twenty

1.6K 113 4
                                    

Maaf aku up nya malem.

Selamat membaca

Sepeninggalan omah Mona Alma semakin tak bisa tidur. Dia memikirkan biru, "kenapa biru belum pulang." Alma duduk di ruang tamu. Menunggu biru pulang, jam sudah menunjukkan tengah malam. Rasa kantuk menyelimuti Alma, namun Alma menahannya.

Alma terus menunggu, dia berjalan kesana kemari, duduk, berdiri, menatap jam, jarum jam terus bergerak tak henti. Alma duduk di sofa karena lelah mondar-mandir. "Hwaaa.." Alma menutup mulutnya yang menguap tak lama Alma tertidur disana.

....

Bi Imah menggoyangkan Alma yang masih tertidur, "neng..bangun.."
"Neng..ko tidur disini?" Bibi bertanya, Alma mengucek matanya. Dia melihat sekitar, sudah terang. "biru udah pulang belum bu?"

"Setau saya belum neng." Alma menghela nafas, "yaudah Bu.. makasih." Alma bangkit dan masuk ke kamarnya dia harus segera bersiap untuk pergi kerja.

...

Di kantor Alma tak bertemu dengan biru. Alma benar-benar merasa ada yang hilang dalam hidupnya, "kamu kemana sih bi." Alma tidak semangat, dia tak mengambil jam istirahat nya dan memilih berdiam di mejanya.

Alma mengambil ponselnya, dia mencoba menghubungi biru namun tidak ada jawaban, akhirnya Alma memutuskan mengirim pesan.

*Bi..kamu kemana?*

Tak ada balasan, Alma mengirim pesan lagi.

*Kantor sepi ga ada kamu*

*Bi..kamu marah sama aku?*

*Aku minta maaf.*
 

Semua pesan itu terkirim dengan centang dua di pinggir kanan bawah. Namun tak ada balasan dari sang empu.

Alma meletakkan ponselnya, dia menidurkan kepalanya di atas meja dengan kedua tangan sebagai tumpuan. Hingga sebuah ketukan membuat Alma terbangun, "ia masuk." Ucapnya.

Disana kak mahen masuk kedalam, "kak mahen." Ucap Alma antusias, dia langsung bangkit dan menghampiri kak mahen, "ayo ikut." Kak mahen langsung menarik tangan Alma dan membawa Alma pergi.

Alma terseok-seok, "ada apa ka?" Mahen tak menjawab dia terus menyuruh Alma untuk lebih cepat.

Di mobil mahen masih tak berucap, dia fokus menyetir. Wajah kak mahen yang khawatir terlihat sangat jelas membuat Alma bertanya-tanya, Alma tidak ingin bertanya lagi. Dia membiarkan kak mahen untuk fokus menyetir.

Hingga mobil mahen berhenti di sebuah rumah sakit, rumah sakit? Alma bingung, "siapa yang sakit ka." Alma memegang tangan mahen, menahannya. Mahen berhenti dan menatap Alma. "Biru kecelakaan."

Alma membulatkan mata, dia merasa waktu berhenti, bahkan telinganya tak mampu mendengar, jantung Alma tak karuan. Perasaan tak tenang ini. Alma menggelengkan kepala, "kakak bohong kan..pasti ini prank?" Mahen menggeleng, "ayok." Untuk berjalan saja Alma tak sanggup.

...

Disana biru terbaring lemah. Alma melangkahkan kakinya mendekati biru, mulutnya dia bekap. Air mata Alma tak terbendung, Alma menumpahkan semua. Alma duduk dihadapan biru yang masih tertidur, Alma menggenggam tangan biru, menciumnya.

"Bi..ko bisa?" Alma menoleh ke samping dimana kak mahen yang berdiri disampingnya.

"Kak..kenapa bisa?"

"Dia kecelakaan, saat pulang. Sebuah truk kecil menghantam mobilnya, biru yang tak siap membanting stir dan menabrak pohon besar. Pendarahan hebat, untuk tidak fatal."

"Aku tinggal sebentar. Titip biru." Anggukan yang Alma berikan, mahen pun meninggalkan mereka.

...

"Bi..sadar atuh. Katanya kamu cinta sama aku? Kalo gitu sadar bi..entah bi, lihat kamu kayak gini hati ku sakit. Rasanya ingin sekali berganti posisi dengan mu."

"Aku..aku sayang sama kamu bi..bangun lah.." Alma menggenggam tangan biru erat, dia mencium tangan biru sayang

"Baru kemaren kamu bilang akan berusaha untuk membuat aku pantas kan buat kamu.. ayo bi bangun dan lakukanlah."

"Kalo sekarang sudah pantas belum?" Suara biru membuat Alma langsung menatap biru.

"Kamu..kamu ga pingsan?" Biru malah nyengir kuda.

"Aku hanya tidur Al.. kamu sayang sama aku Al? Aku ga salah denger kan?" Tanya biru. Alma langsung membuang mukanya. Biru menggenggam tangan Alma dia berusaha bangkit, tangan biru menangkup pipi Alma agar menghadap ke arahnya.

"Al..liat aku."

Alma menatap biru.

"Aku sayang sama kamu..dan aku cinta sama kamu, kamu mau kan jadi istri aku? Umur kita sudah tidak muda lagi, aku engga mau membuang waktu ku hanya untuk pacaran. Aku mau kita serius."

Alma masih terdiam, dia mencerna kata-kata yang biru lontarkan.

"Kamu ngelamar aku?"

Tangan biru mengusap pipi Alma dengan senyum yang terlukis di wajah biru.

"Iya Al..aku ngelamar kamu. Gimana?"

"Tapi kenapa harus aku?"

"Entah Al...apa cinta butuh alasan, aku hanya ingin terus sama kamu, Deket kamu, lihat senyum kamu. Pokoknya semua tentang kamu."

Alma diam, muka Alma memerah. Biru yang melihat senyum Alma, biru pun mengecup pipi Alma singkat.

"Biru..!" Protes Alma

"Kenapa?" Tanya biru terkekeh.

"Ngapain malah nyium."

"Ya ampun Al itu bukan cium..itu cuman kecup pipi, sini aku kasih tau yang namanya cium seperti apa." Alma langsung memberi tatapan tajamnya. Biru terkekeh.

Biru membawa Alma dalam dekapannya. "Al..aku sayang banget sama kamu. Dan Aku harap diam kamu adalah jawaban iya Al."

"Ih..ko gitu?" Alma melepaskan pelukan itu

"Ya gitu dong.. kan disini peran utama laki-lakinya aku..terus peran utama ceweknya kamu..terus buat apa si penulis bikin kisah kita?"

Alam mencubit pinggang biru. "Auww..sakit Al, ko aku di cubit."

"Biarin."

Biru hanya terkekeh, bahagia.

Ending...








Belum Deng..semoga suka ya💆💆



The Fat Dreams (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang