Nyaman. Itu yang Alma rasakan, Alma bingung mengapa seperti tidur di atas kasur yang empuk? Sepertinya dia masih berada di dalam taxi tadi.
Alma merentangkan kedua tangannya, benar ini dikasur, dia tak mungkin salah. Merasa masih belum puas Alma kembali tertidur dengan pulasnya. Sementara di ujung sana Lelaki itu hanya memandang gadis gempal yang berbaring di atas kasur dengan begitu nyaman. "Ternyata kita memang berjodoh." Lelaki itu bangkit dari duduknya dan menghampiri gadis tersebut.
"Apa sangat nyaman sayang." Ucap lelaki itu tepat di kuping Alma, menggoda gadis ini menjadi kecanduan tersendiri untuknya. Mata Alma refleks terbuka,
ia langsung menoleh ke sumber suara. Dengan cepat Alma mendorong lelaki tersebut.Astaga ini gila, benar-benar gila bagaimana bisa ia berada satu tempat dengan lelaki yang dia tak kenal bahkan nama saja dia gak tau. Alma tau diri, mana mungkin lelaki ini macam-macam padanya tapi siapa tau..disini hanya ada dirinya dan juga lelaki itu.
"Kenapa aku bisa ada disini?" Alma menatap lelaki itu marah, sedangkan yang di tatap hanya mengangkat bahunya tak peduli.
Alma mengedarkan pandangannya, "dimana semua barangku?" Lelaki itu menunjuk di pojok dimana terdapat barang-barang si gadis gempal ini.
Alma turun dari kasur dan mengambil barang tersebut kemudian ia melangkah untuk pergi dari ruangan.
"See u next time Al.." Alma menoleh dan mendapati lelaki itu tersenyum sambil melambaikan tangan ke arahnya. Alma yang kesal tak menanggapinya, dia bergegas pergi dari tempat itu.
Menutup pintu dengan kuat sehingga berdentum, lelaki itu tersenyum melihat tingkah wanita yang sudah dia temui berkali-kali.
Alma terus saja mengumpat dengan kejadian ini. Bagaimana bisa dia tertidur dalam satu kamar dengan lelaki aneh itu.
Alma merogoh tasnya mencari benda pintar tersebut, namun nihil barang yang dia cari tak ada disana.
"Akh...apalagi ini, kemana ponselku." Kesal Alma, pasti tertinggal di kamar lelaki aneh itu.
Dengan berat hati Alma melangkahkan kakinya menuju kamar lelaki itu. Dia mengetuk pintu tersebut dengan cepat.
Tok tok tok tok....
Pintu terbuka di sana lelaki itu berdiri dengan santainya sambil terus memandangi Alma. Alma yang di pandang merasa jengah, "ngapain kamu liatin aku?"
"Aturan aku yang nanya, ada apa balik lagi? Merindukan ku?" Lelaki itu memperlihatkan senyum termanis yang dia punya.
"Mana ponselku?" Alma menengadah tangannya meminta diberikan ponsel. Bukan memberikan lelaki itu masuk kedalam meninggalkan Alma disana.
"Hey..aku bilang mana ponselku." Alam masuk mengikuti lelaki tersebut. Karena terbawa emosi Alma terus saja berjalan tanpa sadar malah menabrak punggung lelaki aneh ini.
"Segitunya ingin dekat denganku?" Ucapnya sambil memberikan ponsel itu kepada Alma.
"Di dalamnya ada nomorku, kalau terjadi apa-apa kamu bisa menghubungi ku." Ucapnya sambil menggoyangkan tangannya dengan tiga jari tengah yang dilipat dan di sisakan jari kelingking dengan jempol seperti sedang menelpon di dekat telinganya. Tangan satunya iya gunakan untuk memegang ponsel Alma.
Alma merebut ponsel itu dengan paksa, "jangan harap..ini adalah pertemuan pertama dan terakhir." Alma pun kini benar-benar pergi.
Sepeninggalan Alma lelaki itu terus saja menatap pintu yang ditutup paksa, sepertinya dia akan mengganti pintu itu karena rusak akibat ulah bar bar Alma.
"No..no..no.. ini bukan pertemuan terakhir kita, masih ada pertemuan-pertemuan yang akan kita lalui."
.
.
.
.
.
.Perdebatan tadi membuatnya sedikit lapar. Alma mengusap perutnya yang gempal memberi isyarat kepada cacing yang ada didalam sana untuk sedikit lebih bersabar.
"Sabar lah..kita akan cari tempat makan."
Kini Alma tengah makan di kaki lima di dekat sungai Han. Dari banyak makanan, dia memilih untuk membeli tteokbokki dan juga satu botol air mineral. Setelah itu Alma memutuskan untuk memakan makanannya di tepi sungai Shanghai, sambil menikmati suasana pagi hari yang menyejukkan.
Alma mengambil ponselnya dan memotret dirinya yang sedang berada di negeri ginseng ini. Ia membuka sosial media nya dan memposting fotonya dengan caption 'mimpimu akan nyata jika kamu berani melangkah'
Alma tersenyum melihat bahwa teman-temannya berkomentar, Walaupun dominan komentar negatif tapi Alma senang. Itu berarti mereka semua iri padanya.
Alma memasukan kembali ponselnya ke dalam saku jaketnya. Tubuhnya yang gempal sedikit menyulitkan dia untuk melakukan segala kegiatan, yang lebih parahnya dia akan merasa ngantuk jika terlalu banyak melakukan aktivitas yang menguras energi nya.
Tidak mau tidur di pinggir jalan, Alma segera bangkit dan segera pergi untuk mencari penginapan.
Yeyy..aku up, cerita kali ini aku buat pendek dlm setiap part.. kapasitas otak ku tidak cukup..aku akan mengantuk klo terlalu byk mengetik..
Semoga kalian suka
Jgn lupa like dan komen biar aku makin semangat nulis nya😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fat Dreams (Tamat)
Genç Kurguhanya sebuah mimpi yang ingin diwujudkan. "Bukan hanya mimpi, orang gendut itu memang menyusahkan, tak bisa apa apa, yang dia tau hanya makan..makan dan makan." 🎖️ #rank 3 dreams 15-feb-2020 #rank 2 dreams 27-feb-2020 #rank 1 dreams 16-april-2020