seventeen

1.7K 111 2
                                    

Selamat pagi.. selamat membaca semua🧘

Alma membulatkan matanya kaget. "Biru? Jadi.." biru mengangguk, Alma melangkahkan masuk kedalam ruangan. Dia duduk dihadapan biru. "Kenapa bi? Kenapa kamu baik banget."

"Sudah Al... yang paling penting sekarang kamu bisa kerja sekarang."

Alma terharu. "Makasih bi."

"Yasudah sana.. itu meja kamu." Biru menunjuk meja yang tak jauh darinya, Alma menatap meja itu, "apa pantas bi?" Alma ragu.

"Cepat bekerja. Tidak ada nego lagi. Pekerjaan mu sangat banyak."  Alma mengangguk semangat, "siap pak." Alma bangkit dan duduk di mejanya.

Biru benar, dia harus fokus dan ga boleh malas. Dia duduk di kursi dan melihat ternyata memang benar, tugas yang diberikan tidaklah sedikit.

"Kalo ada yang engga kamu paham, kamu bilang." Setelah beberapa menit penjelasan yang diberikan oleh biru tentang tugas tugas apa yang harus dikerjakan, biru pun kembali ke mejanya.

Alma mengangguk paham, walau Alma bukan tipe wanita yang pintar, namun Alma tipe wanita yang tak mudah menyerah.

Selama mengerjakan tugas, di sana biru memperhatikan Alma yang sangat serius dalam mengerjakan tugas yang dia berikan. Bukan tugas besar, namun kelihatannya Alma mampu mengerjakannya.

Biru tersenyum senang melihat Alma, "lihatlah, serius sekali kamu." Biru sesekali menatap Alma disana yang masih saja fokus dengan pekerjaannya.

Biru menatap jam tangannya yang sudah menunjukan untuk makan siang, biru bangkit dia menghampiri Alma, "Al..udah waktunya istirahat." Alma yang masih asik pun menoleh, "hmm..dikit lagi bi, kamu duluan. Nanti aku nyusul."

"Yakin?" Alma mengangguk mantap, tangannya terus mengetik dan memindahkan kertas demi kertas. "Yasudah, aku tinggal ya." Alma sekali lagi mengangguk.

...

Sepeninggalan biru, Alma menghela nafasnya. "Akhirnya kelar juga. Ternyata lelah juga ya." Alma merebahkan dirinya, dia bersandar pada kursi itu memejamkan matanya sejenak. Hingga suara telpon pun terdengar, Alma mencari mengambil ponselnya didalam saku. Disana tertera nama yang amat dia tak ingin dengar suaranya. Namun tetap dia angkat.

"Iya yah.."

"Alah, ga usah basa basi.. langsung aja, uangnya udah kamu transfer?"

"Belum yah..ini aku cuman ada uang 3juta."

"Jangan bohong kamu." Nada marah terdengar dari ujung sana. Alma menghela nafasnya. Dia tak pernah bisa lepas dari ayahnya.

"Saya tau..kamu nyimpen uang banyak, cepat kirim.. kalau tidak kamu tau akibatnya."

Sambungan pun terputus.

Alma meletakkan ponselnya begitu saja, rasa lelah, sedih, kecewa, marah jadi satu dia menjatuhkan kepalanya di atas meja dengan kedua tangannya menjadi tumpuan.

Air mata Alma jatuh begitu saja, dia menangis, menumpahkan semua, dia marah, kenapa harus dirinya. Apa salah dia sampai harus menimpa ini semua. Apa dia tidak pantas untuk bahagia. Alma rindu ibunya, ibu yang selalu ada untuknya, ibu yang akan memeluknya saat seperti ini. Kenapa bukan dia saja yang di panggil dulu? Kenapa harus ibunya. Alma menangis hingga kini dia tertidur karena terlalu lelah.

...

Seorang wanita cantik datang dengan gayanya yang glamor, pakaian yang dikenakan juga sangat lah minim membuat lelaki tergila-gila. Dia melenggak-lenggok menuju sebuah ruangan.

Wanita itu tersenyum, saat melihat sebuah tulisan terpampang dengan jelas di pintu itu, wanita itu menggenggam knop pintu, namun sebuah tangan menghentikan gerakannya. "Mau apa kamu?" Ucap biru.

"Sayang... Ko kamu gitu, ya aku ke sini mau ketemu kamu dong." Ucap wanita itu sambil memegang tangan biru, bergelayut manja. Biru dengan risih langsung menyingkirkan wanita itu dari tangannya.

"Dasar wanita ga tau diri. Sebaiknya kamu pergi...atau aku panggil satpam buat usir paksa."

"Aku suka paksaan loh.." ucapnya tepat di telinga biru."

Biru reflek mendorong wanita itu hingga terjatuh. Tepat saat pintu ruangan biru terbuka, terdapat Alma di ambang pintu melihat kejadian bahwa biru mendorong wanita itu.

Biru terkejut, dia khawatir kalau Alma akan berfikir negatif tentang nya.

Alma langsung membungkuk, membantu wanita itu. "Bi..kamu dorong wanita in..?"

"Bukan urusanmu." Biru langsung pergi gitu saja meninggalkan Alma dan wanita gila ini.

Alma menatap biru yang pergi gitu aja, ada apa dengan biru?

"Kamu gak papa?" Tanya Alma pada wanita cantik di hadapannya. Alma membantu wanita itu untuk berdiri, Alma mengamati wanita itu dari atas hingga bawah dan kembali lagi ke atas, begitu juga dengan wanita cantik itu dia memandang Alma tak suka.

"Kamu siapa?" Bukannya menjawab wanita itu malah balik bertanya dengan angkuhnya.

"Hmm..saya sekertaris barunya pak biru." Ucap alma.

"Saya pringatin..jangan deket-deket dengan biru." Ucapnya kemudian pergi meninggalkan Alma yang masih terdiam.

Alma bingung, "kenapa semua orang pada marah dan pergi begitu saja, terus kenapa aku gak boleh Deket sama biru?"

Suara perut Alma membuyarkan lamunan alma, Alma mengusap perutnya yang berbunyi. "Lebih baik aku makan."

Alma pun melenggang pergi menuju kantin.

Semoga suka.

The Fat Dreams (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang