Selamat membaca..Ruang makan kini sudah lengkap. Dengan kak mahen yang duduk di hadapan Alma, serta omah yang duduk di samping kak mahen, mereka menikmati sarapan mereka dengan hikmat.
"Morning semua." Sapa lelaki muda dengan pakaian casual nya. Omah menoleh, "pagi bi..duduk dan sarapan." Perintah omah Mona, tanganya mengambilkan satu lembar roti tawar dan memberikan selai kacang di atas rotinya. Biru melihat disana Alma yang duduk dengan santai sambil menikmati sarapannya.
"Apa kita kedatangan tamu? Wah..hai manis, aku biru." Biru menarik kursi dan duduk tepat di samping Alma. biru menoleh dan menjulurkan tangannya ke alma. Alma tidak menerima tangan biru, dia menoleh dan tersenyum terpaksa. Sungguh Alma tidak ingin mencari keributan di pagi hari. Biru menarik kembali tangannya yang tak disambut, "baiklah..akan ku coba nanti."
Biru mendekatkan wajahnya tepat di telinga Alma dia berbisik sesuatu, membuat Alma membulatkan matanya, Alma menoleh ke biru marah, Alma memejamkan matanya mengontrol emosinya.
"Sedang mengontrol emosi mu?"
"Bisakah kamu diam dan makan saja makananmu?" Tanya Alma pelan namun dengan penekanan. Biru menaikan sebelah alisnya lalu mengangguk. "Baiklah."
Biru mengunyah roti tersebut namun dia berhenti, biru menoleh lagi ke Alma dan Alma yang di toleh ikut menoleh, "semalam benar-benar menyenangkan bukan." Alma geram, dia marah.
Alma yang sedang mengunyah makanan pun mengambil air segelas dan menebaknya hingga tandas.
Semua keributan kecil yang di berikan biru tak luput dari perhatian omah Mona dan juga kak mahen.
"Biru.." tegur omah. Kak mahen masih sibuk mengunyah roti sambil melirik tingkah adiknya yang terkadang menjengkelkan itu.
Biru yang ditegur tersenyum ke omah Mona. "Heheheh...oh ya omah. Omah tau ga, cewek di samping aku ini..." Biru menggantungkan kalimatnya membuat Alma sedikit takut kalah nanti biru berucap yang aneh-aneh tentang dia. Sedangkan mahen dibuat penasaran apa yang akan adiknya katakan, sedekat apa mereka.
"Dia itu..temen aku di Indonesia, dan ya dia itu suka sekali di bully." Ucap biru ringan.
"Dia tak punya siapa-siapa, terlantar seperti kucing kampung. Ya..aku takut saja, dia nanti mengambil sesuatu di rumah kita dan menjualnya."
Alma yang tak terima angkat suara. "Maksud kamu?"
"Iya mengambil barang dan menjualnya, seperti penc..."
Plak...
Alma menampar biru.
Semua terdiam, kaget. Termasuk biru, dia tidak menyangka kalau Alma akan menamparnya di depan keluarga. Alma bangkit, "maaf omah, sepertinya emang sudah waktunya saya pamit.. terimakasih atas kebaikan omah Mona dan kak Mahendra yang udah mau nampung aku, permisi."
Setelah itu Alma meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Dia mengambil koper dan tasnya.
Mahen bangkit, "aku selesai, omah aku berangkat." Ucap mahen. Dia pergi meninggalkan biru yang masih stay di meja makan. "Kamu keterlaluan. Apa omah pernah ngajarin kamu buat berucap kasar pada wanita? Itu kah yang daddy mu ajarkan ?"
"Maaf omah..aku ga bermaksud."
"Pergi dan minta maaf lah." Perintah omah. Biru akhirnya bangkit dan menyusul Alma.
Namun langkahnya berhenti saat melihat kakaknya yang sedang membantu Alma memasukan koper ke dalam bagasi mobil.
Biru memasukan tangannya kedalam saku celana. Biru terus memperhatikan aktivitas dihadapannya. "Lihatlah.. sepertinya kamu sudah mencuri hati kakakku." Biru tersenyum meremehkan.
...
