Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
●○●
«50»
"Hectic"
●○●
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
※※※
Pyarrr...
Pot berbahan pelastik itu pecah berserakan pada paving blok.
Jeni terkejut ketika mendapat dorongan kuat hingga ia tersungkur diundakan tangga depan kelas. Ia tidak tahu apa yang terjadi, ia menatap sekeliling. Melihat beberapa anak kelasnya yang membelalak terkejut dan mengatup mulut tidak dapat berkata kata. Sebelum kepanikan mulai menguasai mulut mereka. Sebagian memekik sebagian menonton dengan speechless dan sebagian berlari panik memanggil guru.
Jeni melepas earphone yang menyumpal kedua telinganya dengan tangan yang gemetar.
Ahh... itu darah siapa?
Alisha sempat berpikir jika setelah ini ia akan menjumpai sang maut, tidak masalah. Selama kematiannya berguna untuk orang lain. Atau jika ia akan cacat karena kepalanya terbentur ia juga tidak masalah. Asal bukan Jeni. Ia setidak waras itu ketika mengambil ancang ancang mendorong Jeni tanpa berpikir bahwa mungkin pot itu akan menimpanya dan mengakibatkan hal fatal.
Namun gadis itu merasa baik baik saja. Ia tidak merasakan apapun kendati suara pecahan pot telah terdengar. Namun ia masih tidak berani membuka mata sebab sesaat sebelum pot itu meninggalkan bunyi keras pada lantai, ia bisa merasakan aroma seseorang yang mendekapnya. Saat kepalanya didorong hingga menepel dibawah dagu seseorang dan satu lengan melindungi kepalanya.
Ia sungguh takut membuka mata sebab tidak ingin melihat hal yang buruk.
Deru napas memburu ini bukan miliknya. Ia yakin meski degup jantungnya berdetak kencang tapi hembusan yang terasa keras diatas kepalanya ini bukan miliknya.