23

4.3K 216 10
                                    

Raffa berjalan dengan malas menuju kamar Nara. Sebelum mengetuk pintu ia menyiapkan dirinya jika saja Nara mengajaknya berdebat lagi.

Tok...tok...tok

Nara yang sedang asyik searching sambil sesekali mengetik di laptopnya menghentikan aktifitasnya saat mendengar ketukan pintu.

"Siapa?" Teriaknya.

"Gue."

Mata Nara membulat saat mendengar suara itu. Timbul kerutan di keningnya yang menandakan ia sedang bingung. Sedetik kemudian ekspresinya berubah menjadi jutek.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Nara tak santai.

"Buka dulu,"

Bukannya menjawab, Raffa malah meminta Nara membuka pintunya. Gadis itu menghentak-hentakkan kakinya saat hendak membuka pintu.

"Ngapain?" Sewotnya saat membuka pintu.

"Laptop."

"Hah?" Kedua alis Nara menyatu.

"Ck. Pinjem laptop," decak Raffa kesal.

"Makanya kalau ngomong yang jelas!"

Nara mengomeli Raffa. Pria itu membuang pandangannya dari Nara. Tujuannya datang ke kamar Nara adalah untuk meminjam laptop, namun gadis itu sepertinya malah ingin mengajaknya berdebat.

"Mana?" Tanya Raffa.

"Apanya?" Tanya Nara balik. Gadis itu tidak mengerti maksud Raffa.

"Bego banget sih, lo!" Umpat Raffa. Ia sudah tidak dapat menahan emosinya. Gadis itu selalu saja berhasil memancing emosinya.

"Kok lo malah ngatain gue bego? Lo tuh yang bego!" Balas Nara yang tak mau kalah.

"Bacot. Mana laptop lo?"

Raffa memilih mengalah daripada memperpanjang masalah. Kini gadis di depannya itu bersender di pintu kamarnya.

"Udah ngatain bego sekarang mau pinjem laptop gue. Enak aja!" Nara menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Enak saja, Raffa sudah mengatainya dan sekarang ingin meminjam laptopnya.

"Gue mau lanjutin laporan Satya," ucap Raffa datar.

"Nggak mau!"

"Ini penting dan besok harus dikumpulin."

"Bodo amat!"

Gadis itu tetap kekeuh pada pendiriannya. Sepertinya sudah tidak bisa diganggu gugat lagi. Raffa membuang nafasnya kasar menghadapi gadis itu.

"Terserah! Gue nggak tanggung jawab kalau besok Bu Ambar nyamperin lo di kelas," tegas Raffa.

Mata Nara membulat mendengar ucapan Raffa. Ia segera menahan tangan Raffa yang hendak berbalik ke kamar Satya.

"Ambil sana!"

Nara memilih mengalah daripada harus berurusan dengan Bu Ambar. Gadis itu menyuruh Raffa untuk mengambilnya.

Baru saja selangkah Raffa memasuki kamarnya, Nara menahan tangannya lagi. Ia baru teringat jika laptopnya sedang ia pakai untuk membuat makalah.

"Eh, nggak jadi! Nggak boleh!"

Tangannya ia rentangkan untuk menghalangi jalan Raffa. Pria di depannya itu mengangkat sebelah alisnya.

"Laptopnya gue pakai buat ngerjain tugas," kata Nara tak santai.

"Lo bisa kerjain besok," ucap Raffa enteng.

"Nggak bisa, ide gue keburu ilang. Kecuali kalau..."

NARAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang