Sore menjelang malam semua... selamat membaca
Lagi-lagi sekotak sarapan dengan notice di atasnya Alma temukan berada diatas meja. Alma mengambil dan membukanya, kali ini dua buah roti isi dan juga satu kotak susu coklat.
"Aku harap kamu suka." Dan diakhir dengan emoticon senyum.
Alma mulai terbiasa dengan secret admirer, dia tersenyum dan memasukan notice itu pada tempatnya. Kini toples itu pun hampir penuh dengan notice yang ia dapatkan. "Thanks." Ucapnya entah pada siapa dengan seulas senyum terpancar di wajah gempalnya.
Tok..tok..tok..
"Iya sebentar." Ucap Alma, dia pun keluar, Alma membuka pintu. "Kak mahen." Kak mahen tersenyum dan di balas senyum ramah oleh Alma. "Kamu cantik kalo lagi senyum." Alma tersipu malu. "Apalagi rona merah di pipi kamu tuh bikin kamu makin cantik." Alma menangkup pipi merahnya dengan kedua tangannya.
"Udah siap?" Tanya kak mahen. Dan Alma pun mengangguk, kak mahen mengajak Alma naik ke mobil. Kak mahen akan mengantar Alma berangkat kerja.
Di mobil Alma tak hentinya tersenyum setiap memandang wajah kak mahen. Tiba-tiba Alma tersadar, "hmm..kakak udah sarapan? Ini tadi aku ada roti isi." Alma mengeluarkan kotak makanan tadi. Mahen menatap kotak itu lalu menatap Alma. Mahen senang karena Alma menerima makanan yang dia berikan. "Kakak udah makan tadi. Buat kamu aja."
"Yakin? Keliatannya ini enak banget loh.." godanya sambil memasukan roti isi ke dalam mulutnya mengunyahnya perlahan-lahan menikmati setiap gigitan.
Mahen terkekeh menatap cara makan Alma. "Mau aku ajarin cara makan roti yang paling enak?" Alma menoleh ke kak mahen dengan mulut yang masih mengunyah, Alma mengangguk. Dengan cepat mahen menarik tengkuk Alma dan mencium bibir Alma, tak hanya mencium kak mahen juga melumat bibir Alma. Alma yang di perlakukan seperti itu membulatkan matanya, dia mendorong kak mahen untuk menjauh.
Alma masih syok dengan kejadian yang baru saja terjadi, tangannya memegang bibir yang baru saja di cium oleh kak mahen. Sedangkan mahen dia tersenyum, dia mengusap kepala Alma gemas. "Ingat ya aku itu laki-laki normal. Jadi jangan menggodaku." Ucapnya yang seperti tak terjadi sesuatu, Alma mengangguk.
Kak mahen menyalakan mobilnya, "pakai sabuk nya Al." Alma masih terpaku, dunianya seketika berhenti. Bahkan dia seperti tak mampu mendengar apa yang kak mahen ucapkan. Mahen dibuat gemas oleh wanita yang amat ia cintai ini. Dia menangkup wajah Alma, Alma pun tersadar. Dia mengalihkan pandangannya keluar jendela dan memakai sabuk pengaman.
Alma memegang dadanya yang berdebar tak karuan. "Jantungku." Ucap Alma, Mahen menoleh.
"iya al?" Alma menggeleng cepat. "Tidak ka."
'Kenapa kak mahen jadi agresif gini, kenapa juga aku gak marah sama kak mahen' ucapnya dalam hati. Alma meneguk ludahnya susah payah, kenapa tiba-tiba tenggorokan nya kering ya. Terus ini kenapa AC mobil kak mahen jadi panas gini.
"Kamu kenapa?"
Alma menggeleng, tubuhnya tak bisa diam. "Kakak ada air?" Ucapnya asal. Mahen mengambil Tumbler di pinggir mobil. "Nih." Alma menerimanya dan menegak air hingga tandas.
"Dasar Kaka mahen mesum."
....
Sesampainya di tempat kerja Alma langsung membuka sabuk pengaman dan berlari masuk ke resto. Kak mahen yang melihat tingkah Alma hanya terus tersenyum dan menggelengkan kepala.Telpon mahen berdering. "Iya.. ok saya kesana." Mahen meninggalkan tempat kerja Alma.
....
"Kamu kenapa Al..ko kayak abis di kejar setan." Alma terengah-engah. Dia mengatur nafasnya, dia menggeleng. "Engga.. engga papa. Aku masuk dulu." Amel yang sedang membersihkan meja hanya memandang Alma yang masuk ke dapur.
"Alma kenapa ya?"
Amel langsung berdiri dan menundukkan badannya sedikit. "Pagi Bu." Ucapnya saat Bu intan datang, dan di balas senyuman oleh Bu intan.
...
Alma benar-benar tidak fokus bekerja. Dia selalu terpikir kejadian saat kak mahen menciumnya, tangannya terangkat memegang bibirnya. Dia tersipu malu, "ciuman pertamaku? Wah..gila, jadi seperti ini? Seperti di drama." Alma terkekeh malu dia menutup wajahnya dengan kedua tangan yang penuh dengan busa cuci piring.
Di ambang pintu Amel yang melihat Alma bingung dengan tingkah temannya yang aneh. "Hyak.." teriak Alma. Matanya perih karena bisa di tangannya masuk ke mata.
Amel yang tertawa melihat tingkah konyol Alma. "Lagian kamu ngapain senyum-senyum sendiri, ngobrol sendiri." Alma menyalakan keran dan membasuh mukanya. Dia menatap Amel yang menertawakan. "Temennya kena musibah bukannya di bantuin. Malah di ketawin."
"Musibah apa yang bikin orang senyum-senyum sendiri hah?" Amel kini sudah berada di samping Alma.
Alma tak menjawab, dia memutuskan piring-piring yang sudah selesai di cuci.
....
"Al..tolong kamu antar ini kemeja di depan sana." Alma mengangguk. "iya ka."
Alma mengambil pesanan tersebut dan mengantarnya, "permisi pak.." Alma meletakkan satu cangkir kopi di atas meja. "Alma." Ucap lelaki itu. Alma menoleh, dia terdiam kaget. "Biru?" Biru tersenyum bahagia kini dia bisa bertemu dengan Alma.
Alma dengan cepat masuk ke dalam, namun biru menahannya. "Al tunggu.. aku mau jelasin sama kamu." Alma menggeleng. "Engga ada yang harus di jelasin bi."
"Tapi Al.."
Alma melepas genggaman tangan biru, "permisi "
Have fun ya...

KAMU SEDANG MEMBACA
The Fat Dreams (Tamat)
Teen Fictionhanya sebuah mimpi yang ingin diwujudkan. "Bukan hanya mimpi, orang gendut itu memang menyusahkan, tak bisa apa apa, yang dia tau hanya makan..makan dan makan." 🎖️ #rank 3 dreams 15-feb-2020 #rank 2 dreams 27-feb-2020 #rank 1 dreams 16-april-2020