Malam semua... selamat membaca yawww
Amel berlari menghampiri Alma yang tengah masuk ke resto. "Katanya kemarin kamu sakit? Ya ampun Ko bisa, kan aku bilang. Ngeyel sih." Alma terkejut dengan kedatangan Amel yang mendadak di tambah suara cempreng Amel yang mengganggu telinganya.
"Bisa gak sih Mel gak bikin kaget." Amel menyengir kuda, tangannya terangkat dengan jari membentuk huruf v. "Kamu sakit apa kemarin. Kata kak Andre kamu ga masuk karena sakit."
"Cuman kurang enak badan aja." Ucap Alma.
Amel mengangguk. "Syukur deh, aku kira kamu kenapa-kenapa." Alma tersenyum, "aku gak papa Mel.."
"Oh ya ma..kamu tau ga, kak Andre kemarin tuh terus liat ke dapur terus, dia kayak nyariin kamu. Pas Bu intan datang dan ngasih tau kalau kamu ga masuk karena sakit, wajah kak Andre tuh berubah gitu kayak galau." Alma tak menggubris.
"Al..kamu denger ga sih?"
"Iya Mel..aku denger, terus aku harus apa?"
"Ya itu berarti kak Andre tuh ada rasa sama kamu."
"Udah lah Mel.. engga mungkin juga kali." Alma meninggalkan Amel yang cemberut.
"Iss.. ini bocah di kasih tau." Amel pun ikut menyusul Alma.
Di dalam saat Alma masuk ke dalam kak Andre langsung menghampirinya, "udah enakan?" Alma mengangguk. "udah ka." Andre menghela nafasnya lega. "Syukur deh."
"Ya sudah kamu langsung cuci piring aja. Bentar lagi kita buka." Alma pun meninggalkan Andre, dia masuk ke dalam memasukan tasnya di dalam loker dan memakai celemek agar tidak mengotori bajunya. Alma mengerjakan tugas-tugas nya.
Amel datang sambil menyenggol sikut Alma. "Al pulang kerja temenin aku ya."
"Mau kemana?"
"Ada yang mau aku beli." Alma mengangguk. Mereka pun kembali bekerja.
....
Alma harus kerja ekstra karena saat Jam makan siang seperti ini resto akan ramai oleh pengunjung, karena lokasi mereka yang dekat dengan perkantoran. Sehingga para karyawan akan memilih makan siang disini.
Saking ramainya Alma tak sengaja menyenggol pengunjung mengakibatkan makanan yang ia bawa tumpah berserakan. "Maaf bu.." Alma berjongkok membereskan sedangkan orang yang tertabrak malah memarahi Alma. "Gimana sih mba..bisa kerja gak sih? Makannya punya badan jangan gendut." Alma bangkit namun dia tak berani menatap, dia hanya menundukkan kepalanya. Tangannya ia satukan menjadi satu. "Maaf Bu."
Alma meratapi dirinya yang tak becus bekerja. Air matanya terjatuh tak kuasa menahan tangis akibat bentakan pelanggan yang tak sengaja ia tabrak. "Saya gantu Bu."
Wanita itu tertawa. "Gaji kamu aja ga cukup buat ganti baju ini. Saya mau ketemu manajer kamu." Semua pengunjung terdiam dan menatap
Mendengar ada keributan kak Andre menghampiri TKP dia menatap Alma yang di maki maki oleh salah satu pengunjung dengan makan yang tumpah di bawah sana. "Maaf Bu. Bisa kita bicarakan baik-baik." Ibu itu menatap tak suka pada Andre. "Cih.. kamu kasih tau aja sama pegawai kamu, kalo kerja yang bener." Ibu itu langsung pergi begitu saja meninggalkan resto.
Kak Andre meminta maaf kepada pengunjung yang lain atas insiden yang tidak mengenakan. Andre menatap alma, "kamu bereskan setelah itu temui saya di belakang." Alma hanya mengangguk dan merapikan kekacauan yang ia perbuat.
.....
