Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bila nanti saatnya telah tiba Kuingin kau menjadi istriku Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan Berlarian ke sana kemari dan tertawa
Namun bila saat berpisah telah tiba Izinkan ku menjaga dirimu Berdua menikmati pelukan di ujung waktu Sudilah kau temani diriku
Payung Teduh —— Akad
...
"Kamu tahu dokter Aldebaran nggak?"
"Yang baru lulus koas?"
Perawat perempuan berbaju hijau itu mengangguk, "Ngganteng banget ya dia!"
"Hush! Udah ada yang punya!"
"Masa?"
Satu temannya, yang berada di balik meja nurse station melirik pada perempuan berjas putih yang sedang berbicara dengan seorang nenek-nenek.
"Mereka udah nikah?" Tanya perawat itu lagi dengan wajah julid.
"Belum sih, baru tunangan aja."
"Alahh janur kuning kan belum lengkung!"
"Hish ngawur!"
Zaskia melirik pada dua perawat di nurse station karena suara terakhir cukup keras. Dua perawat itu kemudian tersenyum malu-malu padanya dan mengangguk sopan.
"Boleh minta tolong?" Ia mendatangi mereka.
"Oh iya dokter, ada yang bisa dibantu?"
Zaskia tersenyum, perawat itu meneguk ludah. Dia kemudian mulai berpikir akan menyerah saja walau janur kuning belum melengkung. Pawangnya cantik euy!
"Ibu ini mencari ruang Kenanga nomor 10, saya mau ke IGD. Minta tolong diantarkan ya?"
"Oh iya dokter."
Zaskia mengangguk, "Terimakasih."
Kemudian ia melanjutkan langkahnya yang tertunda untuk memulai shiftnya yang sudah terlambat sepuluh menit di IGD.
"Maaf Rat, aku telat ya?"
"Santai, aku balik ya."
Zaskia mengangguk, ia kemudian mengecek daftar pasien yang masih berada di balik kelambu-kelambu IGD. "Bed nomor lima, hasil cek darahnya keluar lima belas menit lagi dokter!"
"Oke. Ada lagi?"
"Bed nomor tujuh pulang setelah IV habis."
"Oke."
Saat sirine ambulance terdengar Zaskia mengikat rambutnya, bersiap menyambut pasiennya.