Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...
Ada alasannya kenapa Rangga hanya menyematkan panggilan 'Abang' didepan nama Azura saja. Padahal kalau ditilik dari usia, Aldebaran dan Reksa juga setahun lebih tua darinya, atau bahkan Aldebaran hampir dua tahun lebih tua darinya.
Pertama, Azura itu serem katanya, pas pertama kali liat bocah yang setahun lebih tua darinya itu sedang berdiri didekat pohon dilapangan dekat rumah, ia nyaris kabur meninggalkan Aldebaran dan Radhitya yang saat ia kembali dari beli es lilin sedang sibuk memperbaiki tali senar pada layangannya. Ia sudah berbalik dan akan ngibrit pulang tapi karena panggilan Radhitya yang tanpa sengaja melihatnya ia kembali, berjalan menunduk tidak berani menatap sorot Azura yang lempeng dan terlihat dingin. Azura punya aura yang membuatnya segan untuk tidak memberi imbuhan 'Bang' didepan namanya.
Yang kedua, Aldebaran itu tidak cocok jadi abang, belum lagi mereka sudah kenal sejak keduanya masih pakai popok dan lari lari keliling sofa sambil sesekali menerima suap dari ibu masing masing. Rasanya ia seperti sepantaran dengan Aldebaran, toh manusia receh itu juga tidak pernah protes (protespun bodo amat).
Nah sedangkan kalau Reksa itu teman sebangkunya dari kelas sepuluh dan bahkan sampai sama sama lulus. Memanggil teman sekelas dengan sapaan kakak itu aneh, karena sekelas itu dianggap sepantaran begitu.
Selain itu ada satu hal mendasar yang membuatnya lebih memilih Azura untuk dia sematkan sapaan 'abang' didepan namanya. Azura itu seperti pelindung, dia anak yang pemberani sejak dulu, waktu Rangga yang memiliki julukan tangan dewa perusak itu tanpa sengaja memecahkan pot bunga saat bermain bersama, Rangga yang sudah gemetar ketakutan akan dimarahi oleh pemilik rumah sangat merasa terharu saat Azura yang berpostur lebih pendek darinya pasang badan didepannya sambil berujar.
"Maaf om, saya yang pecahin. Minta maaf ya om.. nanti kalau sudah nabung potnya saya ganti deh om.. Sekali lagi maaf ya om.."
Raut wajah kaku si bapak berkumis yang punya pot itu jadi melunak. Mereka dimaafkan, potnya di iklaskan dan Rangga menjadi lebih nyaman dekat dengan Azura.
Azura mengajarkannya untuk berani, berani bertanggung jawab jika ia melakukan kesalahan.
====
Rangga dengan raut tertekuk masuk kedalam kediaman Mahendra bersaudara dengan Aldebaran yang cekikikan dibelakangnya, didalam sana sudah ada Azura dan Reksa yang duduk diruang tengah sambil menonton tayangan televisi dan mencemili kue kacang buatan bunda Restu (ibunda Mahendra bersaudara) sedangkan tiga bocah-bocah SMA saat ini sedang PSan dikamar Radhitya, suara teriakan mereka terdengar sampai ke lantai bawah.
"Kenapa muka mu kusut gitu?" Tanya Reksa, sebagai kaum terkepo dan terupdate diantara mereka. Ya maap maap biarpun bentukannya anak Ustadz begitu tapi gibahan kampus dia lebih tau daripada Aldebaran kalau sekarang. Sejak masuk fakultas kedokteran, Aldebaran jadi sibuk (sibuk tebar pesona maksudnya) sampe lupa cari bahan gibah.