Alma terduduk lesu, dia tak mampu menatap wajah kak Andre. "Maaf ka." Andre menatap tangan Alma yang terkena kuah panas. Dia bangkit dan mengambil kotak p3k, "tangan kamu." Alma bingung, "mana tangan kamu." Kak Andre mengulurkan tangan meminta Alma memperhatikan. Alma mengulurkan tangannya, kak Andre membuka p3k dan mengambil trombopop untuk luka di tangan Alma.
"Auw.." Andre menatap Alma yang kesakitan.
"Tahan sedikit." Alma menahan saat kak Andre mengoleskan gel itu ke lukanya. "Sebaiknya besok kamu istirahat dirumah dulu." Alma menatap kak mahen dan menggeleng dengan cepat.
"Jangan kak..aku gak papa ko."
"Keputusan ku bulat.. besok kamu istirahat." Alma menyerah, dia mengangguk. "Baik ka. Kalo gitu saya permisi." Alma bangkit dan meninggalkan ruang kak Andre.
Di luar Amel menunggunya. "Gimana?" Alma tersenyum, "tidak apa Mel.. besok kamu sendiri gak papa kan?" Amel mengangguk.
....
"Kamu gak mau cari siapa bapak dari anak kamu?" Elisa berubah sedih, tangannya mengusap perutnya yang masih rata. "Aku sudah tidak mau mikirin dia." Putusnya.
Elisa menatap biru dengan air mata yang berlina. "Kamu..kamu janji kan bi buat nikahin aku? Kamu juga udah janji sama mamah papah." Elisa menggenggam tangan biru. "Please bi..tolong aku. Aku tau ini engga mudah buat kamu, tapi aku janji enggak akan minta apapun dari kamu, ini permintaan terakhir ku." Biru menatap Elisa.
Biru benar-benar frustasi dengan situasi saat ini. Pikirannya kacau, biru mencoba menguatkan hatinya, dia pun mengangguk menyetujui. Elisa tersenyum senang. "Makasih bi." Elisa yang tampak bahagia sambil terus menatap binar biru.
....
Sepulang kerja, Alma menepati janjinya menemani Amel untuk membeli barang di mall. "Kita mau beli apa sih Mel? Dari tadi cuman muter-muter doang."
"Gak tau.. aku juga masih bingung, kira-kira kado ulang tahun untuk laki-laki cocok nya apa?" Alma berfikir. Kemudian dia menarik tangan Amel menuju tempat aksesoris di mall tersebut.
Alma menyarankan untuk membeli dasi. "Ya ampun Al..dia bukan cowok kantoran." Alma mengangguk, dia akhirnya mengajak Amel ke suatu tempat. "Kamu yakin?" Alma mengangguk. "Insyaallah aku yakin." Amel menimbang-nimbang namun akhirnya dia setuju dengan kado pilihan Alma. Ya Alma menyarankan Amel untuk memberikan sebuah sarung, peci, dan juga tasbih.
Setelah selesai, "kita makan dulu ya." Amel mengangguk. Mereka pun memilih makan di HokBen. Mereka duduk melihat menu yang di sajikan, mata Alma menatap sosok yang dia kenal. "Kak mahen." Amel menoleh menatap sosok yang di lihat Alma. "Kamu kenal pak mahendra?" Alma menggeleng.
"Emang dia siapa?" Tanya Alma.
"Dia itu pemilik resto tempat kita kerja." Alma kaget, tak menyangka bahwa dia bekerja di salah satu resto milik keluarga omah Mona, kenapa dia harus selalu berhubungan dengan keluarga yang amat baik itu.
Pesenannya ya..maaf sedikit telat.
Semoga suka. Komen dan vote kalian sangat membantu untuk memajukan cerita ini loh..eak😅
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fat Dreams (Tamat)
Jugendliteraturhanya sebuah mimpi yang ingin diwujudkan. "Bukan hanya mimpi, orang gendut itu memang menyusahkan, tak bisa apa apa, yang dia tau hanya makan..makan dan makan." 🎖️ #rank 3 dreams 15-feb-2020 #rank 2 dreams 27-feb-2020 #rank 1 dreams 16-april-2020