Alma menoleh ke belakang dan pandangan nya terkunci pada biru yang berdiri di sana memandanginya? Lelaki itu tersenyum. Kak mahen menepuk pundak Alma, "ayok." Alma tersadar, "iya ka." Alma masuk kedalam mobil dan diikuti oleh kak mahen.
Mobil itu melaju meninggalkan kediaman Pangestu.
Dengan cepat biru mengambil mobil dan mengikuti kemana kakaknya dan Alma pergi. Untung saja mobil yang dikendarai oleh kakaknya tidak terlalu cepat, sehingga dia bisa mengikutinya.
Biru berfikir, ini bukan kah arah menuju apartemen kakaknya? Tidak mungkin kalau kakak nya mengajak Alma untuk tinggal di apartemen kan. Pikiran itu memenuhi pikiran biru dan biru benar-benar dibuat tak percaya. Kakaknya membawa Alma ke apartemen nya?
...
Di lain mobil, "kamu tinggal lah di sini. Lagian aku tau kamu pasti tidak banyak membawa uang bukan?" Tawar mahen.
Alma tidak enak dengan kebaikan kak mahen. " Tapi ka, aku bisa cari hotel di sekitar sini." Tolaknya halus.
"Sudahlah al.. ini permintaan omah."
Alma menatap kak mahen, mencari kebohongan disana, namun dia tidak menemukan itu. Alma akhirnya mengangguk.
"Setelah ini apa rencana mu?"
"Belum tau ka.."
"Baik lah, kalau gitu setelah menaruh koper, aku ajak kamu ke suatu tempat yang pasti kamu suka." Alma hanya menganggukkan kepalanya.
....
Sesuai rencana mereka pun pergi ke suatu tempat. Lagi-lagi Alma dibuat kagum dengan keindahan tempat ini.
"Wah..kak, ini keren banget."
Mahen tersenyum. "Kamu suka?" Alma mengangguk.
" Tunggu disini aku mau beli air di warung." Mahen meninggalkan Alma.
Tak berapa lama seorang lelaki mengenakan topi dan juga masker yang menutupi wajahnya menghampiri Alma.
"Permisi nona." Lelaki itu menurunkan sedikit maskernya sehingga Alma bisa melihat siapa lelaki itu, tanpa basa-basi lelaki itu menarik Alma untuk masuk kedalam mobil. "Mau apa lagi?"Lelaki itu melepaskan topi dan maskernya, dia menoleh ke samping, "hanya ingin minta maaf." Alma tak percaya, "maaf soal tadi malam dan tadi pagi." Ucap biru lagi.
Alma menghela napas kemudian dia mengangguk. "Aku maafkan, aku juga minta maaf telah menamparmu." Biru senang. Karena maafnya diterima.
"Ok.. karena kamu sudah memaafkan ku, aku akan kasih kamu kejutan.."
Biru menyalakan mobilnya dan melaju meninggalkan tempat tersebut. "Eh...aku belom bilang setuju. Kak mahen?"
"Tenang sudah ku urus."
"Tenang gimana, gimana kalo kak mahen mencariku?"
"Wahh... sepertinya ada yang tak rela jauh dari kakak ku.." biru menoleh ke samping.
"Bukan gitu." Alma gugup, prasaannya selalu dibuat campur aduk dengan adik kakak ini.
"Menyebalkan." Ucap Alma pelan, namun masih bisa didengar oleh biru.
"Hmm.. siapa yang menyebalkan?"
"Kamu.."
"Ayolah... orang menyebalkan seperti aku akan membuat kamu jatuh cinta."
"Jangan harap."
Biru tertawa. "Ternyata cewek gendut seperti mu gengsi nya sangat tinggi juga. Baiklah..kita buktikan saja nanti.
Aku up lagi nih.
Semoga suka dan jangan lupa like dan komen biar aku rajin nulis.
Jangan komen 'ka next' Bosen aja bacanya...
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fat Dreams (Tamat)
Genç Kurguhanya sebuah mimpi yang ingin diwujudkan. "Bukan hanya mimpi, orang gendut itu memang menyusahkan, tak bisa apa apa, yang dia tau hanya makan..makan dan makan." 🎖️ #rank 3 dreams 15-feb-2020 #rank 2 dreams 27-feb-2020 #rank 1 dreams 16-april-2020