Alma terus mengambil gambar menggunakan ponsel pintarnya setelah itu dia post ke sosial media.
Kini mereka telah tiba di salah tau tempat wisata "welcome to deoksugung." Ucap kak mahendra.
Mereka berkeliling ke setiap penjuru di tempat tersebut, Alma mengambil angle yang pas untuk memotret. Tangannya terangkat mengangkat ponsel mengabadikan dirinya yang tengah memposisikan agar background juga terlihat.
Kak mahendra melihat Alma yang sedikit kesulitan, mendekati Alma di ujung sana. "Sini ponsel kamu." Kak mahen mengambil ponsel Alma, dia mendekatkan dirinya agar lebih dekat dengan Alma, tangan satunya ia gunakan untuk merangkul pundak Alma menghimpit jarak diantara mereka.
Alma terdiam, ia mematung memandang tangan kekar kak mahen yang merangkul pundaknya sehingga jarak mereka yang sangat dekat. "Ayok." Ajak kak mahen. Alma pun menatap ponsel itu, mereka berpose ria.
Beberapa Poto tercetak disana. Kak mahen memberikan ponsel tersebut ke alma. "Nih. Kamu laper ga?"
"Sedikit." Balasnya sambil tersenyum canggung." Kak mahen menggenggam tangan Alma mengajak gadis itu. "ayok, aku ajak ke resto yang enak disini."
"Kak mahen tunggu.."
Mahendra mengehentikan langkahnya, "iya kenapa?"
Alma menggerak-gerakkan ujung kakinya, "aku tak ada uang sebanyak itu untuk makan di tempat mewah kayak gini." Kak mahen dibuat geli, ia mengacak-acak rambut Alma. "Kamu pikir aku akan membiarkan wanita membayar makan? Tenang..aku traktir."
Mendengar itu Alma langsung tersenyum bahagia. Tanpa basa basi kini Alma lah yang menarik tangan kak mahen untuk segera menuju restoran, "ayok ka..aku laper banget."
Mahen yang tak siap sedikit terkejut, namun dia mampu mengimbanginya, mahen menggelengkan kepalanya, 'wanita ini.'
...
Di lain tempat, Biru terus saja berkutik dengan laptopnya. Pekerjaannya sungguh membuatnya tak ada waktu untuk istirahat, biru mengambil ponsel dan membukanya. Ia membuka galery dan disana banyak sekali kenangan bersama mantan kekasihnya.
Biru mengusap layar ponsel itu, "apa kamu bahagia disana?" Ujarnya entah pada siapa, "dia menggemaskan bukan?kau setuju?" Tanyanya lagi. Kali ini dia mematikan ponselnya dan memasukan ke dalam saku.
Biru menatap jam tangannya yang sudah menunjukan pukul Empat sore. Sudah waktunya dia untuk pulang, dia butuh istirahat. Biru segera merapikan semua perlengkapannya kemudian keluar dari ruangannya.
...
Setelah kenyang menikmati semangkok ramen. Alma dan mahen memutuskan untuk pulang, mereka menghabiskan sisa waktu sambil bercengkrama di restoran tersebut. "Gimana?" Tanya kak mahen.
Alma yang sedari tadi sibuk dengan es krim coklat nya pun menoleh, Alma merasa tak enak. "Hmm..kak terimakasih untuk hari ini. Aku benar-benar senang sekali, aku masih tak menyangka bahwa aku bisa berada di tempat ini. Dan.. bersama kakak." Ucapnya tersenyum sehingga membuat dua garis melengkung pada matanya.
"Aku?"
Alma hanya menganggukkan kepalanya mantap, "iya..kakak orang pertama yang mau berteman dengan ku. Bahkan mau mengajakku ke tempat kayak gini."
"Apa kesibukan kakak?" Tanya Alma.
"Tidak ada?" Jawabnya ringan.
"Mana mungkin. Sepertinya kakak pengacara? Atau polisi?"
"Apa aku terlihat pantas menjadi salah satu yang kamu bilang?"
Alma mengangguk mantap. "Banget ka...walau aku baru ketemu kakak sekali. Tapi, aku ngerasa kakak tuh bukan orang sembarangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fat Dreams (Tamat)
Teen Fictionhanya sebuah mimpi yang ingin diwujudkan. "Bukan hanya mimpi, orang gendut itu memang menyusahkan, tak bisa apa apa, yang dia tau hanya makan..makan dan makan." 🎖️ #rank 3 dreams 15-feb-2020 #rank 2 dreams 27-feb-2020 #rank 1 dreams 16-april-2020