57.1 Lepaskanlah

661 86 12
                                    

Haloo saya mau cingcong dulu ya..

Jadi ada sedikit penjelasan, khusus bab 57 akan ada dua bagian karena banyak penjelasan. Kenapa harus di buat dua bagian? Karena per bab itu punya alur utama yang harus diselesaikan di bab itu juga. Nah karena kepanjangan akhirnya saya perpanjang sekalian supaya tidak berbelit belit dan kalian bacanya enggak bosen, bagian dua akan di up secepatnya..

Thanku🙆


Thanku🙆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●○●

«57.1»

"Lepaskanlah"

●○●

※※※

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※※※

Langit langit kamar terasa lebih menarik atensi Sabian daripada sosok yang sibuk menatapnya sembari sesekali bergumam maaf padanya itu. Saat ini ia tidak tahu bagaimana perasaannya, hanya saja ada luka yang sudah terlanjur tidak utuh lagi didalam sana dan ia rasa kata 'maaf' tidak cukup untuk mengobatinya, maka pemuda itu memilih bungkam dan abai.

Hari sudah berganti, matahari sudah meninggi. Sejak saat ia terbangun dengan rasa sakit yang sangat menyiksa nya dari segala sisi tubuh kira kira ia sudah tidur bangun tidur bangun dan terus seperti itu lebih dari lima kali sejak kemarin. Tapi sampai titik ia membuka mata pagi tadi dan disambut sinar hangat mentari yang masih menyembul malu malu, Sabian tidak mendapati mama atau papa disampingnya.

Hanya Bunda Restu dan ayah Bagas, kemarin Aldebaran dan Radhitya dan bahkan geng kakak kakak squad ambyar minus Rangga yang hanya melihatnya dari sambungan video call karena lelaki itu di Jakarta dan baru akan pulang dari sana hari ini. Tapi itu masih jauh lebih baik dibanding sosok yang mengais maaf disampingnya ini.

Sekitar setengah jam setelah ia sarapan, disuap bunda Restu karena dokter melarangnya melakukan pergerakan dulu untuk lengan kanannya. Saat itulah muncul sosok sang ayah, lelaki itu datang dengan baju kusut dan raut khawatir. Sabian lebih kecewa lagi karena katanya sang ayah hanya sedang di Kepanjen mengurus proyek.

{✔️Complete} Boy With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang