Malem Sabtu semua..bsk Imlek ya, selamat Imlek buat yang merayakan
Selamat membaca 🧘
Mahen yang ingin masuk ke dalam menahan diri kala dia mendengar sang adik yang melamar Alma. Mahen hanya memperhatikan mereka, mata mahen memanas saat biru mengecup pipi Alma, tak mau melihat lebih jauh mahen akhirnya memutuskan untuk pergi.
Hatinya hancur, semua berakhir. Alma berhasil menghancurkan hatinya. Mahen mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, dia tidak mampu menahan rasa sakit yang ada di hatinya.
Suara ponsel mahen berdering, dia memelankan laju mobilnya. Mengangkat panggilan dengan me-loadspeker melalui mobilnya.
*gue mau ngabarin salah satu dari mereka sudah kami tangkap.*
*Posisi?*
*Markas.*
*Ok..gue kesana.*
Sambungan terputus, mahen menancapkan gasnya melajukan mobilnya. Mahen mencengkram kuat-kuat stir mobil menahan emosinya, dia tidak habis pikir, mengapa mereka tega melakukan itu pada keluarganya. Apa salah keluarga nya. Air mata Mahendra pun keluar, dia membayangkan saat kejadian lima belas tahun lalu dimana keluarga nya di bunuh secara membabi-buta, semua darah ber muncratan kemana-mana. Mahen tak tahan lagi dia harus segera melihat nya.
...
Mahen masuk ke dalam suatu ruangan yang amat gelap, disana terdapat dua orang lelaki di atas kursi dengan mulut terikat kain tak lupa kaki dan tangan yang terikat borgol.
Mahen melangkahkan kakinya, seketika hawa yang diberikan oleh mahen menjadi mengerikan. Mahen mengangkat kepala lelaki itu agar menatap wajahnya. Rahang mahen mengerat saat melihat wajah yang persisi lima belas tahun lalu.
Mahen menepuk-nepuk pipi lelaki itu. "Apa kamu masih ingat kejadian lima belas tahun lalu?"
"Sebuah pembunuhan yang kalian lakukan terhadap sepasang suami istri?" Lelaki itu tampak terkejut membulatkan matanya.
"Ap..apa kamu..anak mereka?"
Mahen mengangguk.
"Tidak mungkin, kalian sudah mati. Aku mengunci kalian di kamar. Seharusnya kalian mati terbakar bersama rumah."
Mahen mengangkat bahunya. "Kami selamat."
Wajah ketakutan terlukis pada lelaki yang duduk di hadapan mahen. "Siapa yang nyuruh kalian?"
Lelaki itu menggeleng ketakutan, "sa..saya tidak bisa kasih tau."
"Aaaak..." Lelaki itu berteriak kesakitan saat mahen menempelkan alat listrik ke tubuh lelaki itu.
"Cepat jawab!"
Mahen hampir saja ingin menyetrum lelaki itu. "Be..be..baik saya akan kasih tau."
Mahen memundurkan alat itu, "cepat!!"
"Dia.."
...
"Sekarang saatnya makan." Alma membawa bubur yang di berikan pihak rumah sakit. Alma menaikan kasur agar posisi biru sedikit meninggi dibagian atas, "suapin ya." Tawar biru.
"Satu suapan seratus ribu."
"Jangankan seratus ribu..kartu kredit aku kamu yang pegang aja gimana?"
"Wahh...enaknya."
"Wah..matrenya." ucap biru. Alma melirik biru. "Apa.. matre?" Dengan polosnya biru mengangguk dengan mulut yang mengunyah makanan.
"Aku gak matre tau.. enak aja."
Biru hanya terus memandang Alma binar. Sedangkan Alma yang ditatap oleh biru salah tingkah. "Kamu ngapain liatin aku gitu."
"Coba kamu dekat sini."
"Ada yang aneh?"
"Bukan..coba kamu sini, Deket dulu.."
Alma menaruh bubur di atas nakas, dia mendekatkan wajahnya pada biru. Dengan cepat biru langsung mengecup bibir alma, Alma membulatkan mata, sedangkan biru malah tersenyum tanpa dosa.
"Biru...." Teriak Alma
"Iya sayang.." dengan gemasnya.
"Kamu ngapain nyium aku lagi?"
"Abis bibir kamu terus manggil aku buat di cium." Alma reflek menutup bibirnya dengan tangan.
"Gila kamu.. udah makan aja sendiri." Rujuk Alma, dia bangkit dan meninggalkan biru.
"Yah..Al..Al..ko pergi."
"BODO." Alma keluar dari ruang rawat biru.
Biru menghela nafas. Dia mengambil bubur itu dan memakannya. "Apa itu first kiss mu..astaga Al, padahal kemarin aku juga nyium kamu loh..ya walau hanya di pipi sih." Kekehnya.
Alma tidak benar-benar pergi. Dia berdiri di depan pintu bersandar disana. Tangannya masih terus memegang bibir sedangkan tangan satunya memegang jantungnya yang berdegup kencang. Wajah Alma bersemu merah, dia tak menyangka, detik berikutnya dia tersenyum sambil berjingkrak-jingkrak tidak jelas.
"Permisi Bu.." ucap seorang perawat.
"Ah iya sus.." balas Alma, salah tingkah.
"Saya mau ganti infus pak biru." Alma menggeser badannya memberi jalan pada suster untuk masuk.
"Permisi bu.." pamitnya
"Eh..iya sus silahkan." Alma benar-benar dibuat malu. Kenapa dia harus jingkrak-jingkrak kayak tadi. Pasti suster itu mikir macan macam.
"Dasar bodoh." Alma menatap sekitar, melihat takut ada yang melihatnya lagi. Sungguh kejadian tadi membuatnya malu.
Alma menatap biru yang lagi di ganti infus oleh suster dari balik pintu, biru yang mengetahui keberadaan Alma menoleh dan mengedipkan matanya ke arah Alma. Alma langsung menutup pintu kencang. Dan benar-benar pergi.
Biru terkekeh melihat Tingkah Alma yang menggemaskan. "Bapak kenapa?" Tanya suster yang melihat biru terkekeh.
"Tidak sus.."
Suster itu mengangguk, dan meninggalkan biru.
Semoga suka ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fat Dreams (Tamat)
Novela Juvenilhanya sebuah mimpi yang ingin diwujudkan. "Bukan hanya mimpi, orang gendut itu memang menyusahkan, tak bisa apa apa, yang dia tau hanya makan..makan dan makan." 🎖️ #rank 3 dreams 15-feb-2020 #rank 2 dreams 27-feb-2020 #rank 1 dreams 16-april-2020