thirty

1.4K 106 8
                                    

Pagi semua... selamat membaca

"Al..kayak nya bener deh kak Andre ada rasa sama kamu." Alma males sekali menanggapi Amel yang selalu menjodohkan nya dengan kak Andre, Alma bangkit dan membuang bungkus rujak, "Mel..kamu di panggil tuh." Alma menunujuk kak Andre di ujung sana. Amel menoleh dia pun langsung menghampiri kak Andre. "Nanti kita lanjut." Alma memutar bola matanya malas.

Alma berjalan, mengambil piring kotor di meja pengunjung, hingga dia melihat kak mahen yang keluar dari ruang Bu intan. Alma menaruh lagi piring itu dan mengejar kak mahen.

"Kak mahen." Panggilnya, namun orang yang di panggil tak menoleh, Alma yakin kalau itu benar-benar kak mahen. Alma ingin mengejar, namun saat mengejar sebuah tangan menahannya. "kamu mau kemana ?" Kak Andre menahannya. Alma menoleh mendapati kak Andre yang menahannya, Alma menoleh lagi dan disana kak mahen yang sudah pergi. Alma kecewa, padahal sedikit lagi. "Maaf ka."

"Ya sudah balik kerja." Alma mengangguk. Dia mengambil piring itu dan membawanya masuk ke dalam.

....

Jam pulang akhirnya tiba, semua tugasnya sudah selesai. Alma mengambil tasnya, "Al..kamu pulang naik apa?" Tanya Amel. "Paling naik bus kalo engga ojek." Jawabnya asal.

"Ini udah malem loh..kamu yakin." Alma mengangguk, "udah bareng aku aja.."

"Gak usah Mel... ngerepotin." Amel tak peduli, dia kekeh ingin mengantar Alma. "Nih pake helm nya." Amel memberikan helm kepada Alma, dan Alma pun menerima nya.

Sepanjang perjalanan Alma hanya terdiam dia masih memikirkan kak mahen. "Apa kak mahen ke indo ya?"

"Apa Al?"

"Engga Mel..aku lagi ngomong sendiri."

Amel tak menjawab. "Ini kemana lagi Al?"

"Itu yang di depan berhenti ya." Ucap Alma.

Mereka kini berhenti tepat di depan gang. "Makasih ya." Alma mengembalikan helm itu, "kamu hati-hati" tambahnya, Amel meninggalkan Alma. Sepeninggalan amel, Alma melangkahkan kakinya menuju kostan.

"Huft..badan ku rasanya mau patah semua." Alma memijit mijit badannya yang terasa pegal, dia merebahkan tubuhnya di atas kasur, tasnya dia lempar sembarang. Seperti ini lah dia, akan cepat tertidur jika melakukan pekerjaan yang melelahkan.

...

Pintu kost Alma terbuka, kak mahen masuk kedalam. Dengan menduplikat kunci kost Alma dia sekarang bisa leluasa keluar masuk. Dia hanya ingin melihat Alma, menatap wanita itu dari dekat. Mahen memperbaiki posisi tidur Alma dan menyelimutinya, mahen duduk disamping Alma menatap wajah teduh Alma mengusapnya dengan sayang.

Mahen pindah ke kursi tempat biasa dia tertidur menemani alma dan akan pergi sebelum alam terbangun.

....

Lagi lagi sebuah sarapan dengan notice Alma temukan di atas meja. Kali ini Alma tidak memakannya, dia hanya melihat notice yang diberikan si pengirim.

"Semoga harimu menyenangkan." Tulisannya. Seperti biasa dia akan menaruhnya bersama notice sebelumnya. Sepertinya dia harus menyelidiki siapa pengirim ini semua.

Alma berjalan meninggalkan bungkus makanan itu, namun tak lama dia kembali. "Tapi sayang kalo gak di makan." Alma memutuskan untuk memakannya.

Sekilas dia kepikiran dengan biru. Apa biru sudah bahagia sekarang? Wajah Alma tampak sedih saat mengingat kejadian di rumah sakit waktu itu. "Aku kira kamu berbeda bi." Alma menyudahi makannya dia harus segera berangkat.

....

"Kenapa macet sih?" Ucapnya kesal, jam sudah menunjukan pukul tujuh lewat sepuluh menit. Itu tandanya dia punya waktu lima menit lagi untuk sampai di resto.

"Pak..macet apa sih?" Tanya Alma pade supir busway.

"Ada kecelakaan di depan." Alma menghela nafas, ini pasti akan makan waktu lama. Alma memutuskan untuk turun dari busway.

Alma turun dan melihat ternyata benar disana ada kecelakaan mobil. Alma paling takut kalo ada kecelakaan, dia trauma. Air matanya terjatuh saat melihat korban dengan darah yang berceceran. Hingga seseorang membawa Alma ke dalam dekapannya. "Shutt...jangan di lihat." Lelaki itu mencoba menenangkan.

"Kak mahen?" Alma hafal sekali dengan bau badan kak mahen, suaranya, Alma menatap ke atas, dia melihat kak mahen yang mencoba menenangkannya. Alma membenamkan kembali kepalanya pada dada bidang kak mahen. "Jangan takut, aku disini." Mahen mengusap punggung Alma sayang.

Mahen mengajak Alma untuk naik kedalam mobilnya, Alma pun menurut mereka kini masuk ke dalam mobil. Alma masih takut dengan kejadian tadi, melihat itu kak mahen menggenggam tangan Alma mencoba menenangkan nya. Alma menatap kak mahen, dia masih tak percaya kalau kak mahen ada disini.

"Kakak ko bisa disini?"

"Itu engga penting sekarang.. sekarang kita pergi dari sini dulu."

"Tapi..aku udah telat ka."

"Gak usah pikirin itu.. kakak udah minta izin sama bos kamu." Alma mengernyitkan dahi.

"Tenang."

Alma hanya mengangguk dan menurut.
....

Disini lah mereka sekarang, sebuah taman yang rindang pepohonan. "Kamu mau sesuatu?" Mahen membawa Alma duduk di kursi taman yang tak terlalu ramai. Alma menggeleng, "kak."

Mahen duduk di samping Alma, "iya."

Alma hanya menatap kak mahen, dia penasaran kenapa kak mahen ada disini. Tapi Alma bingung gimana cara nanyanya. "Al.." Alma tersadar.

"Hmm..itu kak, kakak ko bisa di sini?" Mahen tersenyum. Dia mengusap kepala Alma sayang.

"Karena aku merindukan mu."

Pesanannya ya.. semoga suka

Aku up ya.. semoga suka.

The Fat Dreams (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang