Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
●○●
«53»
"Guilty"
●○●
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
※※※
Mengingat kejadian beberapa saat lalu masih bisa membuat tubuh Jeni gemetar.
Banyak kata andaikata didalam otaknya yang begitu membebani hati. Membuatnya merasa berat dan kemudian ketakutan.
Pikirannya kacau dan ia berada diantara sadar dan tidak. Perasaan bersalah begitu mendominasi hingga ia tidak yakin apakah sekarang ia melakukan hal benar. Apakah dia akan baik baik saja jika terjadi sesuatu yang besar? Bagaimana jika cedera dikepala Sabian parah? Terlebih lagi melihat darah itu membuat Jeni menyimpulkan hal yang lebih buruk lagi.
"Jeni.."
Sentuhan itu mengejutkannya kendati sedari awal ia tahu ada pemuda ini yang berada di sisinya.
"Minum dulu.."
Lalu ia menerima botol air mineral itu dengan tangannya yang masih aga tremor.
Melihatnya Radhitya tidak tega. Pemuda itu membantu Jeni memegangkan botol air kemasan itu.
"Udah enakan?"
Jeni menggeleng.
Kepalanya terasa pengang karena terlalu banyak pikiran negatif.
"Jen.. dia gak papa kamu tenang aja.."
"Gapapa gimana kak, darahnya banyak banget. Itu gara gara aku, harusnya aku gak pake headset! Harusnya pot itu kena aku, aku yang pantas kena pot itu.."
"Heh.. hush kok gitu sih. Jeni kalau itu aku, aku bakal ngelakuin hal sama.."
Jeni menggeleng keras. Siapapun itu harusnya tidak melakukan hal seperti itu.
Alisha tidak perlu bergerak melindunginya agar Sabian juga tidak perlu menggunakan tubuhnya untuk melindungi Alisha.