelagapan.

NARAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang