"kamu pasti suka." Ucap biru, biru menoleh ke samping. Dia tak percaya dengan wanita disampingnya ini, bisa-bisanya dia tertidur?
Mereka sampai. Namun biru enggan untuk membangunkan Alma. Biru masih menatap Alma yang terlelap dalam tidurnya, biru memajukan badannya mendekat ke Alma. Dia mengamati setiap bentuk wajah yang Alma miliki.
"Kamu benar-benar menggemaskan Al." Hati biru menghangat hanya karena memandang Alma. "Ini gila..hanya memandang mu hatiku bergetar." Tangannya terangkat memegang dadanya yang berdetak. Biru menarik badannya. Kini dia bersandar di kursinya, memandang luasnya lautan di depannya.
Ya biru mengajak Alma ke pantai, lebih tepatnya pulau pribadi milik keluarga Pangestu. "Bangun Al..kita sudah sampai." Alma yang terusik pun terbangun. "Kita dimana?" Tanya Alma sambil menatap biru. Biru menunjuk ke depan dengan dagunya untuk menyuruh Alma melihat kedepan.
Alma langsung menoleh, matanya membulat ini pantai? Alma terkagum kagum melihat pemandangan didepannya. Dengan cepat Alma membuka pintu mobil dan berlari ke pantai, langkah Alma berhenti dia menoleh ke belakang lalu berjalan menuju biru. Alma membuka pintu itu "ayok..jangan buat kamu kecewa karena tidak bermain air dan juga pasir." Alma semangat. Dia menarik tangan biru dan berlari menuju pantai.
Alma melepaskan sepatunya dan dia taruh pinggir pantai. Dia mendekati ombak ombak kecil membasahi sebagian kakinya, dan berlari menghindar saat ombak itu mengenakan kakinya. Biru masih diam berdiri memandang tingkah Alma yang seperti anak kecil.
Alma melambaikan tangan ke arah biru menyuruhnya mendekatinya. Biru menggeleng, Alma berlari ke arah biru dan menariknya agar ikut bermain air bersamanya.
Alma menyipratkan air ke biru sehingga biru basah. Biru melihat bajunya yang basah kemudian menatap Alma yang tertawa, "kau.." biru langsung membungkuk dan menyipratkan air ke Alma. "Wah..gimana?" Alma yang mendapat serangan tak mau kalah. Dia balik menyerang biru dengan air. Alma mengambil air dengan pasir di dalamnya kemudian melemparkannya ke biru membuat muka biru penuh dengan pasir. Alma langsung berlari.
Biru yang melihat itu sedikit kesal namun tak kesal sesungguhnya, "awas kau.." biru mengejar Alma. Alma semakin mempercepat larinya. Mereka berlari di pinggir pantai dengan ombak yang terus mengenai kaki mereka.
Alma terjatuh tepat ombak besar mengenainya. Tubuhnya basah, Alma tertawa melihat badannya yang basah kuyup. Dia duduk disana, lelah. Biru pun ikut duduk tepat di sampingnya. "melelahkan." Biru tak menjawab, dia hanya memandang Alma dari samping sedangkan Alma menatap lurus ke depan melihat ribuan ombak yang hilir mudik.
"Kamu cantik Al." Ucap biru spontan dan pelan, untung Alma tak menyadari itu Alma masih mengatur nafasnya yang tak karuan akibat berlari, Alma menoleh mendapati biru yang melihat kearahnya
"Terimakasih biru." Alma tersenyum tulus. Biru mengangguk "its okay."
Alma memutuskan pandangannya, dia kembali memandang indahnya lautan. "Al.." panggil biru
"Iya."
"Kenapa kamu suka laut?" Tanya Biru
"Karena laut itu luas dan dalam. Aku bisa melampiaskan semua beban ku di laut. Kamu dengar suara ombak itu. Menenangkan bukan, kamu lihat burung di atas, suara mereka membuatku tak sendiri. Setidaknya laut tak meng-khianatiku, Laut tidak berbohong, dan laut mau menerima aku apa adanya."
"Aku minta maaf soal tadi pagi dan..."
Alma menoleh, tersenyum tulus ke arah biru. "Aku sudah maaf kan kamu."
"Jadi kamu cucu omah Mona?" Kini gantian Alma yang bertanya.
