Hari ini di rumah si kembar tiga terlihat sibuk sejak pagi tadi.
Hari dimana Tarina dan Kenan akan melangsungkan pertunangan.
Teresa, Tarina dan bundanya sedang sibuk ber-rias di kamar bundanya.
"Re, gue pinjem sepatu lo yang warna peach kaya gini, kayanya lo punya kan?" Tarina menunjuk warna motif di baju nya.
"Lah, kan tante Celine udah siapin baju sekalian sama sepatu nya Ri." sahut Teresa yang menghentikan kegiatan beriasnya.
"Kegedean Re, gue pinjem punya lo aja." ucap Tarina yang dirias oleh bundanya.
"Bukannya kemaren Tari bilang sudah pas sayang?" tanya bundanya.
"Kemaren Tari pake kaus kaki bun, tadi Tari coba lagi tapi kedodoran, pinjem punya Tere aja." jelaskan Tarina.
"Duh Ri, gue lupa taro itu sepatu dimana-"
"Please lah Re, cariin buat gue." mohon Tarina.
"Yaudah iya, tunggu, gue cari di kamar." kemudian Teresa beranjak pergi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Begitu Teresa keluar dari kamar bundanya, dan menyisakan Tari bersama Wina.
"Bunda," panggil Tarina.
"Iya sayang?" sahut bundanya masih sibuk merias wajah Tari.
"Kalo cuma biar Tari bisa ngejauhin Gior waktu itu kayanya gak masuk akal, aku cuma pengen tau aja, kenapa harus aku yang di jodoh-jodohin?" tutur Tari menghentikan kegiatan bundanya merias.
"Kenapa harus aku yang tunangan? Kenapa gak Tere yang udah pacaran dari lama sama Adevin?"
"Kenapa gak Taraga yang anak cowok, yang tunangan duluan?"
Wina tertegun mendegar cercaan pertanyaan dari keponakannya yang sudah ia rawat sejak kecil, bak putri kandungnya sendiri.
"Aku bukan gak terima bun, aku cuma pengen tau, Tarina punya hak kan?" Tarina memegang pergelangan bundanya yang hendak melanjutkan merias wajahnya.
"Ini yang terbaik sayang." ucap bundanya.
"Terbaik, terbaik, terbaik. Itu yang selalu bunda sama papa bilang, bukan itu yang Tari tanyain bunda!" Tarina menatap nanar bundanya.
"Karena bisnis??! Kolot bunda, apa segitu doang arti Tari buat keluarga ini?" hampir saja Tarina berteriak pada bundanya.
Tapi Wina lebih dulu memeluknya.
"Tari gak boleh ngomong kaya gitu, kamu, Tara, dan Tere sangat berarti buat bunda sama papa, kalian lebih penting atas apapun-"
"Tapi kenapa bunda gak ngomong alasan sebenernya Tari dijodohin? Gak adil buat aku bun."
"Sayang, papa kamu pernah bilang, beliau ingin anak-anaknya bisa bersama orang yang bisa menjaga kalian." Abraham tiba-tiba memasuki kamar.
"Kita sama-sama tau, keluarga Adijaya sudah bersahabat lama dengan papa kamu, jadi gak heran kalo mendiang papa kamu memiliki kepercayaan lebih pada keuarga Adijaya." tutur Abraham.
"Kenapa harus Tari?" potong Tarina.
"Papa Abam ngerti, mungkin sulit buat Tari nerima-"
"Bukan masalah sulit nya pa, Tari cuma mau tau alasannya." penggal Tarina lagi.
Abraham mengangguk-angguk mengerti, "Papa sama bunda minta maaf, tapi sebelum mendiang orang tua kamu meninggal, mereka memang sudah sepakat dengan perjodohan ini."
"Belum ada penentuan siapa, tapi melihat situasi sekarang, kesepakatan itu lebih mengarah pada kamu, Kenan menyukai Tari sejak dulu, dan Teresa ada Adevin." jelaskan papanya.
"Oke, tapi apa memang harus secepat ini perjanjiannya?" tanya Tari lagi.
"Yang mengetahui kesepakatan itu keluarga Adijaya dan mendiang orang tua kamu, Om Tio bilang semakin cepat semakin baik untuk kalian." jawab papanya.
"Sebentar lagi kalian akan masuk universitas, akan makin banyak hal-hal yang terjadi, Om Tio mau menepati janjinya, beliau mau Kenan lebih cepat dan resmi untuk menjaga kamu sayang."
"Hmm, cukup sulit buat nerima penjelasannya, Tarina cuma ngerasa agak gak adil aja, tapi kalo mungkin ini bikin mama sama papa lebih tenang di alam sana, Tari ngikut aja." Tarina menunduk.
Wina mengusap bahu Tari kemudian memeluknya sekilas.
"Bunda percaya sama Kenan, dia anak baik, Tari gak perlu susah payah mencari pacar yang baik, karena Tuhan sudah kasih Kenan lewat perjodohan ini." bisik bundanya.
"Ri yang ini ya, gak ketemu yang satunya...." Teresa masuk dan melihat ketegangan yang terjadi di ruangan itu.
"Gue taro sini ya, mau makan dulu." setelah meletakkan sepasang high heels di dekat pintu, Teresa segera kembali keluar dan tak lupa menutup pintu.
"Aku gak pernah bilang Kenan gak baik bun, aku cuma mau tau alasannya, aku gak pernah nanya karena aku berusaha ngehargai usaha Kenan selama ini." jawab Tarina yang akhirnya meluruhkan air matanya.
***
Huhuwww
Aku kembali🧡
Selamat hari minggu, dengkiu buat 600 readers nya dalam 12 hari🤟🤟🎉🎊12/01/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIPELTI : Welcome Home [END] ✅
Teen Fiction{Season 2 dari cerita My Twins~3T} Dipersatukan kembali, bukanlah akhir kisah mereka. Welcome Home. » Taraga Abigael » Teresa Abiriel » Tarina Abiel Saran aja, baca dulu My Twins ~ 3T nya yak🤭 Start. : 1 Januari 2020 Finish : 16 Mei 2020 {My 5th w...