"Ya bisa dibilang begitu."
"Dunia sempit ya..apa Korea yang sempit?"
"Bukan dunia atau Korea yang sempit.. mungkin karena kita berjodoh."
Alma tertawa mendengar penuturan biru. "Kau gila..aku sama kamu berjodoh?"
"Kenapa memang? Apa aku ga tampan?"
"Astaga.. biru, bukan gitu. Maksudnya aku cuman cewek gendut dan ya mana pantas aku sama kamu." Alma merebahkan tubuhnya di pasir. Ia memejamkan matanya.
"Akan aku buat pantas." Biru ikut merebahkan tubuhnya di samping Alma.
Mereka menikmati keindahan laut sambil berjemur, "kamu tidak lapar?"
Tidak ada respon dari Alma, biru menoleh ke samping dan benar Alma sudah kembali tertidur dengan pulas. Biru memiringkan badannya menghadap Alma, tangannya dia jadikan tumpuan kepala. Biru menatap Alma geli. "Kamu benar-benar tidur saat lelah?" Ucap biru pelan.
...
Di lain tempat, mahen sibuk mencari Alma. Dia menghubungi biru, mahen bisa bernafas lega. Karena Alma bersama adiknya. Mahen berjalan masuk ke mobil dia pun meninggalkan tempat itu dan kembali ke kantornya. Banyak urusan yang harus segera dia selesaikan.
...
Biru dan Alma kini sedang menikmati air kelapa yang tadi di pesan oleh biru saat alma tertidur, "wah..ini manis banget. Ternyata di Korea juga ada kelapa?"
"Ini di impor dari Indonesia. Mana ada kelapa di Korea." Alma hanya menganggukkan kepala, Alma fokus menghabiskan kelapa itu tanpa mempedulikan biru yang terus saja menatapnya.
Hingga seorang lelaki datang menghampiri mereka dengan membawa dua paper bag. "Ini tuan." Ucap lelaki itu, biru pun menerimanya.
Biru menyerahkan satu paper bag tersebut ke Alma,"ini apa?"
"Baju...gantilah karena masih ada tempat yang harus kamu kunjungi."
Alma membuka tas itu dan mendapati baju di dalamnya. "Apa muat?"
"Tenang lah..sudah pasti muat." Alma pun bangkit dia mencari letak toilet. Biru menunjuk ke samping dan Alma segera menuju toilet untuk ganti baju.
Selama berjalan, Alma tidak melihat seorang pun berada di pantai ini. Kemana semua orang? Tak mau pusing, alma segera berganti pakaian.
Setelah lima belas menit ganti pakaian, Alma pun keluar dengan penampilan casual namun terlihat imut.
Biru yang melihat itu terpana, "kamu pantas pake baju itu." Puji biru.
Biru sudah berganti baju juga yang rupanya baju mereka twins. Seperti sepasang kekasih yang sedang berlibur. "Kenapa baju kita kembaran?" Tanya Alma.
"Biar kalau kamu ilang gampang nyarinya." Bohong biru.
"Yaudah ayok." Mereka pun akhirnya pergi meninggalkan pantai tersebut.
"Eh tunggu dulu." Alma mengehentikan langkahnya menyuruh biru berhenti.
Alma mengambil ponselnya dan berpose lalu dia memotret dirinya dengan background pantai, biru mendekat dan mengambil ponsel Alma dia mengangkat ponsel itu tinggi dan merangkul Alma agar lebih dekat dengannya dan biru memencet tombol dalam ponsel Alma, Mereka berfoto bersama, satu dua hingga beberapa gambar tercetak di ponsel Alma. "Dah ayok." Biru memberikan kembali ponsel Alma, dia menggandeng Alma dan berjalan menuju mobil.
Huft...kebut nulisnya demi kalian.
Semoga suka, jangan lupa like dan komen biar aku makin rajin nulis.
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fat Dreams (Tamat)
Teen Fictionhanya sebuah mimpi yang ingin diwujudkan. "Bukan hanya mimpi, orang gendut itu memang menyusahkan, tak bisa apa apa, yang dia tau hanya makan..makan dan makan." 🎖️ #rank 3 dreams 15-feb-2020 #rank 2 dreams 27-feb-2020 #rank 1 dreams 16-april-2020